Bersama Bapak #1: Prolog Sepanjang Masa

Sandi Iswahyudi

Aku ingin menulis tentangmu

Aku ingin mengenang tentangmu

Aku ingin mengabadikan tentangmu

Sebab tak banyak hal yang mampu aku rekam.

Tak banyak hal yang mampu aku mengerti tentangmu dengan cepat.

Tingkah lakumu waktu aku masih kecil, baru aku mengerti ketika aku menginjak umur 20-an.

Maka menulis adalah caraku untuk mengerti akanmu. Memahami dan mengambil contoh baik

Karena esok aku juga akan menjadi sepertimu pak. Membina dan membangun keluarga.

Aku sadar, kau tak sempurna. Itu artinya dibalik hal buruk, banyak hal baik yang membuat aku, adik, dan ibu menyayangimu.

Ketidak sempurnaan itu yang membuat aku mengerti bagaimana ke depan aku akan menjadi pemimpin keluarga.

Sekarang umurku sudah menginjak ke 24 tahun. Tak lama lagi, aku akan menyandang gelar terhormat sepertimu pak.

Maka izinkanlah aku untuk merekam dan mengenangmu lewat tulisan ini. Siapa tahu tulisan ini nantinya, akan menjadi spirit untukku menjadi ayah hebat dan luar biasa sepertimu, bahkan lebih baik lagi.

Siapa tahu juga, ada ribuan calon bapak di luar sana, yang terinspirasi dari tulisan sederhana ini. Harapanku sederhana, semoga esok tulisan-tulisan ini bisa dibaca olehmu, keluargaku, istriku, hingga anak-anakku.

Izinkanlah aku menulismu. Nantinya tiap waktu aku akan merekam apa yang kamu katakan dan lakukan, setelah itu aku akan menuliskannya.

Semoga ini juga menjadi amal baikmu kelak. Terima kasih bapak. Salam sayang dariku, anakmu yang terus belajar untuk menjadi lebih baik.


O ya buat ibu, ini bukan berarti aku tak sayang akanmu. Karena tak menulis tentangmu seperti aku menulis bapak. Hanya saja, sekarang aku masih belum mampu menerjemahkan dengan indah, detail, dan deskriptif tentang kasih sayangmu padaku selama ini.

Maka aku menyimpan dan mengenangnya dalam hati. Aku tak ingin ketika aku menulis, ada kesalahan kata/makna yang tidak sesuai dengan kasihmu padaku. Karena kasihmu padaku dan keluarga begitu luar biasa. Tak mampu aku menulisnya.

Terima kasih ibu. Terima kasih bapak.

Baca juga:

Sandi Iswahyudi

Senang menulis sisi positif kehidupan dan berbagi catatan digital marketing. Memiliki usaha salah satunya jual Alquran grosir

5 pemikiran pada “Bersama Bapak #1: Prolog Sepanjang Masa”

  1. tulisannya menyentuh hati, jadi kangen alm ayah ibu.. saya berumah tangga dan punya anak tanpa ada sosok mereka.. juga pengen bilang, ayah ibu sekarang saya sdh jd orangtua

    Balas
    • makasih mbak. Yuk ditulis mbak. pasti banyak kenangan tentang mereka berdua yang nantinya bisa menjadi contoh buat kita/anak-anak kita

      Balas

Tinggalkan komentar

Open chat
Halo

Ada yang bisa dibantu?