Merasuki ruang yang senyap, hingar bingar membahana seluruh ruang. Ruang hati yang senyap terisi, kosong terisi semangat, ragu jadi yakin penuh, dan sendiri jadi kolektif.
Tempat yang kunanti tiga tahun, ternyata begitu luar biasa. Pantas teman-temanku dahulu begitu menggebu-menggebu menceritakannya kepadaku dan yang lain.
Terima kasih teman, kau telah menceritakannya padaku tentang FIM (Forum Indonesia Muda).
Bersyukur bisa berada di sini. Di tempat ini, forum ini, saya berada dengan teman-teman di seluruh Indonesia yang luar biasa.
Ada yang sedang menjabat sebagai kepala desa, pimpinan di perusahaan, kuliah di luar negeri, dan ada yang masih mahasiswa dengan aktivitasnya yang luar biasa.
Di atas langit masih ada langit adalah peribahasa yang pas akan keadaan di sini. Hati tak akan mampu meninggi, namun merendah. Ketika rendah, hikmah dan ilmukan kita dapatkan.
Rendah, kekeluargaan pun kan di dapat. Tatkala meninggi, hanya ke akuan yang akan didapatkan, selain itu tidak.
Saat ini materi memang bisa kita dapatkan dari mana saja. Tapi kekeluargaan, aura, keridhoan, dukungan, dan jalinan tak didapatkan di yang lain.
Doakan didapat dengan bertemu, bertatap muka, dan berbincang saling memahami. Doa yang akan mengubah dari hal yang buruk jadi baik.
FIM adalah keluarga, kata Pak Emil, founder FIM.
Sedangkan bagi Mas Ivan, kordinator FIM Pusat, “Ada satu nafas yang mempertemukan kita di tempat ini.”
Bagi saya, FIM, menjadi wadah saya tuk terus positif, produktif, kreatif, dan mengejar sesuatu yang kita yakini kebenarannya. Bukan saja wadah lebih dari itu.
Lebih jauh, FIM tempat untuk membuat saya sadar. Ya…, sadar akan semua hal.
Bagi peserta lain tentang FIM, mungkin bisa lebih luar biasa dari saya/biasa saja. Semua kembali pada pemahaman dan sudut pandang masing-masing.
Alhamdulillah, Allah telah membuka kesadaran saya. Semoga apa yang saya dapatkan dapat saya terapkan dan memberi manfaat bagi yang lain. Serta saya bisa menjadi bagian dari orang-orang hebat dan produktif seperti keluarga di FIM.
Kotak itu bisa jadi baik atau tidak bergantung pada sudut mana kita melihat dan menilai.
Semoga saya bisa mengikuti jejak-jejak luar biasa dari orang-orang yang berada di Keluarga Besar FIM.
Diketik secara bertahap, dan publikasi di masjid, 17 Mei 2016, 6:27 WIB.