(+Video) How To Master Your Habits: Di Buku Inilah, Kunci Tokoh-Tokoh Hebat Sepanjang Sejarah Saya Temukan — “Maka tidak perlu heran, mengapa yang lain bisa sukses, namun tidak pada kita. Tidak perlu aneh mengapa yang lain beruntung, dan kita tidak. Pernahkah kita berpikir, jangan-jangan kita yang mendisain semua itu, yang paling bertanggung jawab atas hal itu. Mereka pasti melatih habits yang tidak kita latih (hal 96).”
Mari sejenak berhenti dan melihat diri ini pada posisi mana. Apakah termasuk orang yang berhasil atau gagal? Hanya kita sendiri yang mampu menilainya.
Anda pernah mendengar kisah-kisah orang-orang terdahulu?
Seperti kisah Imam Syafi’i, seorang pendiri mazhab Syafi’i, yang sudah hafal Al-Quran ketika umurnya belum genap tujuh tahun. Bahkan ketika berusia 12 tahun, telah menghafalkan keseluruhan kitab Al-Muwaththa’ karya Imam Malik.
Hafalan beliau tentang nasab dan sejarah Arab pun menyamai Ibnu Hisyam. Beliau seorang sejarawan Muslim yang kemampuannya di atas rata-rata. Belum lagi hafalan syair-syair Arab yang beliau kuasai (hal 1).
Ath Thabari, seorang sejarawan yang juga sangat ahli pada bidangnya. Beliau dicatat selalu menulis 40 lembar setiap hari dalam 40 tahun hidupnya. Selain sejarawan, beliau juga seorang pemikir, sekaligus ahli tafsir. Karyanya Tarikh Ar-Rasul wa Al-Mulk diterjemahkan dalam bahasa Inggris dalam 40 jilid, dan Tafsir Ath-Thabari sampai sekarang juga termasuk jajaran kitab favorit pembelajar ilmu Al-Quran (hal 2).
Kemudian Abdurrahman bin Auf, pernah menyumbangkan separuh hartanya ditambah 40.000 dinar, 500 kuda, dan 500 unta dalam satu waktu, dan menyumbangkan 50.000 dinar di jalan Allah ketika meninggal, dan banyak lagi yang beliau sumbangkan ketika masih hidup (hal 3).
Membaca cuplikan tiga kisah di atas, apa yang Anda pikirkan?
Takjub, terkesan, luar biasa atau yang lainnya?
Lalu apakah menurut Anda kita bisa seperti mereka?
Ada yang jawab dengan optimis, bisa. Ada juga yang pesimis, tidak bisa. Jika bisa bagaimana cara kita meraihnya? Tentu sepertinya ini yang menjadi pertanyaan kita semua.
Saya dahulu juga jawabnya bisa, tapi tidak tahu caranya. Sekarang saya sudah mengetahui caranya. Ini kuncinya …
How To Master Your Habits
Kemarin Selasa (27/9), saya menemukan jawabannya dari buku bersampul dominan putih, dengan gambar pohon ditengahnya karya seorang dai, Felix Y. Siauw.
Saya mendapatkan saat membeli buku di Togamas Malang, dengan harga Rp 30.000-an. Buku ini membuka pemahaman saya selama ini. Bahwa kita bisa seperti Einstein, Thomas Alfa Edison, Imam Syafi’i, Abdurrahman bin Auf, Ath Thabari, atau orang sukses lainnya.
Di sini penulis, bukan hanya memaparkan saja. Tapi juga memberikan caranya langsung.
Membaca buku ini, sama seperti menampar diri sendiri. Tanpa sadar, kebiasaan yang selama ini dilakukan, berpengaruh pada kita sekarang dan esok.
Tentang habits yang luar biasa
Habits atau kebiasaan ternyata salah satu anugerah dari Allah kepada kita. Sadar/tidak, habits inilah yang lebih banyak berperan dalam keseharian kita.
Seperti jika kita terbiasa untuk bangun pagi. Kita akan bangun tiap paginya walau tanpa alarm. Jika mulut kita terbiasa berkata buruk, kita akan mudah mengatakannya dan sulit untuk berucap kebaikan.
BACA JUGA: Diary Ramadan #2: Tamparan Prof. Dr. Hamka di Kala Berbuka Puasa
Maka penulis pun seperti menonjok saya. Jika kita sekarang dalam kegagalan, itu artinya bukan kebetulan atau kesengajaan. Tapi itu kita sendiri yang menginginkannya.
Apakah Anda menginginkan kegagalan atau keberhasilan? Jangan jawab! Lihatlah kebiasaan Anda selama ini.
Membuat habits baru tidaklah mudah. Apalagi mengganti habits lama yang buruk diganti habits baru yang baik. Itu malah butuh energi, komitmen, dan konsistensi kuat. Tapi jika kita tidak berubah, kita akan menyesal untuk selama-lamanya.
Sebab hidup ini tidak hanya sampai umur 63-100 tahun saja. Tapi untuk selama-lamanya, ketika kita di akhirat kelak.
Mengapa orang merokok, sulit untuk berhenti merokok? Karena mereka sudah terbiasa dan sulit lepas dari itu. Hanya orang dengan komitmen, dorongan, dan motivasi tinggi yang bisa lepas dari rokok.
Ust. Felix menjelaskan, untuk membuat habits baru butuh waktu, komitmen, dan konsistensi yang besar.
Bila suatu aktivitas dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan dalam 30 hari. Maka habits baru telah terbentuk, hanya saja masih rapuh dan keinginan untuk kembali pada habits lama lebih besar daripada melanjutkan habits baru.
Kedua terletak pada 3×30 hari, di mana habits baru yang dibentuk akan lebih kuat, dan keinginan untuk melanjutkan habits baru akan sama kuatnya sebagaimana kita ingin kembali pada habits yang lama.
Ketiga 10×30 hari atau satu tahun, insyaallah habits yang kita bentuk telah solid dan menjadi program hampir permanen, otomatis terjadi pada diri kita seperti gerak refleks (hal 84).
Contohnya, saat kita terbiasa shalat tepat waktu. Maka ketika suatu saat kita terlambat. Pasti ada rasa tidak nyaman dalam hati. Hati dan pikiran tidak tenang dan rasa penyesalan menghampiri. Itu artinya shalat telah menjadi kebiasaan pada diri kita.
Dan tubuh, mengingatkan pada kita, bahwa hal itu salah. Hari berikutnya, kita pasti tidak akan mengulangi kesalahan tersebut.
Anda pernah merasakan hal seperti di atas? Jika pernah, berarti sesuatu itu telah menjadi kebiasaan Anda.
Lama untuk membentuk habits. Tapi ketika habits sudah terbentuk. Kita akan dimudahkan olehnya. Tinggal sekarang pilihannya, pilih habits buruk/baik?
Konsep dasar habits
Konsep dasar habits, adalah kita praktik sesuatu (dimotivasi/terpaksa), kemudian mengulanginya lagi, hingga menjadi habits.
Sederhana sekali, tapi, mungkin selama ini dari kita tidak sadar, bahwa tindakan yang dilakukan selama ini menjadi kebiasaan. Tanpa kita inginkan, tanpa kita paksa, mengalir begitu saja.
Misal maaf, ada dari Anda beranggapan lebih mudah membentuk habits buruk daripada baik. Itu biasanya, karena mindset Anda telah salah. Anda berada di lingkungan yang tidak tepat. Sehingga Anda berpikiran seperti itu.
BACA JUGA: Menikmati 2 Sisi Indonesia dari Kereta Api dan Bus
Jika Anda amati, anak yang berada di lingkungan penghafal Al-Quran, dia satu bulan saja akan hafal beberapa surat. Sekali lagi itu karena habits.
Cara membentuk habits
Sampai di sini, apakah Anda tertarik untuk menerapkan habits positif? Jika iya, maka tulisan berikut tentang langkah-langkah membentuknya perlu untuk Anda baca dan terapkan.
Berikut tiga langkah membentuk habits yang dijelaskan oleh ust. Felix dari halaman 97-101.
Pertama, mulai dari yang kecil
Mulailah habits dengan hal-hal yang kecil dahulu. Target yang terlalu tinggi, biasanya hanya akan menghasilkan kegagalan dan keputusasaan.
Sedangkan hal-hal yang kecil akan menghasilkan optimisme dan keyakinan. Seperti peribahasa, sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.
Maka awalilah dari yang kecil. Misalnya setiap selesai shalat subuh/mau tidur, membaca buku selama 10 menit.
Jika kebiasan itu Anda lakukan dengan konsisten. Pasti Anda akan membaca lebih dari target, dan tiap hari akan semakin meningkat persentasenya. Sebab Anda telah merasakan nikmat dan manfaatnya.
Kedua, temukan tempat habits
Untuk melatih habits baru, kita harus menyisipkannya pada habits yang sudah jadi. Kuncinya pada kata ‘setelah.’
Misalnya, saya akan membaca buku setelah shalat subuh. Atau saya akan membaca setelah mandi saat sore hari.
Menyisipkan kata setelah membuat habits terotomatisasi oleh waktu sebagai pemicunya.
Ketiga, berlatihlah terus
Pada awalnya, mungkin kita akan sering kali lupa untuk melaksanakan habits baru. Maka buatlah pengingat di mana-mana. Di sudut-sudut yang sering kita lewati. Misal pintu kamar tidur, pintu rumah, atau pintu kamar mandi.
Atau bisa pula meminta teman untuk selalu mengingatkan tentang habits yang akan kita latih. Dan ingat lakukanlah setiap hari.
Anda seperti apa besok. Tergantung apa yang Anda kerjakan hari ini. ika Anda ingin sukses, maka mulai lakukan kebiasaan orang-orang sukses.
O ya, saya juga berikan video rekaman saat beliau mengisi materi tentang habits, supaya pemahaman kita bersama lebih paham dan mengerti. Silakan di download dan ditonton, di bawah ini:
Sumber: Al-Ikhlas LA
Semoga sedikit ulasan tentang buku How To Master Your Habits, bermanfaat untuk Anda. Sebarkan jika tulisan ini bermanfaat. Semoga bisa menjadi amal jariyah kita semua. Aamiin.
Buku penyemangat yang layak baca 🙂
iya mas. yuk dibaca dan kita praktikkan
wah jadi pengen punya bukunya
Yuk langsung dibeli gan…
Menarik sekali isinya.. Saya juga pernah ngebaca buku tentang mengubah kebiasaan/habbit ini. Bahwa habbit bisa kita ubah dengan merutinkan aktifitas setiap hari sampai 40hari. Tapi akan kembali lg ke habbit lama kalau komitmennya nggak kuat. Mungkin buku fellix siauw ini bisa menambah mempertajam pemahaman tentang habbit ini.
sip betul. buku ini bisa pertajam tentang habits. dan semoga kita mudah tuk melaksanakan habits baik
Aku baru tau istilah habits ini ._. pernah dengernya sih hobits yang di lord of the rings. eng…
Ya, kayakny aku kalau punya bukunya bakal berasa digampar :’ ngebentuk habits baik itu agak susah emang.
Tapi, aaah, penasaran sama bukunya :’
yah, itu film yang hobits 🙂 . ayo beli kagak nyesel dan kecewa. Harga murah, tapi isinya berkualitas. apalagi kalau diaplikasikan isinya
bener banget mas, baca buku beginian seakan akan menampar diri sendiri, kita harus seperti mereka dan tak boleh kalah..karena pada hakikatnya manusia diciptakan punya kemampuan sama :), cuma habit saja yang akhirnya membentuk karakter..
sip mas. yu ita hajar hehe.. Maksudnya kita mulai biasakan dengan kebaikan. Pasti bisa mas