3 Produk PPI 2015: Sampah, Gila, dan Lokalan

Sandi Iswahyudi

sandi iswahyudiApakah Anda—pengunjung, penyelenggaran hingga peserta Pameran Produksi Indonesia (PPI) 2015—tersinggung, marah, dan tidak terima dengan perkataan saya di atas: sampah, gila, dan lokalan? Jika tidak terima, apa yang akan Anda lakukan?

Sebelum melakukan sesuatu, ada baiknya, Anda membaca tulisan ini hingga selesai. Jika Anda membacanya hanya bagian-bagian. Jangan salahkan saya jika pemahaman Anda hanya sebagian saja.

Ini adalah tiga produk unik dan keren yang menginspirasi saya. Semoga Anda pun bisa terinspirasi juga. Berikut ulasannya.

Hey Startic produk sampah berkualitas ekspor

Anda tahu sampah? Benda yang hingga kini menjadi salah satu permasalahan utama di Indonesia, yang masih belum bisa teratasi. Kemudian, apakah Anda peduli dengannya atau bahkan apatis? Kalau apatis tentu tidak menyelesaikan masalah.

Saat berkunjung ke PPI 2015, saya menemukan kembali dua anak muda, kakak beradik yang rela berjibaku dengan sampah. Salah satunya Agnes Co. Founder Hey Startic, mereka berdua mengubah sampah kertas semen dan plastik menjadi tas kualitas ekspor.

Tasnya sudah dieskpor ke Belanda dan Australia. Serta lewat inovasinya ini, mereka mendapatkan penghargaan baik dalam dan luar negeri. Hebatkan? Padahal mereka cewek, di mana kebanyakan wanita suka dengan hal-hal yang indah dan gemerlap. Sedangkan ini, sampah!

Sebelumnya sejak Maret 2015 saya juga sudah bergabung dengan Indonesia Medika, dengan salah satu program unggulannya Klinik Asuransi Sampah. Lewat program ini, saya juga terjun langsung bagaimana mengolah sampah yang dianggap rendah dan tak bernilai, menjadi kesehatan yang bernilai tinggi.

Walaupun saat itu, harus terbiasa dengan bau sampah yang tak sedap. Namun tak jadi soal. Sebab saya percaya, dampak yang dihasilkan luar biasa, baik bagi masyarakat dan lingkungan.

Seperti itulah Agnes dan adiknya. Mereka akan terus konsisten menyebarkan virus sampah menjadi uang ke masyarakat sekitar. Mulai dari ibu-ibu PKK, karang taruna, hingga anak-anak SD. Semua ini, dengan satu tujuan, meningkatkan kesadaran untuk mengolah sampah, menjadi barang yang lebih bernilai.

Salah satu kalimat yang saya suka dan ingat darinya, “Lebih baik hidup dari sampah daripada menjadi sampah.” Bagaimana menurut Anda, tertampar/bahkan termotivasi?

Saya sendiri, sudah sejak lama, senang dan mendukung pengusaha yang bergerak dibidang pengolahan limbah. Bagi saya, mereka adalah orang yang luar biasa, berani menahan malu/diremehkan untuk satu tujuan yang mereka yakini itu benar.

Seperti kisah Pak Dani, Medan, yang saya temui saat pelatihan di Solo beberapa waktu lalu. Beliau seorang guru SD, yang kemudian memberdayakan masyarakat dengan pengolahan sampah. Hingga akhirnya produk tersebut masuk pasar ekspor dan mendapatkan penghargaan dari pemerintah.

Betapa hebatnya dampak yang dihasilkan jika masing-masing daerah memiliki aktivis sampah seperti ini. Kesadaran mengolah sampah menjadi sesuatu yang bernilai akan semakin tinggi. Lebih penting lagi, lingkungan akan kembali bersih dan sehat.

Hikmah yang di dapat dari belajar ke Hey Startic

  1. Di Indonesia sampah sangat banyak jumlahnya, dan tiap hari terus saja bertambah. Tentu ini bisa menjadi peluang untuk menjadikan sampah sebagai usaha. Kalau CEO Indonesia Medika dr. Gamal Albinsaid, menjadikan sampah sebagai asuransi kesehatan bagi masyarakat kecil. Kemudian Pak Dani, menjadikan sampah menjadi penambah ekonomi keluarga lewat kerajinan. Kemudian kalau Anda apa? Masih banyak peluang yang bisa dihasilkan dari sampah.
  2. Janganlah berpikir di mana Anda bekerja! Namun berpikirlah seberapa besar manfaat yang bisa Anda berikan. Seperti saya, walaupun sebagai blogger, saya selalu berusaha untuk memberikan banyak manfaat lewat tulisan. Kalau Anda?
  3. Saatnya kita mencintai produk-produk Indonesia. Masak orang luar negeri lebih memberikan apresiasi daripada kita sendiri? Kata Agnes, orang luar negeri apresiasi pada produk kita sangat luar biasa. Beda dengan orang dalam negeri. Mereka masih beranggapan negatif tentang sampah. Padahal kami menjamin, produk kami berkualitas bagus. Kami pun berani memberikan garansi pada pelanggan kami.

Info lebih lanjut tentang Hey Startic

Instagram: heystartic

www.about.me/heystartic

My Bio yang gila dan diakui dunia

Orang-orang gila itu, mereka berani berpikir beda dari yang lain. Mereka berpikir di luar kotak. Tidak memedulikan apa kata orang.

Apakah Anda setuju dengan perkataan saya di atas? Saya sudah merasakan sendiri dan melihat banyak orang-orang hebat yang dia gila. Mereka berpikir berbeda dari orang lain, keluar dari kebiasaan, dan bertindak bukan hanya untuk dirinya sendiri.

exotico kopi indonesia sandi iswahyudi
Beruntung kemarin bisa mencicipi kopi unik ini (Sumber gambar exoticobeverage.wordpress.com)

Mereka memikirkan orang lain. Padahal banyak diluar sana, yang lebih memikirkan diri sendiri dan keluarganya saja.

Apa ini menurut Anda ini tidak gila?

Hal yang sama dilakukan oleh tim My Bio. Mereka bukan hanya membuat produk yang bisa menambah lapangan pekerjaan baru. Namun mereka berpikir gila. Berpikir yang orang lain belum pikirkan.

Lewat insting pengusaha, lahirlah minuman kopi yang dikombinasikan dengan berbagai bahan, yang sebelumnya belum ada di dunia.

Pernah mendengar, kopi durian, kopi manggis, kopi jahe merah, kopi mangga, dan kopi hijau? Ya, saya pun baru dengar dan takjub, ketika yang memiliki produk ini, asli orang Indonesia. Gila gak menurut Anda?

Kopi ini sudah mendapatkan penghargaan di Kanada 2015 sebagai produk inovasi. Serta sudah ekspor ke pasar Eropa. Hebat bukan? Saya sendiri baru tahu produknya, ketika datang ke Pameran Produksi Indonesia 2015 di Surabaya kemarin. Kalau tidak ke sini, saya pasti tidak akan tahu.

Kalau masalah kualitas jangan diremehkan. Mereka bukan menggunakan essence/perasa, namun asli ekstrak. Kemudian, perusahaannya sendiri, juga sudah mendapatkan sertifikasi dari Halal MUI, GMP, HACCP, ISO 9001, dan ISO 22000.

Sedikit informasi saja, sertifikasi ISO 9001 dan ISO 22000, mendapatkannya tidak mudah dan secara berkala selalu dilakukan audit internal-eksternal. Sehingga bisa dipastikan, produknya berkualitas baik.

Apalagi jika suatu produk bisa masuk pasar ekspor, pasti kualitasnya sudah bagus.

Saat kemarin saya mencoba produk ini yaitu kopi durian, rasa dan bau duriannya terasa. Kopinya pun sedap. Beda sama kopi yang selama ini saya minum.

Hikmah dari produk My Bio

  1. Jangan takut untuk menjadi gila! Buktikan pada orang lain, bahwa ide Anda itu bisa terwujud. Ketika ide Anda gila dan hanya Anda yang punya. Bersiap-siaplah produk Anda akan cepat dikenal oleh banyak orang.
  2. Carilah hal yang banyak dibutuhkan oleh orang lain, kemudian berilah inovasi. Maka produk tersebut akan berbeda dan disukai pasar.
  3. Produk makanan dan minuman tidak akan pernah mati. Ini peluang besar untuk kita berbisnis di ranah tersebut.

Info lebih lanjut tentang My Bio

twitter: @mybio_brand;

fb: mybio.brand;

web: www.mybio.co.id

Instagram: exoticoindonesia;

twitter: @coffee_exotico

web: exoticoindonesia.com

Moring lokalan yang go internasional

Produk ketiga yang membuat saya tertarik dan terpukau dibuatnya, adalah Moring Cangkang Kerang.

Produk buatan anak negeri yang bertujuan untuk melestarikan pangan lokal Garut. Salah satu tanda kalau ini produk lokal, terlihat dari gambar seorang raja yang membawa kujang, senjata khas Sunda.

Hafizh Al Ghifary merupakan pemilik Moring. Saat saya temui dan bincang-bincang dengannya, terlihat jelas kesungguhan kenapa menjadi seorang wirausaha.

Kalimat yang saya ingat darinya, kurang lebih seperti ini. Menjadi wirausaha adalah salah satu kontribusi saya sebagai pemuda Indonesia. Saya tidak mau sebagai pemuda hanya bisa menuntut tanpa berbuat sesuatu.

Niatan lainnya menjadi pengusaha, yaitu membuka lapangan pekerjaan baru, serta membahagiakan orang tua.

Produknya pun telah sampai ke Malaysia dan Filipina. Di bawa saat dia ada pertemuan pemuda-pemudi Asia. Soal rasa Moring enak, tampilannya memang seperti kerang, tidak menggunakan MSG, serta renyah. Keluarga saya suka dengan produk ini.

Hikmah dari Moring

  1. Banyak pangan lokal yang belum terekspos. Padahal setiap pangan lokal menyimpan kisah yang mengiringinya. Sehingga Moring bisa menjadi contoh untuk yang lain, melestarikan pangan lokal di daerah masing-masing.
  2. Saat ini, untuk ekspor ke negara lain tidak sesulit dulu. Lewat jaringan dan kualitas produk, mudah untuk masuk ke pasar ekspor. Seperti yang dilakukan oleh Hafizh, lewat pertemuan Asia, dia bisa mengenalkan produknya.
  3. Pengingat bagi saya, dan pemuda lain di Indonesia. Sudah saatnya kita bukan hanya menuntut perbaikan, namun bertindak nyata. Mari kita mulai dari hal yang terkecil.

Info lebih lanjut tentang Moring FB, twitter, instagram, dan pinterest: @Moring_Ck

Bagaimana menurut Anda? Mungkin sebagian dari Anda juga kemarin ke PPI 2015? Mana produk yang bagus dan berkesan? Atau jangan-jangan Anda kemarin belum sempat ke sini?

Sebagai gambaran PPI diadakan oleh Kementerian Perindustrian RI di Grand City Convention dan Exhibition Hall Surabaya pada 6-9 Agustus 2015. Di pameran ini, terdapat 159 stan karya anak negeri, yang terbagi atas 13 kategori. Mulai dari, kerajinan dan perhiasan; kosmetik dan herbal; furnitur; garmen, tekstil, dan tenun, Balai Kementerian Perindustrian, elektronika dan telematika; hingga anjungan produk unggulan.

Berhubung hari ini sudah penutupan, Anda bisa membaca lebih lanjut tentang acara PPI 2015 dan produk-produk yang menjadi peserta, di berbagai media sosial mereka.

Pameran Produksi Indonesia 2015 Instagram & twitter : ppi2015

Fanspage : Pameran Produksi Indonesia

Pertanyaan terakhir untuk menutup artikel ini, mana yang Anda pilih: gila, sampah, atau lokalan? Apa pun itu, sudah saatnya, kita sebagai pemuda bukan hanya menuntut, namun sudah harus bertindak. Mari kita lakukan dari hal terkecil. Siap?

Baca juga:

Sandi Iswahyudi

Senang menulis sisi positif kehidupan dan berbagi catatan digital marketing. Memiliki usaha salah satunya jual Alquran grosir

12 pemikiran pada “3 Produk PPI 2015: Sampah, Gila, dan Lokalan”

    • ia dik. Mereka berani keluar dari kebiasaan dan di cap sebagian orang. Mereka berpikir panjang untuk sebuah kebaikan. Semoga kita bisa seperti mereka

      Balas
  1. Aku juga ke av mas, gak tau yaa bangga sama Mbak vania yang bisa mengembangkan bisnisnya. Udah gitu tasnya berkualitas dan mengurangi dampak pula. ^^

    Balas
    • betul… semoga kita bisa mengikuti jejak mereka ya minimal menyebarkan virus positif bagi masyarakat lewat tulisan

      Balas
    • hihi iya mbak, minimal harus 2 hari. Terus enaknya sambil tanya-tanya. Kalau cuma lihat-lihat doang si cukup. tapi kita gak dapat infomasinya

      Balas

Tinggalkan komentar

Open chat
Halo

Ada yang bisa dibantu?