Profil sandibrand.com: Terbang Bersama Mimpi, Tulisan, dan Berbagi

Sandi Iswahyudi

Menulis itu membebaskan sang penulis, untuk berimajinasi. Hanya dalam sekejap, sang penulis mampu menjelajahi nusantara hingga dunia.

Percayakah Anda dengan kekuatan tulisan? Percayakah Anda dengan kekuatan mimpi yang ditulis? Awalnya saya belum percaya. Namun saat ini saya percaya akan hal itu.

Berikut akan saya ceritakan kisah singkat hidup saya, yang membuat saya akhirnya percaya, bahwa mimpi yang ditulis akan menjadi keajaiban. Ini juga menjadi pembuka, untuk rubrik terbaru saya Profil Muda Cahaya.

Saya sudah mendapatkan si, dua orang pemuda yang dia memberi cahaya pada lingkungan sekitar. Mereka sudah bersedia, namun belum saya wawancarai :D.

Fase wanita, tapi saya tetap laki-laki

Saya termasuk dari golongan masyarakat bawah, terlahir dikedua orang tua yang bekerja sebagai buruh. Walaupun orang tua buruh saya tidak malu. Saya di rumah terbiasa untuk membantu pekerjaan rumah, misalnya mencari air, memasak, cuci baju, hingga mencuci piring. Pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh anak perempuan.

Namun bagi saya, pekerjaan ini biasa saja untuk laki-laki. Saya mulai dibiasakan itu, saat SD, sekitar kelas 6. Saat SD-SMP, saya masih malas-malasan/terpaksa melakukan hal ini, dikarenakan anak laki-laki lainnya tidak melakukan hal serupa.

Ada kejadian lucu yang saya dan orang tua ingat. Saat itu saya cuci piring di depan rumah. Kemudian ada teman-teman SMP saya yang melihat dan mengejek saya.

Dilok’o rek iku lo Sandi, arek’e korah-korah. Aduh koyok arek wedok (Lihat itu Sandi, anaknya cuci piring. Aduh kayak anak cewek),” ucap teman SMP saya.

Saat itu saya pun menjawab, kira-kira seperti ini, “Terus, daripada kamu anak cewek sukanya bermain saja dan tidak membantu orang tua.”

Baru ketika menginjak SMK, saya terbiasa melakukannya. Bahkan menjadi salah satu niatan saya untuk membantu pekerjaan orang tua. Semakin ke sini, pekerjaan-pekerjaan itu ternyata membentuk karakter saya: sederhana, pekerja keras, tanggung jawab, mau melakukan pekerjaan yang rendah/remeh, hingga membantu orang lain.

Bahkan setelah saya pelajari tentang hak dan kewajiban suami di tengah keluarga. Ternyata suami wajib membantu pekerjaan rumah. Karena sebenarnya istri itu bukan pembantu, melainkan sebagai partner/rekan suami.

Jadi saya sekarang sangat bersyukur, karena telah diajarkan kebiasaan yang baik sejak kecil.

Di mana kebiasaan tersebut telah menjadi karakter dalam diri saya.

Fase belajar, mengajar, dan jalan kaki lebih dari 1 Km

Saya sekolah kejuruan di SMK Negeri 2 Batu mengambil jurusan Teknologi Hasil Pertanian. Pada fase ini saya termasuk orang yang pendiam, tidak suka dengan organisasi, dan kurang percaya diri ketika maju ke depan.

Walaupun begitu, saat masa SMP-SMK saya membantu menjadi guru ngaji di TPQ Hidayatul Mubtadi’in Beji. Lokasinya di sekitar rumah. Sore hari saya mengajar anak-anak TK-SD, malamnya saya yang menuntut ilmu.

Di masa ini momen-momen yang tidak pernah saya lupakan. Saya menikmati proses belajar dan mengajar. Nikmat dan menenangkan.

Saat SMK jalan kaki adalah aktivitas yang biasa dan nikmat. Awalnya sih, saat masih kelas 1 SMK, saya masih minder atau kurang bersyukur. Tapi akhirnya, saya mensyukuri hal ini. Karena saya lihat, masih banyak yang kurang beruntung, mereka tidak bisa sekolah SMK.

Di masa SMP-SMK saya sudah biasa jalan kaki minimal 1 Km untuk menuju-pulang dari sekolah.

Semua ini saya lakukan untuk menghemat uang saku. Kemudian dari uang saku tersebut saya bisa, membeli barang yang saya suka/membantu keperluan sekolah.

Di fase ini saya belajar percaya diri, tahan banting, tidak mudah menyerah, dan melatih daya juang.

Fase pertama menuju gerbang kuliah, karena menulis, “Saya ingin kuliah”

Momen yang tidak saya lupakan hingga saat ini, saat malam terakhir akan menghadapi UN SMK. Saat itu, ada trainer yang bercerita, bahwa beliau adalah orang bawah yang bekerja keras akhirnya beliau bisa kuliah.

Kisah itu membukakan mata hati saya, beliau saja kondisinya hampir seperti saya bisa kuliah. Saya pun pasti bisa. Dari situ kemudian si trainer memberikan instruksi pada peserta untuk menuliskan mimpinya dikertas dengan yakin.

Saya pun menuliskannya dikertas, “Saya ingin kuliah.”

Kalau tidak salah, saat menuliskan itu, saya sambil meneteskan air mata. Sebab saya pikir tidak mungkin saya kuliah dengan kondisi keluarga seperti ini. Tapi saya yakin dengan mimpi yang saya tulis.

Setelah wisuda SMK, saya mencari pekerjaan sudah melamar ke perusahaan di daerah Lawang-Pasuruan. Namun tidak ada panggilan sama sekali. Akhirnya balik lagi ke rumah. Di suatu sore, saya bilang pada ibu kalau saya ingin kuliah. Ibu bilang, iya nak, ibu doakan semoga kamu bisa kuliah.

Alhamdulillah mimpi saya dan doa ibu terjawab. Saya dipertemukan dengan Pak Kalam—keluarga dari bos ibu—saat di pernikahan Mbak Irfa.

Saat itu beliau bilang, “Kamu ingin kuliah di mana? Segera daftar dan isi form pengajuan beasiswa ke saya.”

Akhirnya saya bisa kuliah hingga sekarang di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dari sini saya percaya akan kekuatan mimpi yang ditulis dan disampaikan kepada orang lain. Apalagi ketika ibu kita sudah mengizinkan.

Ridha Allahkan, tergantung dari ridha ibu.

Fase metamorfosa lewat organisasi dan karya

“Dalam dunia kerja, IPK itu nomor sekian. Nomor pertama adalah soft skill,” pernyataan yang disampaikan oleh dosen saya, Dr. Ir. Damat, MP.

Pernyataan itulah yang akhirnya membukakan pemahaman dan tujuan saya kuliah. Mengingat dalam hal akademik saya termasuk yang rata-rata saja :). Jadi saya memutuskan untuk meningkatkan soft skill, supaya ada nilai lebih yang ada dalam diri saya.

Saat kuliah saya masuk ke beberapa organisasi intra: HMJ ITP, SEMFA FPP, IMM Adolesensi, dan UKM FDI UMM. Di UKM FDI, saya mendapatkan soft skill dan hard skill.

Saya menjadi terbiasa berbicara di depan umum, saya bisa menghargai perbedaan, merasakan indahnya keluarga-kerja sama, serta alasan kenapa harus memiliki karya. Di sini juga saya bisa menghasilkan prestasi hingga jalan-jalan gratis.

Perkataan yang saya ingat dari Mas Wawan sesepuh UKM FDI, “Sudah saatnya kalian itu berkarya, bukan lagi menjadi fasilitator terus.”

Alhamdulillah lewat dorongan dari UKM FDI dan organisasi lainnya, saya mendapatkan beberapa manfaat yang luar biasa.

  1. Karya tulis saya terbit di media lokal-nasional.
  2. Saya bisa jalan-jalan gratis dan bertemu orang-orang hebat, berkat menjadi finalis lomba. Seperti saat saya ke Bandung 2014, dalam acara Ekspedisi Mata Angin.
  3. Mendapatkan penghargaan lokal-nasional. Lokalnya saya pernah masuk di Koran Bestari sebagai mahasiswa berprestasi versi koran kampus UMM. Kemudian jika nasionalnya, pernah juara 2 lomba resensi buku ON yang diadakan oleh Mizan Pustaka.
  4. Saya bisa mendapatkan uang rupiah dan dolar dari menulis. Uang rupiah saya dapatkan ketika tulisan saya terbit di koran cetak kemudian saya tukarkan ke kampus. Sedangkan dolar saya dapatkan ketika bekerja di com, media sosial di bawah naungan Together. Inc Japan.
  5. Saya berkesempatan magang di industri multinasional selama 1 bulan di Unilever Indonesia, di sektor Kecap Bango Subang.
  6. Kemudian saya menjadi lebih terbiasa berbicara di depan banyak orang. Lebih terstruktur dan menarik ketika menyampaikan pada lawan bicara. Serta bisa kenal dengan banyak orang-orang hebat.

Alhamdulillah organisasi yang saya ikuti dengan berperan aktif di dalamnya menjadikan saya bisa terbang lebih tinggi dari sebelumnya. Menjadikan saya bisa melakukan hal yang berarti bagi yang lain.

Menjadikan saya bisa memberikan inspirasi, terutama kepada adik kandung saya. Bahwa dengan aktif di organisasi dan menulis, hal-hal hebat bisa didapatkan.

Fase pematangan: terbang seimbang, bekerja dan berbagi untuk orang lain

Menurut saya, saat ini saya berada di fase pematangan. Yaitu fase yang mengharuskan saya untuk bagaimana mejalani kehidupan kedepannya. Saya bekerja apa dan bagaimana saya tetap bisa aktif di organisasi serta berbagi pada orang lain.

Maka dari itu, sekarang saya aktif di organisasi ekstra, level lokal-nasional. Misalnya, komunitas buku Booklicious Malang, komunitas blogger Malang, Indonesia Medika, dan komunitas blogger nasional: Warung Blogger, Indonesia Food Blogger, dan Blogger Reporter Indonesia.

Aktifitas di orgaisasi adalah bentuk saya, belajar lebih baik lagi dalam hal apapun.

Selain aktif organisasi, saya juga bekerja di media online dan offline—sebagai freelance reporter-writer dan blogger. Saya juga membiasakan dari kemarin untuk mengabdi/berbagi tentang apa saja yang bisa saya lakukan, ya… walaupun itu kecil.

Misalnya seperti program yang saya inisiasi #BukuBerjalan, Kelas Menulis, dan membuat blog.  Untuk blog sandibrand.com, memang saya bagi dua, untuk bekerja dan berbagi. Salah satu konten untuk berbagi yang kemarin baru saya rilis, adalah Profil Muda Cahaya.

Tulisan bisa menjadi cara kita paling mudah untuk bersedekah/berbagi kebaikan pada yang lain.

Muda berbagi dan mengabdi lewat blog

Jangan pernah remehkan pekerjaan kecil! Sekecil apa pun jika kita lakukan secara konsisten akan menjadi hal besar dikemudian hari.

Hal inilah salah satu yang menjadi prinsip saya, untuk menjadi blogger.

Saya setidaknya membuat dua blog yaitu sandibrand.com dan sandibuku.tumblr.com.

Sandibrand.com (sekarang web ini sudah mati dan bertransformasi ke sandiiswahyudi.com) awalnya dari tulisan saya yang terbit di media cetak dan online tentang komunitas, kuliner, dan wisata. Di mana ketiga hal tersebut saya tulis dengan sukarela, karena ada hal-hal unik yang ingin saya bagi kepada masyarakat luas.

Walaupun dalam perkembangannya, blog tersebut, sebagian saya khususkan untuk bekerja. Tapi sampai sekarang hingga esok, blog sandibrand.com tetap saya jaga sebagai media untuk berbagi dan mengabdi.

Maka bagi rekan-rekan jika ada hal-hal yang ingin dibagi ke banyak orang, bisa langsung menghubungi saya. Saya jamin gratis dan servis penuh.

Dengan catatan, hal tersebut bukan untuk keuntungan sebagian orang saja. Melainkan bagi kebaikan banyak orang, misalnya wisata alam, wisata desa, kuliner daerah/hal lainnya. Silahkan menghubungi saya di kontak.

Terus bagaimana kualitas kerja saya? Jangan khawatir, saya berusaha konsisten untuk terus tanggung jawab dan profesional dalam bekerja! Bisa dibaca beberapa testimoni dari rekan kerja saya-klien.

Kedepan, saya akan terus menulis, berorganisasi, dan mengabdi. Sebab saya percaya, dengan menyeimbangkan antara bekerja dan berbagi. Ketenangan dan keberkahan hidup, akan kita dapatkan.

Semoga tulisan singkat tentang diri saya ini bermanfaat bagi Anda. Terutama bagi adik saya, semoga kedepan lebih sukses lagi, dalam meraih cita-citanya.

Bagi Anda yang belum percaya kekuatan mimpi dan menulis. Anda harus percaya, karena saya telah membuktikannya.

Baca juga:

Sandi Iswahyudi

Senang menulis sisi positif kehidupan dan berbagi catatan digital marketing. Memiliki usaha salah satunya jual Alquran grosir

20 pemikiran pada “Profil sandibrand.com: Terbang Bersama Mimpi, Tulisan, dan Berbagi”

  1. fase belajar akan selalu ada ya mas,, dari semua hal yg pernah kita alami maka kita akan terus belajar dan menjadi pribadi yg lebih baik..

    Balas
  2. Wah hobi saya juga nih cuci piring sama ngerapihin jemuran, buat bantu-bantu ibu.
    Dan emang bener dengan menuliskan mimpi, alhamdulillah banyak yg terwujud, apalagi kalau dipos di blog, karena biasanya banyak komen yg mendoakan. 😀

    Balas
  3. loh, anak UMM. haha salam kenal dari anak Universitas Muhammadiyah Jakarta. haha anak IMM juga? salam dari IMM Komisariat FISIP UMJ, kak!
    main-main ke Jakarta, aku ajak ke kampus sini kak. berbagi ilmu nya di komisariat hehe. sukses! Salam Fastabiqul Khoirot

    Balas

Tinggalkan komentar

Open chat
Halo

Ada yang bisa dibantu?