Pesona Omah Kayu, Paralayang, Kota Batu tak akan pernah habis.
Duaa wisata yang terletak dalam satu lokasi di Gunung Banyak ini (Omah Kayu dan Paralayang), memang jadi primadona bagi wisatawan.
Pemandangan menghadap langsung ke Kota Batu, Malang, Gunung Panderman, dan pegunungan, memang menjadi magnet tersendiri. Dua tempat ini juga dijadikan daya tarik serta pemerkuat brand Kota Batu sebagai kota wisata.
Terbukti saya dan Iko, teman dari Lombok sudah tiga kali ke Paralayang, tapi tak pernah bosan. Selalu ada momen, suasana dan hal baru yang bisa diabadikan. Memang alam tak akan pernah membuat orang bosan, melainkan rindu yang tak akan habis.
Salah satu momen spesial yang saya dapatkan Sabtu (21/2) kemarin, bersama Malang Citizen-Komunitas Blogger Malang Raya, mengeksplorasi wisata di Kota Batu dan Kabupaten Malang.
Sore setelah kami ke Cafe Dancok, Coban Rondo, dan Taman Kelinci, kami langsung meluncur ke Omah Kayu, Paralayang.
Saat itu suasana di sana sedang berkabut, dikarenakan siangnya hujan mengguyur daerah Pujon. Saat diparkiran saya berpikir, “Wah jelek nih buat foto-foto, cuacanya lagi berkabut.”
Ternyata salah.
Spesial! Omah Kayu berkabut
Memasuki Omah Kayu, tiap pengunjung membayar Rp 5.000,-. Tiket yang membuat pengunjung bebas untuk berfoto, bersantai, dan menangkap inspirasi.
Untuk menuju ke lokasi, kami harus melewati jalan menurun. Tenang, pengelola sudah mengemas sedemikian rupa, sehingga kita turun dengan nyaman dan aman.
Sekitar lima menit kami sudah sampai di Omah Kayu. Sebuah omah (rumah) yang berada di tebing di kelilingi oleh pohon pinus dengan pemandangan Kota Batu dan Malang.
Tapi kemarin ada yang berbeda, kami tidak bisa melihat pemandangan Kota Batu, dikarenakan cuaca sedang berkabut. Momen ini malah membuat foto-foto yang kami hasilkan, unik, keren, dan cantik.
Tidak semua pengunjung mendapatkan momen ini bukan?
Belum puas berfoto-foto, pengelola sudah memberitahukan pada pengunjung, jika pukul 17.30 WIB Omah Kayu akan ditutup. Kami pun segera menuju ke Paralayang.
O ya sebagai informasi, Omah Kayu juga disewakan untuk penginapan lo. Jadi pengelola membagi dua fase, pertama untuk pengunjung yang menginap, yaitu waktunya malam-pagi. Sedangkan bagi pengunjung yang hanya sekadar foto, dari pagi-sore.
Bersama senja yang indah di Paralayang
Keindahan dan kebahagiaan itu akan selalu ada di sekitar kita. Tinggal kita peka apa gak, bersyukur apa gak.
Saat senja, di Paralayang indah pemandangannya, saya sempat mengabadikan beberapa momen. Saat matahari tenggelam, dengan warna senja yang cantik. Senja yang selalu tak pernah lelah untuk dilihat dan diabadikan.
Inilah alam, hal yang selalu kita butuhkan. Sebab di sana banyak pelajaran yang bisa kita ambil.
Alhamdulillah momen spesial ini, saya habiskan dengan keluarga baru di Malang Citizen. Menikmati senja bersama mereka. Orang-orang yang memiliki latar belakang berbeda-beda, dengan minat yang sama yaitu ngeblog.
Jadi kapan kamu ke sini?
4 tips ke Omah Kayu, Paralayang, Kota Batu
- Bawalah jaket, jika kamu tidak biasa dengan udara dingin. Sebab Paralayang masuk di daerah pegunungan.
- Siapkan kamera dengan baik. Pemandangan di sini begitu indah. Sangat disayangkan, jika kamu sudah jauh-jauh ke sini. Tapi baterai kamera habis.
- Jagalah keamanan dan buanglah sampah pada tempatnya! Bawa makanan dan minuman tidak masalah, malah lebih enak. Tapi tetap, buang sampah pada tempatnya.
- Jika momenmu ingin abadi dan berkesan. Tulislah, rekamlah. Bisa dalam bentuk tulisan, foto atau video.
Wisata Paralayang Kota Batu
Waktu kunjung 24 jam
Tiket masuk Rp 5.000,-
Tiket parkir Rp 5.000,-
Tiket masuk Omah Kayu Rp 5.000,-
Tiket main paralayang Rp 350.000,-
Selain Paralayang bisa foto-foto di Omah Kayu. Transportasi bisa pakai sepada motor atau mobil. Angkutan umum tidak ada.