Warung Khas Batu: Di antara Panorama Gunung dan 3 Wisata Favorit Wisatawan

Sandi Iswahyudi

warung khas batu sandi iswahyudi
Sumber gambar thebatuvillas.com

Warung Khas Batu: Di antara Panorama Gunung dan 3 Wisata Favorit Wisatawan — Kota Wisata Batu, Jawa Timur dikenal akan keindahan alam, udara segar, wisata buatan yang terkenal hingga kulinernya yang nikmat.

Terkait kuliner, cukup banyak warung/restoran di Kota Batu yang menghadirkan pemandangan yang indah. Salah satunya warung-warung di daerah kawasan Wisata Payung yang terletak di wilayah Songgoriti.

Jika Anda dari Jombang/Kediri ke Batu-Malang Anda akan melihatnya di sisi kiri Anda. Sebaliknya jika Anda dari Kota Batu, maka warung tersebut di sisi kanan.

Di sini Anda bisa menikmati pemandangan Gunung Banyak, Kota Batu, dan Malang. Apalagi ketika malam menjelang, suasana di sini romantis, udara segar, dengan hamparan gemerlap lampu.

Selain di daerah Payung, ada juga warung makan yang pemandangannya romantis dengan udara yang segar.

Kemudian dekat dengan wisata terkenal di Kota Batu, serta dekat dengan hotel. Tempat itu adalah Warung Khas Batu beralamat di Jl. Sultan Agung 29 satu lokasi dengan penginapan The Batu Villas & Lounge.

Warung Khas Batu dekat dengan wisata favorit wisatawan

Sesuai namanya, warung ini menyediakan makanan khas Batu, seperti jus apel, jagung, pisang bakar, steak, dan sate kelinci, serta menu lainnya. Lokasinya berada di antara Meseum Angkut, Jawa Timur Park 1, dan Meseum Tubuh.

Selain itu dekat dengan Taman Hutan Kota dan Alun-alun Kota Batu (± waktu tempuh 30 menit).

Jarak tempuh saya dari warung ke Museum Angkut (250 meter) 5 menit, sedangkan ke Museum Tubuh dan Jawa Timur Park 1 10 menit.

Malam romantis, pagi-sore sejuk dengan pemandangan yang indah

Warung khas Batu buka mulai pukul 6.00 s/d 21.00 WIB. Lokasinya ada di dalam dan di luar ruangan. Saat saya kemarin menginap di The Batu Villas & Lounge, melihat ada konsumen yang menikmati makanan di dalam dan di luar ruangan.

Apalagi saat malam hari suasananya romantis. Kalau di luar ruangan, Anda akan merasakan langsung udara dingin Kota Batu dan serasa dekat dengan alam sekitar. Serta Anda bisa puas menikmati gemerlap lampu-lampu di kaki Gunung Arjuna.

Ditambah dengan lilin-lilin yang disediakan ditiap meja, sebagai pencahayaan dan pemerkuat suasana yang romantis.

Saya melihatnya sekilas, hem romantis juga ya. Cocok dijadikan tempat nongkrong baik bersama teman, rekan kerja, hingga kekasih.

Menu yang disediakan khas Batu

Sesuai namanya, warung ini menyediakan beberapa kuliner khas Kota Batu. Seperti jus apel, steak, dan sate kelinci.

Selain itu bagi Anda penyuka nasi goreng, Anda bisa memilih beberapa varian nasi goreng, seperti nasi goreng iwak asin, nasi goreng alien, nasi goreng ruwet, dan nasi goreng boros. Harga terendah untuk nasi goreng di sini Rp 9.500,-.

Pesan 1: nasi goreng iwak asin dan jus apel

Saya orang yang suka nasi goreng dan bisa membuat sendiri di rumah. Biasanya favorit saya nasi goreng dengan telor ceplok, rajangan sayur, serta ditambah acar timun dengan rasa yang pedas.

Makanya kemarin saya mencoba nasi gorengnya. Awalnya pilihan saya jatuh pada nasi goreng empok khas Batu. Karena saya suka nasi empok dan saya ingin merasakan sensasi yang berbeda ketika digoreng.

Sayangnya saat itu nasi goreng empok sedang habis. Jadinya, saya pesan lagi nasi goreng iwak (ikan) asin.

Ikan asin salah satu menu kesukaan saya, apalagi jika ditemani dengan sambal tomat dan nasi jagung. Hem… mantap :).

Awalnya saya pikir iwak asinnya kelihatan. Ternyata dugaan saya salah, iwak asinnya diirisi kecil-kecil sampai saya tidak melihat. Mungkin juga si iwak asin tersamarkan dengan nasi goreng yang berwarna hitam (akibat diberi kecap).

Rasanya tidak terlalu asin, namun pas dan khas iwak asin terasa. Nasi goreng ini berisi selada hijau, satu irisan tomat dan timun, rajangan wortel, irisan bawang merah, serta lima buah cabai rawit hijau.

Rasa nasi gorengnya enak, cocok dipadukan dengan sayuran dan cabainya. Saya menyukainya. Sesekali untuk melegakan tenggorokan saya minum beberapa sedot jus apel.

Jus apelnya segar, manisnya cukup dan cocok di minum saat cuaca panas. Apalagi apel kaya akan antioksidan, zat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Pesan 2: sate kelinci

“Mbak menu favorit di sini apa lagi? Sate kelinci mas. Ok mbak saya pesan satu porsi.” Itulah percakapan saya dengan mbak pelayan yang mengantarkan minuman jus apel.

Kalau sate kambing dan ayam saya sudah pernah mencobanya, namun kalau kelinci saya baru pertama kali.

Sate kelinci memiliki serat yang lebih halus. Rasa daging agak kenyal dibanding daging ayam yang terasa lebih empuk. Sehingga saya mengunyahnya cukup lama. Satu porsi sate kelinci berisi 10 tusuk sate.

Saya memakan sate kelinci dengan tiga cara: Pertama, sate langsung saya gigit dari tusuknya langsung, kemudian saya kunyah.

Kedua, sate saya keluarkan dengan garbu dan cocol dengan sambal. Hem… bagi yang suka sama pedas cara ini wajib untuk dicoba.

Ketiga, terakhir, sate saya cocol di sambal, kemudian saya gabungkan dengan bawang merah, setelah itu baru saya kunyah.

Dari ketiga cara di atas saya menyukai ketiga-tiganya. Anda saya rekomendasikan untuk mencoba ketiga cara di atas. Anda akan merasakan sensasi yang berbeda dan itu akan menaikkan nafsu makan Anda.

Rekomandasi tempat duduk untuk mengalirkan inspirasi

Setelah saya amati, Warung Khas Batu mempunyai tiga posisi tempat duduk yang menawarkan suasana berbeda.

Pertama tempat duduk yang dekat dengan kolam ikan. Kedua tempat duduk di dalam ruangan namun dekat dengan cendela. Sehingga Anda bisa leluasa melihat pemandangan luar dibalik cendela.

Ketiga di luar ruangan. Anda secara langsung akan merasakan dinginnya udara Kota Batu dan bisa menikmati lingkungan sekitar.

Dari ketiga tempat itu, saya menyukai tempat kedua dan ketiga.

Terus kalau makan di sini jangan buru-buru untuk balik pulang, nikmati makanannya dan rasakan inspirasi yang mengalir. Setelah itu catat deh!

Suka suasana pagi-sore atau malam hari?

Anda lebih menyukai suasana pagi-sore atau malam hari? Kalau pagi-sore, Anda bisa melihat aktivitas warga, pegunungan, dan tumbuhan yang menyejukkan mata.

Setelah berwisata Anda juga bisa mampir ke sini, sekadar bersantai atau melepas lelah. Jikalau malam, udaranya dingin, namun suasananya romantis.

Saya sarankan jika Anda belum terbiasa dengan dingin Kota Batu pakailah jaket untuk menghangatkan tubuh.

Alhasil jika Anda berkunjung ke Museum Angkut, Museum Tubuh atau Jawa Timur Park 1 tidak ada salahnya mampir ke sini untuk merasakan kuliner khas Kota Batu.

Atau jika ingin merasakan suasana gemerlap lampu malam yang romantis seperti di Payung Anda bisa juga ke sini.

Warung Khas Batu

Jl. Sultan Agung 29, Batu, Jawa Timur
Www.thebatuvillas.com

Baca juga:

Sandi Iswahyudi

Senang menulis sisi positif kehidupan dan berbagi catatan digital marketing. Memiliki usaha salah satunya jual Alquran grosir

Tags

11 pemikiran pada “Warung Khas Batu: Di antara Panorama Gunung dan 3 Wisata Favorit Wisatawan”

  1. Dari sekian makanan yang mas sandi tulis saya sangat suka nasi gorengnya.bisa ngebayangin..itu paje iwak asin, apalagi dikasih teri nasi.kesukaan saya banget..

    Balas
  2. Dua kali aku ke Malang, tapi lokasi kunjungan sama. Tetap kangen dan pengen ke sana untuk menikmati curug dan pantainya 🙂

    Balas

Tinggalkan komentar

Open chat
Halo

Ada yang bisa dibantu?