Salah satu kenikmatan menunggu, adalah memetik hasil manis dari yang ditunggu. Rasanya itu… hem, Anda pasti juga sudah pernah merasakannya.
Malam itu (Senin, 4/4/2016), penantianku terjawab sudah, sebuah email di Forum Indonesia Muda (FIM) telah masuk. Saya baca subjeknya, “Selamat untuk Anda.” Kemudian saya klik email tersebut dan saya baca pada paragraf pertama, isinya menjawab rasa rinduku selama ini.
…..
Berikut sedikit cuplikan paragraf pertamanya:
Selamat untuk Anda!
Halo, Sandi Iswahyudi.
Terima kasih atas partisipasi Anda dalam mengikuti proses pendaftaran Pelatihan Bukalapak Forum Indonesia Muda.
Menyeleksi dari 9800 calon peserta membuat tim seleksi benar-benar harus bekerja ekstra untuk menentukan calon pemimpin bangsa yang ingin mengembangkan dirinya melalui pelatihan BLFIM ini.
Kami ucapkan SELAMAT karena Anda terpilih menjadi peserta Pelatihan Bukalapak Forum Indonesia Muda!
…..
Itulah sedikit cuplikan email dari FIM. Alhamdulillah, saya begitu bersyukur dan senang mendapatkan kabar itu.
Penantian selama tiga tahun terbayar. Seperti yang sudah saya jelaskan disurat sebelumnya. Saya telah tiga kali daftar FIM tiap tahunnya tapi gagal.
Sebenarnya pada tahun ini, saya tidak begitu tertarik untuk mendaftar FIM. Namun perasaan itu musnah ketika mendapat pesan dari Ummul di grup WA Booklicious Malang. Inti pesannya, FIM akan mengadakan acara cangkrukan pada hari Sabtu. Acara tersebut akan menjelaskan tentang FIM lebih jauh, serta ada seputar tips-tips daftar.
Saya pun akhirnya daftar dan menghadiri acara tersebut. Alasannya saya ingin tahu lebih jauh, dan siapa tahu dari acara tersebut saya dapatkan sesuatu yang membuat saya harus mencoba daftar kembali.
Selesai mengikuti acara tersebut, hasrat saya memuncak. “Saya akan daftar untuk keempat kalinya, dan akan saya maksimalkan,” ucap saya dalam hati.
Akhirnya saya melakukan beberapa langkah supaya bisa masuk FIM. Pertama saya menulis surat pertama untuk FIM. Di surat ini saya menyebutkan beberapa kegagalan yang pernah saya alami, kemudian saya bangkit.
Salah satu inti dari surat ini, saya ingin menguatkan langkah untuk daftar di FIM. Saya juga ingin memberi tahu pada orang-orang FIM/pembaca lainnya bahwa saya sering mengalami kegagalan dan mau bangkit.
Kedua, setelah saya masuk tahap kedua, yaitu seleksi wawancara. Saya membuat surat kedua. Isinya tentang keunggulan dan daya tawar jika saya masuk FIM. Saya lakukan ini, karena dalam proses wawancara nantinya pasti saya tidak akan mampu menjelaskan banyak hal terkait pertanyaan dari pewawancara seperti, “Apa keunggulan kamu sehingga FIM harus menerimamu? Atau apa yang bisa kamu berikan untuk FIM?”
Alhamdulillah dengan membuat surat kedua, proses wawancara kemarin sukses. Saya bisa menjawab banyak pertanyaan dari pemateri dengan bukti riil. Jadi beberapa kali menjawab pertanyaan, saya memberikan link tulisan ke pewawancara.
Ketiga, dua kali kegiatan FIM regional Malang saya maksimalkan. Yaitu dengan men-tweet acara mereka dan mention ke akun twitter FIM pusat dan regional Malang. Serta pada kegiatan kedua dengan tema budaya saya juga membuat liputannya. Alhamdulillah di dua kegiatan tersebut saya juara satu semua.
Cara seperti ini tentu menambah daya tawar saya di FIM.
Keempat, selain cara jasmani. Saya juga menyeimbangkannya dengan rohani. Saya berdoa pada-Nya agar diberikan yang terbaik. Serta beberapa kali ketemu teman, saya juga cerita tentang keinginan untuk menjadi bagian dari keluarga FIM tahun ini.
Alhamdulillah setidaknya dengan empat langkah ini, saya bisa lolos di FIM 18.
Jadi terima kasih buat dukungan dan doa teman-teman semua. Baik pada mas Ivan, Ummul, teman-teman FIM, pembaca blog dan lain-lainnya. Serta rasa syukur atas kesempatan yang diberikan oleh-Nya.
Bismillah, saya akan maksimalkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Semoga nikmat ini tidak membuat saya sombong, melainkan membuat saya lebih giat untuk belajar dan berbagi.
Dari perjalanan penantian selama tiga tahun ini, ada beberapa hikmah yang saya dapatkan. Semoga ini juga memberi manfaat pada Anda.
3 Hikmah yang saya dapatkan dari FIM
Pertama tentang memaksimalkan usaha yang disertai dengan doa pada-Nya. Cara seperti ini akan membuat kita tenang dengan segala hasil yang akan di dapat. Karena kita telah memaksimalkannya.
Kedua berbagi mimpi pada yang lain. Ketika kita memiliki mimpi, jangan malu untuk diketahui orang. Kasih tahu orang-orang terdekat kita, dan alasan kenapa ingin meraih mimpi itu. Cara seperti ini membuat mimpi kita banyak yang tahu dan mendoakan.
Ketiga memantaskan diri. Saya menyadari, jika pada tiga tahun sebelumnya lolos FIM. Mungkin saya tak akan memaksimalkan kesempatan itu. Karena saya masih belum tahu tentang diri, dan tanggung jawab sosial apa yang saya lakukan jika lolos. Maka proses menikmati kegagalan dan memantaskan diri, adalah cara untuk mengenal diri dan memaksimalkan kesempatan.
Makanya beberapa kali bertemu orang-orang sukses, mereka selalu bilang, pantaskanlah dirimu sesuai dengan mimpi yang kamu kejar
Itulah setidaknya tiga hikmah yang saya dapatkan dari proses menjadi keluarga FIM.
Hikmah lain, saya akan terus menulis. Menulis bukan hanya soal eksis dan materi semata. Namun tentang berbagi, proses belajar dan mengenal diri sendiri, serta mengabadikan ilmu.
Seperti kata Pramoedya Ananta Toer, menulis adalah bekerja untuk keabadian.
Terima kasih FIM ini surat ketiga saya untukmu. Semoga ke depan aku tak akan bosan untuk mengirimi surat untukmu.
Salam rindu.