The Batu Villas & Lounge: Hotel Di antara 3 Wisata Terkenal dan 2 Gunung

Sandi Iswahyudi

warung khas batu sandi iswahyudi
Sumber gambar thebatuvillas.com

Kota Batu, Jawa Timur bukan hanya menawarkan panorama alam yang indah, wisata buatan yang beragam, serta kulinernya yang menggoda. Tapi juga menyediakan pilihan tempat menginap yang beragam.

Wisatawan diajak untuk tidak langsung pergi meninggalkan Kota Batu, melainkan diharapkan bisa berlama-lama.

Salah satu alternatif pilihan menginap, yang bisa Anda jadikan pertimbangan adalah The Batu Villas & Lounge. Hotel yang terletak di Jl. Sultan Agung 29 berada di antara tiga wisata terkenal: Museum Angkut, Museum Tubuh, dan Jawa Timur Park 1.

Serta dekat dengan Taman Hutan Kota, Pasar Parkiran Malam Jatim Park 1, dan Anda bisa menikmati pemandangan Gunung Arjuna dan Gunung Panderman.

Saya kemarin menginap di sini, saat ada acara Mata Najwa on stage di Stadion Brantas Kota Batu, pada Sabtu (3/10). Makanya saya mencari tempat penginapan yang dekat dengan Stadion Brantas, dan pilihan saya jatuh di The Batu Villas & Lounge.

Kemarin saya menginap mulai dari Sabtu-Senin (3-5/10). Saya berangkat dari Malang naik angkutan umum Batu Landungsari (BL), kemudian turun di Terminal Batu.

Dari sini, saya memilih jalan kaki menuju lokasi penginapan, tapi sebelumnya saya tukar tiket nonton Mata Najwa di Stadion Brantas sekitar pukul 15.00-16.00 WIB.

Kalau misalnya mau naik angkutan umum juga bisa, dengan naik mobil berwarna orange (ke arah Selekta-Junggo), tarifnya kalau jarak dekat Rp 3.000,-.

Tapi saya memilih jalan kaki, karena jarak terminal ke lokasi penginapan, tidaklah jauh. Kemarin saya menempuhnya perkiraan 30 menit dengan jalan sayasantai.

Pertimbangan lainnya, saya juga ingin menghemat dan sekalian registrasi ulang untuk nonton Mata Najwa.

Saya sampai The Batu Villas & Lounge pukul 16.20-an WIB, penginapan ini berada di pinggir jalan besar. Jadi cukup strategis.  Sehingga mudah sekali untuk dikenali jika dilihat dari kejauhan.

Saya tidak langsung chek in, melainkan duduk di ruang lobi. Ruangannya besar, setidaknya terdapat empat kursi panjang terbuat dari kayu. Kemudian terdapat juga permainan bola sodok (billiards) yang bebas untuk dimainkan tamu hotel.

Ruang lobi langsung tersambung dengan Warung Khas Batu, yang didalamnya terdapat kolam ikan. Menambah kesan sejuk dan nyaman bagi siapa saja yang duduk di ruang lobi atau makan-minum di restonya, Warung Khas Batu.

Setelah itu saya langsung chek in diterima oleh pegawai perempuan yang ramah. Saya memesan kamar Deluxe, yang pemandangannya menghadap langsung ke Gunung Panderman, ketika cendela kamar dibuka.

Saya naik ke lantai dua dan memasuki kamar. Kamarnya luas, dengan kamar mandi dekat dengan pintu, terdapat dua tempat tidur, TV LED 32”, satu paket minuman (teh, kopi, sereal, dan air mineral masing-masing dua buah) beserta alat pemanas air, serta di sisi kiri kamar tidur saya cendela berukuran besar.

Jika cendela saya buka, pemandangan tumbuhan yang hijau dan warna-warni serta Gunung Panderman terlihat jelas. Hem menyenangkan, ketika bisa bersantai dan menikmati alam secara bersamaan. Inspirasi hingga gelora untuk menyelesaikan pekerjaan menjadi lebih cepat selesai.

Sambil bersantai di tempat tidurnya yang empuk dan nyaman, saya menonton acara TV dan membuat kopi. Kopi salah satu minuman yang nikmat dan cocok diseduh saat hari telah malam dan dingin.

Kopi juga pemantik inspirasi dan teman saat mengejar deadline ngeblog. Sambil menikmati kopi, saya membuat daftar dalam dua hari kedepan apa saja yang akan saya kerjakan dan jelajahi di Kota Batu.

Baru kemudian setelah shalat isya’ saya menuju lokasi Stadion Brantas untuk menikmati Mata Najwa dengan jarak tempuh 5 menit dari penginapan.

Hari Minggu (4/10), pukul 7.30-an WIB saya menuju ke Alun-Alun Kota Batu untuk melihat kemeriahan Car Free Day. Jarak tempuh saya dari penginapan ke alun-alun sekitar 30 menit dengan jalan santai. Kalau misal mau naik angkutan umum juga bisa, tarifnya Rp 3.000-4.000,-.

Saat di alun-alun pukul 8.00 WIB ternyata sudah ramai dengan aktivitas warga bersama keluarga, pedagang, dan beberapa warga yang senam pagi.

hotel The Batu Villas & Lounge sandi iswahyudi
Kamar Deluxe Twinbed (Sumber: thebatuvillas.com)

Saat itu saya langsung ke Pak Iwan pedagang bubur kacang hijau dan ketan hitam yang saya suka.

Sayangnya saat saya mau pesan, buburnya sudah habis. “Maaf mas buburnya sudah habis,” Ucap Pak Iwan saat saya mendekat untuk memesan bubur.

Hem… memang, Pak Iwan kemarin pernah bercerita, kalau hari Minggu pukul 8.00 WIB buburnya sudah habis. Sedangkan kalau hari biasa, pukul 10.00 WIB baru habis.

Alhasil pagi itu saya memesan kue mangkok dan satu porsi soto ayam lamongan. Baru kemudian ke Museum Angkut.

Jarak dari penginapan saya ke Museum Angkut 250 meter, kalau saya tempuh dengan jalan kaki cuma lima menit saja.

Malam hari, pemandangan di depan penginapan romantis

Malamnya, saya keluar untuk mencari makanan kesukaan saya, yaitu lalapan.

Ternyata saat malam hari pemandangan yang tersaji di depan The Batu Villas & Lounge sangatlah romantis.

Saya bisa melihat gemerlap lampu yang menyebar dari Kota Batu hingga kawasan di kaki Gunung Arjuna. Udaranya pun dingin.

Pantas saja, di sekitaran jalan besar di depan The Batu Villas & Lounge banyak muda-mudi dan pedagang yang menggelar dagangannya. Ada yang menjual kopi, jagung bakar, hingga makanan berat.

Warung Khas Batu yang berada satu manajemen The Batu Villas & Lounge, juga tidak kalah romantisnya.

Mereka juga telah menyiapkan, beberapa tempat duduk dengan meja bundarnya dilengkapi dengan lilin sebagai pencahayaan dan pelengkap sisi romantis.

Saya melihat ada dua orang yang sedang ngobrol santai sambil menikmati minuman dan pemandangan yang tersaji.

Sedangkan saya sendiri, menikmati dan mengamati kondisi sekitar, sambil berjalan menuju Alun-Alun Kota Batu untuk mencari menu lalapan. Akhirnya, malam itu saya menemukan menu lalapan lele beserta sayurannya.

Ditambah dengan petai goreng. Sayangnya sambalnya kurang pedas. Harga satu porsi lalapan dan petai sebesar Rp 22.000,-.

Pagi hari, bisa melihat pesona Gunung Arjuna dan Gunung Panderman

Hari ketiga dipenginapan, saya keluar lebih pagi dan jalan-jalan melihat kondisi sekitar. Saya bisa merasakan udara yang segar, pemandangan yang indah dengan Gunung Arjuna menjulang tinggi.

Serta melihat beberapa pedagang yang menggelar dagangnnya di sekitar lokasi The Batu Villas & Lounge.

Siang harinya, pukul 12.00 WIB saya chek out, kemudian ke Warung Khas Batu merasakan menu khasnya, yaitu nasi goreng iwak asin, jus apel, serta sate kelinci.

Tempat duduk yang saya suka di warung ini, di luar ruangan dan yang dekat dengan cendela sehingga saya bisa melihat pemandangan. Ada juga yang suka duduk dekat dengan kolam ikan. Hem, dua malam tiga hari yang berkesan. Semoga kedepan saya bisa menginap lagi.

Jadi bagi Anda yang sedang/akan ke Kota Batu. Bisa menginap di The Batu Villas & Lounge, tiap malam Anda akan dengan leluasa melihat gemerlapnya lampu-lampu yang romantis. Paginya bisa leluasa menikmati pesona Gunung Panderman dan Gunung Arjuna.

Anda juga dekat jika berwisata ke Museum Angkut, Museum Tubuh-Jatim Park 1 (lima menit berjalan kaki), Hutan Kota, serta Alun-Alun Kota Batu.

Hotel ini juga menyediakan penyewaan mobil, sepeda motor, dan sepeda gunung. Selain itu, di sini juga ada kamar untuk backpacker, per malamnya Rp 75.000,-. Selamat merencanakan dan berwisata ke Kota Batu.

The Batu Villas & Lounge

Jl. Sultan Agung 29, Batu, Jawa Timur

Www.thebatuvillas.com

Baca juga:

Sandi Iswahyudi

Senang menulis sisi positif kehidupan dan berbagi catatan digital marketing. Memiliki usaha salah satunya jual Alquran grosir

Tags

11 pemikiran pada “The Batu Villas & Lounge: Hotel Di antara 3 Wisata Terkenal dan 2 Gunung”

  1. The batu villas merupakan salah satu villa di batu yang memberikan service kamaran dengan fasilitas yang istimewa tapi dengan harga mahasiswa banget. Salut untuk manajemen the batu villas

    Balas

Tinggalkan komentar

Open chat
Halo

Ada yang bisa dibantu?