Bila engkau tak minat dengan membaca buku non fiksi, cobalah membaca novel. Kenapa? Karena buku ini membuat nalar kita bergairah dan penasaran dari bab ke babnya.
Rasanya, ingin sekali menyelesaikannya hanya dalam sekali baca langsung tamat. Tapi apalah daya, untuk novel dengan halaman lebih dari 200 halaman. Bagi saya, tidak mudah untuk selesaikan dalam sehari. Apalagi ada aktivitas lain, selain membaca buku.
Saya pribadi mulai suka membaca buku, dimulai dari perkenalan dengan novel. Bahkan lewat novel, perasaan saya dipermainkan. Pernah beberapa kali terharu, menangis, dan menjadi bagian dari cerita itu.
Terlihat lebay? Enggak juga, karena ya… itulah pengalaman saya dalam membaca novel. Gak percaya? Baca saja, novel-novel karya Habiburrahman El Shirazy seperti Bumi Cinta, Api Tauhid, Bidadari Bermata Bening, dll.
Dan alhamdulillah, ada banyak pesan yang bisa saya petik ketika selesai membacanya. Salah satu manfaatnya, minat membaca jadi naik.
Setelah membaca novel, baiknya membaca buku-buku bergizi lainnya yang modelnya non fiksi. Sebab masih terekam kuat dibenak, kalau membaca buku itu bikin perasaan asyik. Pengalaman saya membaca buku non fiksi selesainya lama dibanding novel.
Jika nanti diperjalanan, rasa-rasanya minat baca turun, bisa baca novel lain untuk menaikkannya. Selanjutnya selengi dengan membaca buku-buku non fiksi.
BACA JUGA: Buku Mindset Carol S. Dweck, PH.D: Membuat Anda Sukses dengan Memahami Kekuatan Pola Pikir
Saya pribadi sekarang lagi proses baca buku parenting. Lantaran lagi belajar jadi bapak untuk anak-anak nanti. Insyaa Allah.
Jadi novel itu, semacam sambal, agar makan jadi lahap. Kalau makan tanpa sambal, makan jadi kurang asyik.
Bagaimana menurutmu?