Malam minggu biasanya sama anak muda diidentikkan dengan malamnya cinta, rindu, galau, dan sebangsanya, hehe. Iya gak?
Malam ini (20/11) saya merasakan itu, dan sepertinya bukan saya saja. Lebih pasnya kami merasakan rasa rindu, cinta, dan sejenisnya hehe.
Rasa bukan untuk dua sejoli. Tapi pada saudara seiman, sepergerakan, sevisi, dan Insya Allah setujuan untuk dapatkan ridho-Nya, aamiin.
Kami malam mingguan di Warung Kapal yang terletak di daerah Songgoriti Kota Batu, bersama tim Yayasan GSKB.
Yayasan yang awalnya adalah sebuah komunitas, kemudian karena komitmen dan mimpi yang besar serta visioner. Kami bertransformasi ke yayasan, alhamdulillah.
Semoga Allah selalu menjaga dan menguatkan kami di persaudaraan ini. Persaudaraan karena mengharap ridho-Nya, dan esok dapatkan balasan di akhirat, berupa surga-Nya dan dikumpulkan bersama Nabi Muhammad SAW.
Di tulisan ini saya ingin cerita dua hal. Yaitu tentang inti dari pertemuan tadi dan kedua tentu saja tempatnya.
Saya akan bercerita tentang tempatnya dahulu, baru nanti yang akhir ditutup dengan inti dari pertemuan ini. Maka dari itu baca sampai habis ya 🙂 Insya Allah manfaat.
Warung Kapal yang romantis dengan lampu dominan biru
Daerah Warung Kapal saya dan Iko—teman satu mantor—tahu, yaitu di Songgoriti, tapi lokasi pasnya tidak tahu. Akhirnya saya cari di google map dan sudah temukan titik kordinatnya.
Ternyata saat kami telusuri, petanya gak sesuai. Titik kordinatnya terlalu jauh dari tempatnya berada.
Hem … sepertinya pengelola warung makan ini salah mengaturnya. Kemudian saat saya ketik namanya di google, saya temukan facebook-nya. Tapi sayang tidak terkelola dengan baik.
Padahal sekarangkan eranya digital. Sayang bangetkan. Jadi kalau misal kamu ingin ke sini, lokasi tempatnya kalau dari arah Kota Malang sebelah kiri sebelum POM Bensin Songgoriti.
O ya untuk masalah rasa alhamdulillah enak dan mengeyangkan. Kami lahap sekali dengan masakan di sini. Terbukti sebagian besar nasi dan lauk-pauknya habis.
BACA JUGA: Tahu 3 Fase di Gunung Banyak Kota Batu yang Romantis?
Teman saya, bahkan ada yang sampai tambah nasi dan lauk lagi. Termasuk saya sih, tambah lauk 🙂
Terus kalau harga saya tidak tahu, soalnya pas ke sini ditraktir sama Pak Wanto, pembina Yayasan GSKB.
Makasih pak, semoga Allah memberkahi bapak dan keluarga. Kalau saya perkirakan, harga standarlah seperti makanan lain di Kota Batu daerah Songgoriti.
Terus kalau masalah pemandangan, romantis menurut saya. Ada tempat lesehan dan duduk pada umumnya. Di antara itu ada kolam ikan lele, yang dipinggir-pinggirnya diberi lampu biru.
Ya, kalau di foto terasa romantis begitu 😀 Terbukti makan dan diskusi kami makin hangat. Alhamdulillah.
Jadi mungkin jika warung kapal songgoriti sandi iswahyudi pas melewati tempat ini bisa jadi alternatif pilihan.
Harmoni kerinduan Yayasan GSKB
Tahukan bagaimana lika-liku dalam sebuah gerakan sosial? Ya itu kami juga rasakan. Tadi saya merasa ikatan itu semakin menguat.
Suasana yang pas seperti saya jelaskan di atas. Menambah kehangatan, kerinduan, dan mengeraskan mimpi masing-masing pribadi.
Mungkin ada rasa lebih dari itu yang saya tak mampu untuk memahami dan menerjemahkannya.
Tapi poin pentingnya, mimpi untuk yayasan dan adik-adik kami (adik-adik panti asuhan) semakin menguat, merekat satu sama lain, dan menemukan sebuah kehangatan yang selama ini dirindukan.
BACA JUGA: 2 Mimpi Besar Komunitas GSKB Malang Untuk Adik-adik Panti Lahir dari Bincang Santai
Kehangatan yang membuat hati nyaman, optimis, dan senyum dalam diam.
Kami makan dengan nikmat, saling pandang. Saling berinteraksi satu sama lain. Memang suasana malam semacam ini yang selalu dirindukan bukan?
Sesuatu yang spesial
Ada sesuatu yang spesial untuk Desember 2016. Sesuatu yang kami tujukan untuk adik-adik panti sebagai target utama. Serta bagi kami sendiri tim GSKB. Sesuatu yang saya yakini akan berdampak besar bagi mereka ke depannya.
Mendobrak, batas kewajaran yang mungkin selama ini ada pada mereka sebagai anak yatim piatu.
Saya pribadi sudah merasakan itu, dan dampaknya luar biasa. Apalagi nanti itu dilakukan bersama-sama.
Kita—tim GSKB dan adik-adik panti—saling berinteraksi satu sama lain. Saling berkata dalam hati dan jiwa. Emosional saling terikat satu sama lain, untuk menghasilkan sesuatu yang menurut kami luar biasa.
Bukan untuk sesaat, tapi Insya Allah untuk selamanya.
O ya setidaknya kalau kami pikir, salah satu komponen penting, agar berdampak panjang dan abadi. Salah satunya dalam bentuk foto dan video.
Kita tahukan, bagaimana dampaknya dua media itu.
Maka jika kamu seorang fotografer/videografer, saya sarankan warung kapal songgoriti sandi iswahyudi wajib bergabung dalam sesuatu yang spesial ini.
Kami melakukan ini bukan untuk sebuah nama, dan sesuatu yang sesaat. Tapi untuk masa depan adik-adik serta semoga menjadi bukti di akhirat kelak.
Bismillah semoga apa yang kami lakukan nanti menjadi hujjah dihadapan Allah SWT.
Dari Sahl bin Sa’ad r.a berkata: “Rasulullah SAW bersabda: “Saya dan orang yang memelihara anak yatim itu dalam surga seperti ini.” Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya serta merenggangkan keduanya.”
Apik banget tempatna Mas Sandi, sayang jauh dari desaku uuhuksss…
ayo ke sini mbak e… bisa dijadikan alternatif pilihan tempat
Kayak ada rasa-rasa romantis gitu ya!
iya mas hehe
Tempatnya kelihatan nyaman dan asik banget ya buat kumpul-kumpul~ ?
iya Gung, asik dan nyaman
nampaknya tempatnya nyaman, cocok buat ngumpul bareng.. kalo masalah harga menunya gimana mas.. apa cukup terjangkau..
kalau masalah harga kemarin lupa gak nanya, soalnya pas ke sini dibayarin pak hehe