Karakter orang jatuh cinta dan minat pada sesuatu sangat terlihat jelas dari sikap yang ditunjukkan. Ia biasanya rela berkorban untuk menunjukkan rasa itu. Ia berkorban bukan untuk sesuatu yang buta, melainkan sesuatu yang ia yakini nilainya.
Kemarin Sabtu (23/4), saya menunjukkan rasa itu pada FIMalang (Forum Indonesia Muda Regional Malang) pada agendanya “Dolen Bareng” di daerah Kota Malang. Acara ini ditunjukkan pada calon peserta FIM 18. Jadi semacam ramah tamah alumni FIM dengan calon peserta FIM.
Saya pribadi sangat antusias dengan acara ini. Sebab kesempatan bergabung dengan FIM, saya harus menunggu lama. Jadi ini juga salah satu cara saya memaksimalkan kesempatan yang ada.
Acara dimulai pada pukul 7-an WIB. Saya berangkat dari rumah Batu, pukul 5.30-an pakai angkutan kota. Alhamdulillah sampai lokasi pertemuan saya tidak terlambat.
Awalnya saya pikir calon peserta dan alumni FIMalang akan jalan bersama-sama. Ternyata tidak, jadi modelnya kita dibagi empat tim. Sebelum menuju ke pos pertama, empat tim akan diberikan pertanyaan. Nilai tertinggi akan diberangkatkan terlebih dahulu. Di pos pertama yang letaknya di pos polisi, sudah tersedia 1 kertas origami. Masing-masing kelompok mengambil satu dan di dalamnya ada tugas yang harus dikerjakan.
Tugasnya saat itu, kami harus wawancarai seseorang tentang sudut pandang/kehidupan mereka. Terus difoto dan ceritanya di-upload di instagram.
Menariknya di sini, kami belajar untuk peduli, percaya diri, dan berbaur dengan masyarakat. Setelah selesai tugas pertama kami bertemu dengan penjaga pos pertama dan kami mengambil masing-masing kertas origami warna biru dan kuning. Dua kertas itu menunjukkan ke tugas berikutnya.
Tugasnya kami masuk ke Pasar Splindid, melihat dan tanya pada pedagang di sana, terus difoto. Kemudian kami menuju ke pos kedua yang letaknya di Tugu Kota Malang. Di situ dapat dua tugas, selanjutnya ke pos terakhir di Alun-alun Kota Malang. Di tempat ini ada tugas lagi, dan terakhir kami berhenti di rumah makan tempo dahulu, yang masih menyediakan kuliner zaman dahulu.
Secara garis besar kegiatan ini keren banget. Pengemasan ramah tamah calon keluarga FIMalang, bukan seperti pada umumnya, makan, bincang-bincang dan selesai.
Tapi memiliki banyak nilai yang ingin disampaikan oleh alumni FIMalang pada calon keluarganya.
Nilai-nilai yang saya dapatkan seperti, kreatifitas, kerja keras, kolaborasi, kerja sama, bersyukur, menikmati proses, dan kekeluargaan. Mungkin nilai ini juga bisa berbeda, bertambah/berkurang bagi calon peserta FIM 18 lainnya.
Terbukti lewat pengemasan ramat tamah seperti ini, kami cepat mengenal satu sama lain. Apalagi saat penutupan acara, kami dipersatukan di tempat zaman dahulu yang masih bertahan sampai sekarang.
Hem… aroma singkong goreng dengan sambalnya yang khas, serta canda dan tawa menghiasi kami. Membuat kenangan itu tidak mudah untuk dilupakan.
Sepertinya FIMalang, telah berhasil memberikan kesan pertama yang luar biasa bagi saya dan juga teman-teman lainnya.
Walau kami berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda, tapi tetap memiliki satu visi misi yang sama, yaitu berkontribusi bagi bangsa.
Kegiatan kemarin menurut saya, perlu untuk dilakukan lagi, tapi dengan rute yang panjang dan berwarna.
Hikmah yang saya dapatkan dari kegiatan Dolen Bareng
Pertama, kreatifitas
Sikap ini sejatinya harus dimiliki oleh semua anak muda. Sehingga ia mampu menghasilkan sesuatu yang berbeda dari lainnya. FIMalang bagi saya memiliki nilai ini, mereka menyajikan ramah tamah yang bukan sekadar makan dan nongkrong semata.
Kedua, nilai dan kekeluargaan
Kegiatan tanpa nilai, seperti mayat hidup. Ia tidak memiliki ruh.
Kegiatan yang tidak menghadirkan jalinan keluarga, biasanya hanya bersifat formalitas. Sebab kekeluargaan sejatinya juga cara untuk mengkader dan mempersiapkan masa depan.
Ketiga, mencintai dan menikmati proses
Perkembangan sekarang, menuntut seseorang untuk menyukai hal-hal yang instan. Padahal segala sesuatu butuh proses. Menikmati proses membuat kita, mampu menjalani kehidupan ini dengan bahagia.
Seperti kegiatan Dolen Bareng, untuk menikmati hangat dan nikmatnya kuliner tempo dahulu, kami semua harus berjalan setidaknya 1 Km.
Keempat, bahagia dan rindu
Tidak sulit untuk mendapatkan kebahagiaan dan kerinduan. Kita cukup berkumpul dengan teman-teman, bisa jalan, makan bareng/berpikir tentang masa depan.
Bila itu kita lakukan, rindu akan datang. Biasanya bawaan rindu juga akan mengikuti, hehe.
Kelima, optimisme
Apa Indonesia bisa maju? Apa Indonesia bisa sejahtera? Apa Indonesia…. dan berbagai pertanyaan yang mengikuti.
Mungkin ada di antara Anda dengan melihat derasnya informasi, pesimis dengan kondisi Indonesia. Maka berkumpullah dengan anak-anak muda, Anda akan optimis.
Seperti kata Anies Baswedan, “Anak muda memang minim pengalaman karena ia tak tawarkan masa lalu, anak muda menawarkan masa depan!”