Kisah Sudarwati Membangun Bisnis Dira Bakery di Yogyakarta

Sandi Iswahyudi

diray bakery yogyakarta
Beberapa kumpulan menu yang dibuat oleh Diary Bakery

Saya kenal dengan ibu Sudarwati—panggilannya Wati—pemilik Dira Bakery, 2015 lalu, saat mengikuti acara workshop travel writer di Yogyakarta oleh Pak Teguh Sudarisman. Sejak pertemuan itu, hingga sekarang komunikasi terjadi hanya via sosmed.

Kemudian beberapa minggu belakangan saya mengetahui dari beranda facebook beliau, jika memliki usaha bakery. Saya lihat postingannya hampir tiap hari beliau update status tentang bakery dan perkembangannya. Tak perhatikan juga, banyak yang pesan.

Akhirnya saya kontak beliau untuk melakukan wawancara usahanya. Alhamdulillah beliau menerima. Maka inilah profil usaha beliau, semoga bermanfaat.


Sejak kecil jiwa bisnis telah tumbuh

Bisnis itu mudah dan menyenangkan bagi mereka yang sudah terjun. Bagi mereka yang belum pernah terjun, akan terasa sulit.

Hal inilah yang dialami oleh Ibu Wati. Sejak sekolah dasar beliau sudah diajarkan oleh sang ibu jualan keliling.

Kebiasaan inilah yang sampai dewasa mendarah daging dalam dirinya. Maka saat saya tanya kapan mulai terjun dalam dunia bisnis. Beliau menjawab, “Kalau bisnis sebenarnya sudah dari beberapa tahun lalu, kira-kira tujuh tahun lalu, waktu masih tinggal di Tangerang.

Itu pun cuma setiap lebaran dan buatin teman karena dia suka cookies buatan saya.” Beliau juga cerita, jika dahulu saat masih di Tangerang, pernah jualan fashion via online. Hanya saja tidak bertahan lama, karena dari segi perhitungan bisnis tidak menguntungkan serta barang harus terus up to date.

Apalagi dalam hal kebutuhan, fashion tidak dibutuhkan setiap hari. Sedangkan jika berjualan kuliner, dibutuhkan tiap hari.

Sekarang beliau tinggal di Yogyakarta. Berbisnis bakery di kota yang penuh dengan pesona. Alhasil, alhamdulillah tiap hari ada saja yang pesan.

Jalan itu ada, tinggal mau gerak atau gak

Allah yang mengatur rezeki. Kita tidak akan mati, sampai semua rezeki telah diberikan semua oleh-Nya. Nasib kita tidak akan berubah, jika kita tidak mengubahnya. Maka, jika kita ingin menjadi yang lebih baik lagi, harus bergerak.

Jika kita ingin jadi pebisnis, bergeraklah dahulu. Action saja dahulu. Berdoa dahulu. Jangan berpikir modal, dan lain-lain yang membuat kita menunda untuk bergerak.

Hikmah inilah yang bisa kita petik dari kisah beliau. Beliau menceritakan pada saya, jika sebenarnya memilih bisnis kuliner tidak sengaja. Awalnya beliau jualan donat dititipin ke warung-warung. Dua hari berturut-turut donat yang dibuat agak bantat.

Beliau tidak menyerah, dirinya terus mencoba. Sampai akhirnya ketemu dengan formula yang menurut orang-orang enak, empuk, dan pas sama toping-topingnya.

Tapi jalan beberapa bulan, mendapat masalah, banyak donat yang tidak laku. Suatu hari beliau melihat teman membuat roti.

Pikirnya waktu itu ha, roti? “Saya dalam hati berpikir ah males, pasti susahnya minta ampun dan pasti enggak bisa. Tapi entah kenapa saya ko tiba-tiba japri terus tanya.”

Dari perbincangan dengan seorang teman itulah, beliau tahu jika dia buatnya dari melihat di cookpad.com.

Setelah saya telusuri situs ini, memang isinya tentang ragam resep kuliner dari ragam kontributor. Jadi bagi kamu yang ingin belajar kuliner, website ini bisa menjadi salah satu alternatifnya.

“Ya Allah, mudah, sederhana, begitu buat sekali langsung berhasil,” tuturnya pada saya. Proses belajar membuat bakery hanya melalui dua media: cookpad.com dan instagram.

Apa arti Dira Bakery?

Setiap nama pasti memiliki filosofi dan pesan yang ingin disampaikan pada publik.

“Dira saya ambil dari kedua nama anak saya. Nama anak pertama saya Andira, sedangkan yang kedua Indira.

Saya pengagum Indira Gandhi Perdana Menteri India yang kedua. Putri Jawaharlal Nehru. Beliau ini orangnya pemaaf. Beliau tahu meninggalnya karena akan di racun ajudannya. Tapi beliau memaafkan.

Kalau dari sisi psikologis buat anak-anak saya nantinya, supaya tidak ada kecemburuan dikemudian hari. Harapannya jika suatu saat bisnis ini terkenal, mereka bisa mengembangkannya dengan brand yang sama,” tuturnya.

Strategi Dira Bakery

Salah satu strategi yang digunakan oleh Dira Bakery, yaitu melakukan promosi dan branding lewat sosmed: facebook pribadi beliau.

Saya tahu produk beliau banyak peminatnya dari status beliau. Status saat pembuatan salah satu produk dan saat pembeli pesan.

Lewat cara sederhana ini, banyak publik yang pesan, bahkan ada yang sudah jadi pelanggan. Selain cara di atas, tentu dalam berbisnis kita harus menjadi orang yang mudah bergaul, dipercaya, dan pelayanan yang memuaskan.

Saya tahu poin ini, sebab saya juga pelaku bisnis. Beliau saya rasa juga memilikinya. Hingga saat ini, Dira Bakery masih belum punya karyawan, semua masih dikerjakan sendiri. Perharinya omset yang didapat kira-kira Rp 400.000,- s/d Rp 700.000,-.

Kunci dari Dira Bakery

Menurut saya salah satu kunci kesuksesan Dira Bakery ada dua, yaitu passion dan halal.  Passion, kata yang membuat kita menikmati proses. Berani berlelah-lelah dahulu, memfokuskan segala hal untuk satu tujuan.

“Memasak adalah passion saya. Saat makanan buatan saya di makan dan disukai orang, bahagianya lebih dari uang yang saya dapat. Terkesan kliese tapi baru kali ini saya tahu apa artinya bahagia itu,” tuturnya.

Bagaimana denganmu? Apa passionmu? Sudahkah kamu menemukan dan fokus pada passion yang kamu miliki? Jika belum, segeralah cari!

Kedua adalah halal. Salah satu alasan berbisnis ini, karena ingin membantu suami mencari rezeki yang halal. Beliau mengisahkan, jika sebelumnya pernah kerja di tempat riba.

Kemudian sang suami tahu dari tempanya mengaji bahwa riba itu ancamannya sangat berat baik di dunia maupun di akhirat.

Maka kemudian beliau sekeluarga memutuskan untuk keluar dari jeratan riba dan mencari rezeki yang halal. “Maklum lagi berjuang cari rezeki yang bersih dari riba, dukung suami keluar dari leasing, padahal gajinya tadi segunung.

Begitulah Allah kalau sudah memberi jalan sama hambanya akan dimudahkan dan dibukakan pintu rezeki selebar-lebarnya.”

Saya juga mendapatkan informasi dari beberapa ustadz, salah satunya ustadz Khalid Basalamah. Bahwa riba ancamannya di dunia dan akhirat sangat berat. Kemudian di dalam Al-Quran juga disebutkan jika Allah menghanguskan riba dan menyuburkan sedekah.

Maka bagi kamu sekarang yang masih di pekerjaan yang berbau riba. Sebaiknya keluar dari sana. Carilah rezeki yang halal. Serta yakinlah bahwa Allah tidak akan pernah menyianyiakan hamba-hamba-Nya yang hijrah pada-Nya karena iman dan takwa.

Pesan bagi pemuda yang ingin berbisnis

Terakhir, inilah pesan beliau bagi kita yang ingin berbisnis. Menurut saya untuk berbisnis cukup lakukan saja, terus belajar, dan membaca.

Suatu hari ketika bisnis itu sedang berjalan, kita akan menemukan sendiri orang-orang yang mendukung. Kita akan menemukan cara yang tepat untuk menjalankan bisnis, dan tanpa kita sadari bisnis kita sudah berkembang pesat.

Pelajaran yang bisa diambil

Berikut pelajaran-pelajaran yang bisa kita ambil dari bisnis ibu Wati.

  1. Pentingnya mengikuti Fokus dan yakin pada itu. Maka passion akan menghasilkan uang. Kerja dengan passion, sama seperti liburan selamanya.
  2. Berbisnis bukan hanya soal untung dan rugi. Tapi juga soal kebahagiaan.
  3. Jadikan bisnis sebagai jalan untuk meraih keabadian, yaitu surga-Nya.
  4. Bisnis kuliner akan selalu hidup dan dibutuhkan. Karena tiap hari orang butuh makan. Walau persaingan saat ini, semakin pesat.
  5. Rezeki dari Allah. Maka kita harus yakin, dan berusaha. Nasib kita tidak akan berubah, jika kita sendiri yang tidak mau merubahnya.
  6. Bisnis itu, 3A: action, action, dan action

Dira Bakery

Pemilik usaha: Sudarwati No. HP: 08985147393

Tempat tinggal sekarang: Yogyakarta

Menerima pesanan: roti manis dalam banyak bentuk dan macam rasa, cake: ogura, bolu marmer jadul, pizza.

Baca juga:

Sandi Iswahyudi

Senang menulis sisi positif kehidupan dan berbagi catatan digital marketing. Memiliki usaha salah satunya jual Alquran grosir
Open chat
Halo

Ada yang bisa dibantu?