3 Renungan di Majelis Pengasuhan Perdana Ustadz Rendy

Sandi Iswahyudi

majelis penga suhan ustadz rendy

Saatnya untuk diri melakukan kontemplasi, tentang kegiatan yang dilakukan kemarin. Agar hikmah dan ilmu yang telah tersaji meresap ke dalam jiwa. 

Tentang apa yang kemarin dicari, didapatkan, dan bisa diambil pelajaran.

Teringat pesan, tulislah ilmu agar abadi

Menulis kali ini dalam rangka, mengabadikan momen, ilmu hingga hikmah yang didapatkan ketika mengikuti majelis pengasuhan perdana di Masjid Al-Murabbi pada Selasa (19/7) bersama Ustadz Rendy.

Bismillah…

Apa yang kamu cari dan dapatkan?

Sebenarnya kemarin adalah momen pertama khidmat dan bertemu banyak orang dengan berbagai latar belakang setelah pandemi melanda Indonesia sejak 2020.

Ada yang lebih muda, seumuran bahkan banyak juga yang umurnya di atas saya. 

Kami dibagi dalam beberapa divisi. Ada yang dibagian penerima tamu, kebersihan, logistik, konsumsi hingga packing beras dan sarden.

Masing-masing santri memilih divisinya.

Di tahap ini, saya belajar untuk mengendalikan hati. Bisikan untuk iri terhadap yang lain. “Ah itu, kerjaannya ringan, cuma gitu saja,” bisik dalam hati.

Langsung segera aku timpal dengan jawaban, “Sesungguhnya transaksi kita ini (khidmat) adalah karenaNya. Maka bukan berat pekerjaan yang Allah nilai, melainkan niat yang terkandung di dalamnya.”

Bisa jadi menurut kaca mata orang, pekerjaan itu ringan, tapi lain bagi Allah. Bisa jadi itu lebih mulia dan utama dibanding yang lain. Lantaran orang tersebut mengerjakannya dengan ikhlas dan tulus murni karena Allah Azza wa Jalla. 

Maka penting untuk selalu mengajari hati, fii sabilillah. Berkhidmat, melakukan sesuatu karenanya. 

Karena ya… tak akan rugi bertransaksi dengan Allah. Akan selalu untung dan untung. 

Wahai hati, jiwa dan tubuh. Sesungguhnya aku ingin melakukan sesuatu fii sabilillah. Aku mengerjakan melayani umat ini karena Allah. Jelas menguntungkan. Ya rabb, kabulkan doa hamba! 

Cukuplah sudah melakukan sesuatu karena manusia. Selain ketidakpuasan yang akan didapat. 

Lain halnya ketika berniaga dengan Allah. Allah akan balas dengan kebaikan yang berlipat. Minimal dengan hati yang tenang dan nyaman dalam menjalani hidup. 

Alhamdulillah kemarin bertemu, belajar dan memaksa diri untuk berkhidmat pada umat. 

majelis pengasuhan ustadz rendy
Makan bersama dengan jamaah setelah magrib sebelum acara Majelis Pengasuhan dimulai (Dok. Tim DeEP-F)

Semoga apa yang kami lakukan ini, Allah ridho. Aamiin

Apa yang kamu rasakan?

Teringat perkataan dari seorang alim, jika belum bisa melakukan semua, jangan tinggalkan keseluruhan! Kerjakan yang dibisa, sambil terus memperbaikinya. 

Bila hati belum 100% ikhlas tuk khidmat, kerjakan saja terus. 

Bila jiwa dan tubuh belum 100% menerima langkah yang diambil, lakukan saja terus. 

Sambil tanpa henti berdoa agar Allah bimbing dan istiqomahkan di jalan kebaikan. 

Begitu pun dengan khidmat saya kali ini. Masih terus berusaha untuk ikhlas karenaNya. Melakukannya murni karena Allah. 

Diri diajak komunikasi bila sesungguhnya apa yang dilakukan ini karena Allah. 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَاَعِدُّوْا لَهُمْ مَّا اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ قُوَّةٍ وَّمِنْ رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُوْنَ بِهٖ عَدُوَّ اللّٰهِ وَعَدُوَّكُمْ وَاٰخَرِيْنَ مِنْ دُوْنِهِمْۚ  لَا تَعْلَمُوْنَهُمْۚ  اَللّٰهُ يَعْلَمُهُمْۗ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يُوَفَّ اِلَيْكُمْ وَاَنْتُمْ لَا تُظْلَمُوْنَ 

“Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; tetapi Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan).” QS. Al-Anfal[8]:60

Ustadz Rendy mengatakan, niatkan apa yang kamu lakukan ini, untuk infaq di jalan Allah. Infaq tak hanya harta, namun bisa dengan tenaga, perasaan dan waktu. 

Bila itu dilakukan, Allah akan membalas dengan kecukupan. Masyaa Allah. 

Meluangkan waktu melayani umat, dengan meninggalkan sejenak keluarga dan pekerjaan/bisnis. 

Saya menjumpai ada yang bisnis makanan, souvenir hingga property hadir di sini untuk berkhidmat. 

Kenikmatan berkhidmat, sesunguhnya kita berniaga langsung dengan Allah. 

Apa yang kamu harap? 

Teringat perkataan Gus Baha, bahwa jangan pernah kita merasa berjasa pada Islam! Islam tanpa kita akan baik-baik saja. Sebab yang jaga adalah Allah. 

Semoga apa yang kita infaqkan di jalan Allah, diterima olehNya. Aamiin 

Saya berharap semoga, saya, keluarga dan kita semua Allah karuniakan ke istiqomahkan dalam berkontribusi terhadap Islam. 

Kesimpulan

Tulisan di atas adalah hal yang saya dapat. Bagaimana dengan sahabat? 

Semoga tulisan ini bermanfaat buat semua. Aamiin

Baca juga:

Sandi Iswahyudi

Senang menulis sisi positif kehidupan dan berbagi catatan digital marketing. Memiliki usaha salah satunya jual Alquran grosir
Open chat
Halo

Ada yang bisa dibantu?