Jadi bapak itu fitrah, juga langkah agar diri terhindar dari fitnah wanita, menyempurnakan separuh agama, dll.
Tapi tanggung jawab yang diemban tidaklah mudah.
Iyakan?
Terus apakah saya harus lari dari tanggung jawab ini dengan tidak menikah/menikah tapi tak bertanggung jawab?
Hem… baiknya ambil tanggung jawab itu. Sebab fitrah manusia memang berpasang-pasangan. Laki-laki dengan perempuan, bukan laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan.
BACA JUGA: Saudara jika punya kesempatan ikutilah SSG Daarut Tauhiid, Bandung. Ini beberapa kisah yang saya tulis
Terus bagaimana jadi bapak?
Bagaimana jadi pemimpin keluarga?
Gaji cukup gak ya buat nafkahi anak istri?
Serta ragam pertanyaan lain yang berkecamuk dalam diri.
Stop! Sampai sini, apakah saudara merasakan hal di atas, seperti yang saya rasakan?
Jika ya, alhamdulillah sama.
Tak usah khawatir, yang perlu kita lakukan nuntut ilmu, ikhtiar, dan doa pada Allah agar dibimbing.
Setuju?
Alhamdulillah.
Calon bapak
Butiran air yang membasuh daun dan mengendap takkan mengagumkan bila tak diabadikan oleh kamera.
Warna bunga yang memukau mata takkan disadari siapa pun, bila tak diabadikan oleh kamera.
Begitupun ilmu yang didapat, tak abadi bila tak diabadikan lewat tulisan. Melalui kategori ini, saya akan abadikan perjalanan saya belajar ilmu parenting—khususnya jadi bapak, insya Allah.
BACA JUGA: Buku Mindset Carol S. Dweck, PH.D: Membuat Anda Sukses dengan Memahami Kekuatan Pola Pikir
Saya akan abadikan ilmu yang saya dapat baik lewat buku, kajian, nasehat dari mereka yang nikah dan hasil kontemplasi.
Jadi kita sama-sama belajar menjadi pemimpin yang mampu mengantarkan anak dan istri bertakwa kepadanNya. Aamiin.
Sip?
Semoga saudara bisa ambil manfaat dari tulisan-tulisan yang hadir ini untuk menjadi seorang bapak.
Kenapa calon bapak
Alhamdulillah, melihat respon positif dari pembaca beberapa tulisan yang saya hasilkan. Kemudian meningkatnya antusias para pemuda (termasuk saya sendiri) dalam ikut kajian tentang pra nikah.
Saya berpikir, mungkin ada orang-orang yang belum berkesempatan untuk hadir.
BACA JUGA: Kreator dan Sampah. Untukmu yang Sedang Galau untuk Berkarya
Maka saya abadikan proses ini. Entah nanti siapa yang baca. Tapi semoga dengan langkah ini ilmu yang saya dapat berkah dan saudara sesama muslim terbantu.
Intinya supaya kita menjadi pemimpin sebagaimana Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam ajarkan.
Setuju?
Terakhir, ajakan
Terakhir sebagai penutup dari tulisan ini, yuk bagi rekan-rekan yang lain mari menulis! Sebarkan ilmu yang sudah saudara dapatkan lewat blog! Ingat, ilmu punya hak untuk dibagikan ke yang lain.
Saudara tak harus jadi penceramah, punya tempat, dan pendidik untuk menyampaikan ilmu.
BACA JUGA: Khusus Kamu yang Mau Praktik! Berikut Cara Agar Kamu Bahagia Setiap Harinya
Saudara cukup menyampaikan ilmu yang saudara pelajari berdasar tuntunan Allah dan RasulNya yang didapatkan lewat ulama’ melalui akun sosial media saudara, terutama yang sangat saya sarankan adalah blog.
Baik saudara yang sudah menikah atau belum, menulislah! Insyaa Allah akan ada banyak saudara-saudara kita yang terbantu.
Siap?
Ingatlah akan seorang wanita pezina bisa masuk surgaNya, hanya karena memberi air minum anjing yang sedang kehausan! Kita insyaa Allah bisa masuk juga.
Melalui jalan menulis dan menyebarkannya lewat sosial media yang dipunya.
Saat kita tidur atau sibuk dengan aktivitas lain, tulisan-tulisan yang sudah terpublish di sosial media akan bekerja untuk diri kita. Maka rangkailah aksara-aksara penuh manfaat, agar ia jadi amal jariyah.