Alun-alun Kota Batu, Membuatku dan Wisatawan Ketagihan ke Sini Lagi

Sandi Iswahyudi

wisata alun-alun-kota-batu
Pesona Alun-alun Kota Batu, Jawa Timur

Alun-alun Kota Batu — Jika saya berkesempatan ke suatu kota, tak lupa untuk menyempatkan melihat alun-alunnya.

Karena di sana, saya bisa menemukan ragam kuliner, suasana kota tersebut, karakter suatu daerah, mengamati aktivitas warga, hingga santai sejenak melepas penat.

Kamu suka begitu juga gak? Sayangnya dari pengamatan saya banyak alun-alun yang standar saja, tak ada sesuatu yang istimewa.

Yaitu tanah cukup luas, ada beberapa tempat untuk bersantai, beberapa sudut taman, satu ikon daerah, penjual mainan hingga kuliner. Tak ada sesuatu yang istimewa.

Lain halnya yang saya temukan ketika mengunjungi Alun-alun Kota Batu, Jawa Timur.

Alun-alun ini setelah dirombak oleh pemerintah kota wajahnya semakin menarik, tak buat bosan, ada banyak ikon, dan menjadi tempat favorit mulai dari anak kecil, muda hingga tua.

Kenapa? Karena pemkot, tidak hanya sekadar menghadirkan tempat untuk bersantai dan bercengkrama dengan orang-orang tercinta, tapi lebih dari itu.

Apa saja itu? Baca tulisan ini sampai habis, kamu akan dapatkan informasi lengkap terkait alun-alun, sejarahnya, wisata, kuliner kekinian-tempo dulu, serta tips berkunjung ke sini.

Karena tulisan ini sangat panjang, jika kamu butuhkan informasi yang diinginkan dengan cepat bisa tekan CTRL + F dan masukkan kata kunci yang dibutuhkan terus ENTER.

pemandangan-alun-alun-kota-batu
Pemandangan Alun-alun Kota Batu dari ketinggia (sumber @Abdikaputra)

Pesonanya, bikin rindu yang tak buat bosan

Jika dihitung, entah sudah berapa kali saya ke sini, maklum rumah saya di Desa Beji dekat dengan Singhasari Resort bintang 5 dan Radio Tidar Sakti FM.

Sehingga saya tahu bagaimana perubahan alun-alun ini. Wajahnya sekarang semakin memesona dan menarik hati, disebabkan banyak wahana yang ditujukan untuk semua kalangan. Selain itu tempatnya juga strategis.

Dekat dengan masjid, wisata, ragam kuliner tempo dulu-kekinian, dan jalur bagi mereka yang akan ke Malang, Mojokerto, atau Kediri.

Selasa sore, saya duduk dikursi panjang berwarna merah yang muat untuk ± 4-5 orang. Tubuhku berbalut jaket gunung favorit, berhadapan dengan air mancur utama, yang terdapat ikon empat buah apel khas Kota Batu, serta wahana bianglala besar dengan 17 kabin.

BACA JUGA: Puthuk Setumbu Magelang: Merekam Sisi Mistis Candi Borobudur Saat Matahari Terbit

Jika mengamati bianglala (ferish whell), saya jadi sadar, jika ini salah satu daya tarik alun-alun. Membuat wisatawan rela antre panjang, untuk sekadar menaiki dan menikmati pemandangan kota dari ketinggian.

Tiketnya murah hanya Rp 5.000,-. Buka dari pukul 9.00 s/d 22.00 WIB. Wahana ini bisa dinaiki mulai usia 3 tahun.

Jika ke sini pada hari libur, bersiap-siaplah untuk mengantre.

Pesonanya tak berhenti di sini saja, saat malam hari, bianglala akan memancarkan formasi lampu yang cantik, membuat siapa saja rela duduk di tempat terbaik sambil menikmati suasana yang syahdu.

Saya tak tinggal diam, mengambil smartphone ditambah dengan tripod dan merekamnya. Sambil menanti, saya lihat suasana sekitar, ada yang sedang berduaan, suami istri bersama dua anaknya yang lucu, dan ada juga yang rame-rame bareng teman-teman.

Di sisi lain, saya lihat juga ada lelaki dengan anak kecil kulit sawo matang, sedang berfoto membelakangi ikon apel.

Kemudian sisi kiri dengan jarak yang agak jauh, terlihat arena bermain khusus anak-anak. Mereka bebas bermain, tertawa, dan berekspresi dengan pengawasan orangtua masing-masing.

“Ah tempat yang harmoni. Nyaman untuk duduk, berteriak, berbicara, tertawa hingga berekspresi,” pikir saya dalam hati.

wahana-di-alun-alun-kota-batu-taman-bermain
Taman bermain buat anak-anak, salah satu wahana di Alun-alun Kota Batu yang gratis akses (Dok. Pribadi)

Tidak berhenti di sini saja. Yang bikin semakin suka dengan lokasi ini, beberapa menit sekali, wisatawan akan selalu diingatkan oleh petugas lewat ruang informasi berbentuk stroberi berukuran besar, jika di dalam Alun-alun Kota Batu, mereka tidak boleh merokok, buang sampah sembarangan, dan berjualan.

Sebab di dalam alun-alun menjadi kawasan bebas asap rokok.

Tapi bagi kamu yang merokok, tidak perlu bingung, pemkot telah menyediakan tempat khusus buat merokok (smoking area) sebanyak empat buah.

Jadi, kalau kamu merokok, sebaiknya di tempat yang sudah disediakan ya. Namun alangkah lebih baiknya, tidak merokok sih, agar tidak merugikan orang lain.

Selain bianglala dan area bermain khusus anak-anak, masih ada wahana lainnya lo.

Yuk baca lebih lanjut!

Wahana lainnya yang bisa dicoba

Pertama Merry go round.

Merry go round atau biasa disebut komidi putar. Yaitu sejenis permainan atraksi kuda-kudaan yang bisa dinaiki dan berputar dalam sebuah tempat yang datar.

Wahana ini khusus ditujukan buat anak maksimal umur 10 tahun dengan tiket masuk Rp 5.000,-.

Lokasinya berada di kawasan bianglala.

Kedua air mancur menari

Jadi di salah satu sudut, depan area bermain khusus anak-anak terdapat wahana air mancur menari.

Air mancur ini akan keluar dari bumi dengan ketinggian tertentu mengikuti irama lagu yang sedang diputar.

wahana-di-alun-alun-kota-batu-taman-bermain
Siap-siap antre ya, kalau mau naik bianglala! Di lokasi bianglala,
bisa juga naik komidi putar (Dok. Pribadi)

Sehingga ada kalanya airnya tinggi, rendah, bahkan tidak ada. Wahana ini juga favorit buat anak-anak untuk bermain air. Orang-orang dewasa juga boleh ko’ main di sini. Jika malu, bisa ajak anak kecil.

Jadi orang-orang melihat kamu sedang menemani dan menjaga sang anak bermain, hehe.

Sore hari, air mancur menari sudah bisa dinikmati.

Rekomendasinya sih, malam hari, karena lantai alun-alunnya, akan berwarna-warni sambil mengeluarkan air mancur.

Wih seru tuh, romantis, dramatis bagaimana gitu hehe.

Gak ini saja, di dalam masih ada yang lain lo…

Itu tadi empat wahananya: bianglala, air mancur menari, area bermain khusus anak-anak, dan merry go round.

Di dalamnya masih ada yang menarik lagi lo, yang membuat banyak kalangan tak pernah bosan mengunjungi tempat ini.

Bahkan pedagang, semakin menjamur. Penasaran? Lanjutkan membacanya!

Bangunan besar: stroberi dan apel

Di dalam Alun-alun Kota Batu, kamu akan menemukan dua bangunan berukuran besar: stroberi dan apel. Bangunan stroberi sebagai tempat informasi.

Di sini kamu bisa melihat foto wajah alun-alun sebelum direnovasi pada 1954. Selain itu, kamu juga bisa dapatkan ragam wisata-penginapan yang ada di kota wisata ini.

Sedangkan bangunan apel, sebagai kantor.

Air mancur

Terdapat empat buah air mancur yang kamu bisa nikmati. Pusatnya, air mancur yang di atasnya berada empat buah ikon apel khas Kota Batu tertata rapi.

Di sekeliling air mancur terdapat tempat duduk berwarna merah dengan jumlah banyak. Biasanya tempat ini menjadi favorit wisatawan untuk bersantai, bercengkrama bersama orang terkasih, mencari inspirasi, hingga menikmati air mancur dan bianglala.

Pernak-pernik sebagai identitas kota

Alun-alun sebagai ruang publik, serta magnet dari suatu daerah, benar-benar dimanfaatkan dengan baik oleh Kota Batu.

Mereka tidak hanya menyulapnya sebagai kawasan bersantai dan melepas lelah saja, namun ada pesan yang bisa ditangkap oleh pengunjung.

Kota ini terkenal dengan hasil pertanian dan peternakannya, seperti susu, kelinci, apel, stroberi, dan wortel.

Maka di alun-alun kamu akan menemukan replika komoditas di atas dengan berbagai ukuran yang menarik.

Dibeberapa sudut kamu bisa menemukan buah stroberi, apel, kelinci, dan sapi dengan berbagai ukuran

Terus ada lampion berbagai bentuk: sapi, kelinci, apel, stroberi, dan wortel.

Di malam hari, lampion-lampion ini berkelipan dengan kombinasi lampu yang cantik.

Pesan yang ingin disampaikan oleh pemkot kurang lebih seperti ini, selain apel, Kota Batu juga terkenal dengan komoditas pertanian dan peternakan, yang replikanya bisa ditemui di alun-alun.

Seperti kamu bisa petik apel langsung dari tangkainya di daerah Bumiaji. Dahulu saya pernah melakukannya di daerah ini di Kelompok Tani Makmur Abadi (KTMA).

KTMA membawahi kurang lebih sekitar 40 petani, yang kebanyakan terdiri dari para petani apel.

Kamu juga bisa petik stroberi langsung di daerah Pandanrejo. Di sini, selain menikmati perburuan buah stroberi yang merah menggoda, kamu juga bisa sekaligus menikmati pemandangan alam yang memesona.

Karena letak sawahnya berada di antara Gunung Arjuna dan Gunung Panderman. Di sini, setidaknya ada tiga jenis stroberi, yaitu california, cherly, dan holibert.

Terus wisata petik mawar juga tersedia di daerah Gunungsari, Bumiaji. Di sini kamu bisa temukan mawar beragam warna: putih, merah, dan kuning.

Selain pertanian, kamu juga bisa menikmati wisata peternakan, salah satunya di Kampung Sapi Adventure, Desa Beji.

Di sini kamu bisa langsung praktik cara mengolah susu sapi, mengolah kotorannya, merawat, memerah, dan memberi makan sapi.

Selain pernak-pernik yang indah dipandang dan diabadikan, di alun-alun juga tersedia fasilitas toilet untuk laki-laki dan perempuan yang berada di samping bianglala.

Toiletnya bersih, dan dijaga.

Kuliner di sekitar alun-alun: tempo dulu-kekinian

Tak perlu khawatir jika berbicara kuliner di daerah Alun-alun Kota Batu. Kamu dengan mudah akan mendapati ragam kuliner, mulai dari yang pedagang kaki lima hingga restoran.

Kuliner tempo dulu sampai yang kekinian kamu bisa dapati.

Disekitar alun-alun kamu akan mudah dapati kuliner yang dijajakan oleh pedagang kaki lima, mulai dari bakso-jajanan kekian.

BACA JUGA: Srabi Notosuman Ny. Handayani Menjaga Ke Khasan Sejak 1923

Jika ingin lebih beragam lagi, kamu tinggal jalan sedikit ke Pasar Laron. Di sini kamu bisa dapatkan ragam kuliner: bakso, lalapan, mie ayam, soto, hingga aneka makanan ringan.

Namun jika kamu ingin dapatkan kuliner tempo dulu, yang tak hanya enak, namun juga punya sejarah panjang. Kamu bisa mampir ke beberapa list berikut:

Pertama Pos Ketan Legenda sejak 1967

Kedai ketan ini berada di sisi barat alun-alun, buka mulai sore-malam hari. Terdapat 14 jenis menu ketan yang ditawarkan.

Jika ingin mencicipi legendanya, minimal hal yang harus kamu siapkan adalah sabar untuk mengantre. Maklum kedai ini selalu ramai dipenuhi penikmatnya, terlebih saat akhir pekan.

Beberapa kali saat ke alun-alun pada sore hari, saya ingin mencicipi salah satu menunya, untuk tujuan saya liput diblog. Sayang niat itu saya urungkan, melihat antrean yang panjang ☹.

Tertarik mengantre dan mencoba salah satu menunya? Liputan lengkapnya bisa kamu baca di Legitnya Ketan Legenda Khas Kota Batu.

Kedua Depot Susu Ganesha Batu

Rumah Susu Ganesha KUD Batu,” itulah kalimat yang tertulis di atap kedai. Lokasinya berada di depan Pos Ketan Legenda.

kuliner-alun-alun-kota-batu-depot-susu-ganesha-653fbc501aa11
Jangan lupa beli oleh-oleh susu KUD di sini!

Di sini kamu bisa memesan susu segar dengan ragam rasa, STMJ (Susu Telor Madu Jahe), susu jahe, susu biasa, yoghurt, serta jajanan sebagai pelengkap saat kamu bersantai di tempat ini.

Depot ini buka dari pagi-malam. Dahulu saya pernah beli dengan teman saat malam hari setelah salat Magrib.

Ketiga Es Tempo Dulu Pak Said Kota Batu

Kuliner ketiga ini, sangat saya rekomendasikan. Kamu jika berkunjung ke sini, tidak hanya bisa membeli seporsi es tempo dulunya Pak Said, tapi juga bisa bertanya-tanya tentang Kota Batu zaman dahulu.

Terakhir saat saya ke sini, seporsi harganya Rp 5.000,-. Lokasinya berada di samping Barat, Masjid Agung Annur Kota Batu. Jika kamu ingin membaca liputan saat saya menikmati esnya dan hikmah yang didapat, bisa ke sini Tak Sekadar Merasakan Kuliner Es Tempo Dulu Pak Said Kota Batu.

es-tempo-dulu-alun-alun-kota-batu-653fbd4eca7c7

Keempat Soto Ayam Super Lamongan P. Djari Kota sejak 1988

Kuliner terakhir ini saya dapatkan referensi dari dosen kampus. Beliau mengajak saya setelah sebelumnya kami ke kebun.

Saat pertama kali ke sini, tempatnya tak begitu luas, tapi pengunjungnya banyak, porsi besar, aroma terasa, warna kuning menggoda, dan kuahnya kental sedap.

Sejak saat itu, saya beberapa kali mencicipi soto ini.

Jika kamu ke Kota Batu saya sarankan ke sini. Insyaa Allah kamu gak akan nyesel deh, rasa, aroma, porsi dan harga sebanding. Nikmat…

Liputan tentang sotonya, saya pernah menulis dengan judul Pesona Soto Ayam Lamongan Kota Batu Sejak 1988: Sederhana, Sedang, dan Pelanggan Setia. Lokasi tempatnya bisa kamu klik di link maps berikut!

Wisata dekat alun-alun

Ada banyak wisata pilihan yang ada disekitar alun-alun, mulai dari desa wisata, wisata alam, dan buatan. Seperti Museum Angkut, Eco Green Park, Kaliwatu Rafting, Coban Rais, Jatim Park 2, Kusuma Agro Wisata, Omah Kayu, Air Terjun Coban Rondo, Taman Langit Gunung Banyak, hingga Wisata Desa Agro Bumiaji.

Kamu pilih yang mana?

Rute menuju lokasi

Kota Batu dan Malang, adalah salah satu daerah yang memiliki banyak transportasi umum. Kondisi ini, memudahkan warga dan wisatawan melancong ke tempat yang diinginkan.

Jika kamu dari Malang. Untuk ke Kota Batu, kamu bisa naik angkot yang menuju Terminal Landungsari seperti AL, ADL, GL, dan LG.

BACA JUGA: Daftar Lengkap Jalur Operasi Angkot di Kota Batu dan 4 Tips Menaikinya

Intinya carilah angkot menuju Terminal Landungsari (L).

Setelah itu dari Terminal Landungsari, naiklah angkot BL (Batu-Terminal Landungsari) warna merah muda. Jika kamu naik dari terminal ke terminal, ongkosnya Rp 5.000,- sedangkan jika tidak, ongkosnya Rp 4.000,-.

Kamu nanti akan turun di Terminal Batu, yang dekat dengan pasar. Dilanjutkan dengan naik angkot BS (Batu-Songgoriti) warna hijau. Ongkosnya Rp 3.000,-. Saat nanti naik angkot BS, kamu tinggal bilang ke sopirnya, turun alun-alun pak.

Jika kamu misalnya bingung, jangan sungkan untuk bertanya! Atau jika kamu tak ingin ribet, dan mau bayar lebih. Naik saja dengan memesan Go-Jek atau Grab. Mudahkan?

Tips berwisata ke sini

Tips ini gunanya hanya buat mereka yang belum pernah ke Kota Batu. Kalau yang sudah pernah, kemungkinan sudah tahu.

Tipsnya, pakailah jaket/pakaian hangat lainnya. Di waktu sore dan malam hari, udara di sekitar alun-alun dingin.

Terus sebelum tulisan saya akhiri, mungkin ada di antara kamu yang penasaran dengan sejarahnya.

Ini sejarahnya…

Dilansir dari ngalam.co dari tulisan Cerita dari Foto Alun-alun Batu 1985, disebutkan jika dahulu kota ini masuk wilayah Kabupaten Malang.

Kemudian dipandang sangat penting, sebab mampu membuat ikon buah apel yang merupakan buah tanaman masyarakat setempat.

Diceritakan, hingga akhir 70-an, Batu belum memiliki alun-alun, baru setelah itu memilikinya.

Saat itu, alun-alun di branding oleh salah satu perusahaan rokok. Tidak terlalu lama, bentuk tersebut berubah beberapa kali.

Sewaktu Walikota Imam Kabul, ikon diganti air mancur dan patung apel ditempatkan di jalan Diponegoro (sebelah timur alun-alun).

Setelah itu, ketika berganti kepemimpinan oleh Eddy Rumpoko, alun-alun kembali dirombak dengan banyak ikon. Patung apel kembali ditempatkan di tengah bersama ikon lain seperti bianglala.

Jadi makin indahkan?

Berwisata ke alun-alun, bukan hanya tempat untuk melepas penat, namun juga salah satu cara mengenal Kota Batu dengan lebih dekat lagi.

Tempat ini buka 24 jam. Wisata keluarga yang murah meriah, serta ramah anak. Ke sini, kamu hanya bayar karcis parkir, tiket untuk menaiki bianglala dan komidi putar masing-masing Rp 5.000,-.

Kapan kamu ke sini? Komentar di bawah ya!

Dan jika tulisan ini bermanfaat, silakan di share!

Peta lokasi Alun-alun Kota Batu


Versi podcast Alun-alun Kota Batu

Baca juga:

Sandi Iswahyudi

Senang menulis sisi positif kehidupan dan berbagi catatan digital marketing. Memiliki usaha salah satunya jual Alquran grosir

2 pemikiran pada “Alun-alun Kota Batu, Membuatku dan Wisatawan Ketagihan ke Sini Lagi”

Tinggalkan komentar

Open chat
Halo

Ada yang bisa dibantu?