Coban Tengah: Sisi Lain Coban Rondo, Pujon, Kab. Malang dan Wajah Barunya yang Memesona — Coban Rondo? Sudah biasa, tiga kali malahan ke sana. Coban Tengah dan Kafe Dancok (Daun Cokelat)? Baru tahu, makanya ke sini.
Ketertarikan saya ke Coban Rondo, sebab sebelumnya melihat beberapa foto di instagram teman, tentang Kafe Dancok. Suasananya keren, segar, dingin, dan tenang dengan sekitar yang masih hijau.
Terus melihat Coban Tengah yang berada di kawasan Coban Rondo yang belum pernah saya jelajahi.
Akhirnya Rabu (2/11), saya janjian sama Iko ke sini. Berangkat pukul 9.00 WIB. Membawa sepeda matic, melaju cepat ke arah Pujon, Kabupaten Malang. Perjalanan kemarin berlangsung cepat, sebab tidak macet.
Saat memasuki jalur berkelok-kelok daerah Payung, tubuh mulai merasakan dingin. Jalur ini, saat hujan, beberapa kali pernah terjadi longsor.
Belok kiri dari arah patung sapi, kami sudah memasuki area Coban Rondo. Di sini teringat pula beberapa memori perjalanan sebelumnya.
Ada yang beda di Coban Rondo
Terjadi perbedaan mencolok, saat memasuki loket pembelian karcis. Pertama gapura dan ruangan petugas karcis berbeda dari sebelumnya. Kedua tiket masuknya naik Rp 1.000,- menjadi Rp 16.000,-.
BACA JUGA: Coban Supit Urang Malang: Jangan Kesini! Hanya Untuk Pemberani
Kedua, di samping kiri saya terdapat denah Coban Rondo, yang memudahkan pengunjung mengetahui tentang isi wisata alam ini.
Ketiga, banyak wahana baru di sini, seperti: labirin, sepeda, dan berkuda. Tak kalah hits, di sini ada Kafe Dancok dengan pemandangan yang indah dan memesona.
Kemasan baru Coban Rondo ini karena pengelolanya baru. Ah senang bisa melihat wajah baru, salah satu wisata favorit di Pujon.
Jelajah Coban Tengah
Hal baru selalu indah untuk dijelajahi. Menawarkan ragam pengalaman yang tak terlupakan.
Maksudnya hal baru di atas, untuk hal-hal positif lo ya. Bukan yang negatif. Saya tahu kalau di Coban Rondo ada coban lainnya yang saya belum tahu. Langsung saya googling dan temukan infonya yaitu Coban Tengah.
Coban Tengah berada di persimpangan jalan. Jika kamu ke Coban Rondo, kamu nantinya akan menemukan pertigaan. Kalau lurus, kamu menuju Coban Rondo, belok kiri ke Coban Tengah.
Kalau saya perkirakan kemarin, dan saya bandingkan dengan jarak ke Coban Rondo dari persimpangan tersebut. Jaraknya lebih jauh ke Coban Tengah. Kalau Coban Rondo jalannya lurus dan sudah beraspal. Sedangkan kalau Coban Tengah, jalannya setelah beraspal, tanah. Saya bisa bandingkan soalnya sudah dua kali jalan kaki 🙂
Walaupun begitu pemandangan ke Coban Tengah tak kalah keren dengan Coban Rondo. Malah menurut saya lebih keren ke sini.
Kalau Coban Rondo, kita cuma bisa melewati jalan beraspal, berdebu, dan kaki tidak terbasahi sungai. Tapi jika Coban Tengah, kita akan melewati banyak sungai.
Makanya saat ke Coban Tengah nantinya, pakailah sandal/sepatu yang nyaman. Sebab kita akan melewati tanah, bebatuan, dan air sungai yang jernih dan segar dengan medan naik turun.
Pemandangan di kanan kiri, depan belakang tumbuh tetumbuhan hijau dengan udara bersih dan segar. Ah… beginini yang selalu dirindukan. Iya gak?
Sambil mengabadikan momen, saya dalam hati berkata, “Betapa indahnya alam ini, alhamdulillah saya masih bisa menikmatinya. Semoga esok saya bisa keliling Indonesia.”
Perjalanan sekitar 10 menit, akhirnya saya sampai di lokasi air terjun. Di sana bertemu dengan tiga orang anak lelaki yang ternyata meraka warga Pujon.
O ya di area air terjun juga terdapat kamar kecil untuk buang air.
Airnya bersih, segar, dan hawanya sejuk. Tempat yang selalu memberi ketenangan.
Di sini kami cuma sekitar 5-10 menit saja. Kami makan roti, minum air putih, dan menulis sambil menikmati pemandangan. Setelah itu balik lagi, hehe. Walau tidak mandi, kami puas, bisa menikmati pemandangan yang begitu indah. Bisa menikmati sisi lain Coban Rondo.
Total waktu perjalanan pulang pergi kemarin, saya perkirakan ± 2 jam dari gapura Coban Tengah sampai kembali lagi.
Jalan kaki atau naik sepeda? Bagaimana cara menikmatinya?
Jalan kaki atau naik sepeda hayo … Bedanya cuma pada kecepatan, kesehatan, dan rasa yang dihasilkan.
Kami bawa sepeda motor, tapi kami titipkan ke tukang parkir. Baru ke Coban Tengahnya, kami jalan kaki.
Kenapa melakukan ini apa gak capek?
Kalau capek, jelas capek. Tapi kami dapat lebih dekat dengan alam, peka dengan foto-foto indah, bisa menghirup udara bersih, meresapi tiap perjalanan hingga belajar kehidupan pada alam.
Ya … sangat banyak hal yang bisa didapatkan dengan berjalan kaki
Tapi pas kemarin perjalanan pulang dari Coban Tengah, kami berpapasan dengan beberapa pemuda-pemudi yang naik sepeda ke Coban Tengah.
Ya … ini soalnya rasa dan bagaimana cara menikmatinya. Bagi saya jika kita suka alam. Maka jadilah seperti mereka.
Maksudnya, ketika menikmatinya, jangan menghasilkan udara kotor. Berjalan kakilah, buang sampah pada tempatnya. Lepas semua beban dan rasakan bagaimana tetumbuhan berhembus, air berbunyi, hingga hewan-hewan bernyanyi.
Rasakanlah … hirup dalam-dalam, dan hembuskan pelan-pelan udara tersebut. Nikmat …
Tips jelajah Coban Tengah
-
- Bawalah makanan dan air minum sendiri. Di Coban Tengah tidak ada makanan. Serta sampah yang dihasilkan nantinya jangan lupa dibuang di tempat sampah atau dikantongi sendiri ya.
- Saran saya jika ingin dapatkan manfaat maksimal, jalan kakilah sejak awal. Jangan gunakan sepeda! Biar kita sehat dan hemat tentunya ^_^
- Gunakan sandal/alas kaki yang nyaman. Karena kamu nantinya akan banyak menyebarangi sungai secara langsung, tanpa melewati jembatan.
- Nikmati setiap perjalanan dan pelajaran yang kamu dapatkan. Bisa lewat foto, tulisan, atau video.
- Jika ingin menikmati dengan sempurna, saya sarankan jangan Sabtu, Minggu, atau hari libur. Biasanya hari-hari itu, pengunjung meningkat.
Wisata Coban Rondo
Lokasi di Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur
Tiket masuk wisata Rp 16.000,-
Tiket masuk Coban Tengah Rp 5.000,-
Agak gimana gitu ya mbaca nama cafenya, Dancok.. -___-
Kalau gak salah di atasnya coban tengah masih ada coban lagi ya mas?
hehe iya namanya, kurang itu 🙂 iya mbak, saya dapat info ada Coban Manten. tapi gak tahu jalurnya lewat mana
Kalau jelajah gunung, saya malah lebih prefer ramai-ramai Mas, jadi kalau ada apa-apa bisa ada yang menolong, hehe. Kecuali kalau situasi memaksa tetap sendiri maka saya akan berpasrah saja sama Yang Kuasa, semoga diberi keselamatan dari mendaki sampai kembali lagi #lebay.
Air terjun ini pernah saya lihat jalannya pas ke Coban Rondo… cuma kata teman jalannya kurang bagus, memang ya… mirip-mirip ke Sumber Pitu kalau saya bilang. Tapi pemandangan air terjun memang keren sih… semua penat selama perjalanan mencapainya langsung musnah, hehe.
hehe sepakat mas… kalau buat ngilangin penat ke alam-alam gini asik. kalau ke sini, jalannya bagus sih, cuma pas di awal. kalau masuk ya jalan alam gitu, hehe. tapi mantap lah
Saya pernah ke sini cuma sekali tapi belum pernah ke yang tengah sama dancok itu. Cuma ke air terjun rondo dan labirin, dan menurut saya mahal sekali. Total seorang habis 25rb deh untuk yaaaaaaaa cuma gitu doang.
hahaha iya mas, termasuk mahal, kemarin naik seribu masuk sini. tapi ya, kalau nurut saya, di wisaa alam kayak gini sebandinglah sama pemandangan yang ditawarkan. dan pasti kalah banyak pengunjung dibanding dengan wisata buatan
Pingin berwisata alam dan ngeliat air terjun begini mas, tapi kadang fisikku ngga kuat kalo harus mendaki-daki atau jalan menanjak yang panjaaang?. Di Sumut sendiri banyak banget wisata air terjunnya. Aku malah belum sempet eksplor. Hahahaha?.
hahaha pelan-pelan aja mbak. sambil dinikmati gitu. berangkat pagi nanti pulang sore gak masalah. soalnya kalau ke alam, ah… suasananya nganenin
Bukannya labirin itu buatan?
iya mas termasuk buatan
Ya Allaah kereen bangeet tempatnya. Ini di Malang ya? Wah aku baru tau di Malang ada tempat kayak gini. Kapan2 kudu diagendakan kesini nih. Tapi punya balita 2 thn keknya masih susyaah diajak ke tempat beginian ya 🙁
Eh iya. Salam kenal juga ya. Iya kita yang ketemu di Bali waktu itu 🙂
ayok ke Malang mbak 🙂 bisa mbak, tapi tinggal biasanya gendong2 gitu haha
Air terjunya sip banget..
ane juga demen banget kalau main di daerah air terjun 😀