Kupikir aku akan tidur lelap pukul 22.00, ternyata tidak. Di jadwal pelatihan FIM memang cuma sampai pukul 22.00 WIB. Namun setelah itu ada agenda tambahan berupa pembentukan kelompok kecil yang didampingi oleh dua orang alumni FIM.
Pembentukan kelompok kecil ini sebagai salah satu langkah untuk kenal satu sama lain. Kenal sesama peserta atau kakak-kakak FIM. Jika tak ada forum semacam ini, rasa-rasanya sulit untuk kenal lebih jauh. Sebab pagi-malam jadwalnya penuh dengan pelatihan.
Saat sesi ini, saya perhatikan sekitar, sebagian besar teman-teman menikmatinya, begitupun dengan saya.
Walau mata tak bisa cerah 100%, tapi tekad dan sikap tuk memaksimalkan kesempatan membuatku terus hidup :).
Saya masuk di kelompok 6 Adityawarman, dengan 10 orang lainnya: Agnes, Fauzi, Sonia, Amy, Dika, Farras, Nanda, Reret, Retno, dan Robbie. Ditambah dua orang fasilitator/pendamping kami: Angga dan Citra. Mereka ada yang berasal dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan NTT.
Waktu itu malam dingin, menjadi hangat dengan semangat dan gelora para pemuda.
Waktu itu malam pekat tak menarik, menjadi berwarna dan menarik lewat kisah dan semangat mereka dalam bercerita tentang daerahnya.
Tawa yang disajikan jujur, tanpa topeng. Tak ada marah yang mengakar antara kami. Walau kami pernah bermain, ‘berpikir keras’ dan dua orang teman ada yang masih belum mengerti maksudnya, hehe. Saya juga termasuk orang yang mengerti permainan ini lama banget.
Kami berbagi cokelat di kala malam. Berbagi keripik di kala kantuk melanda.
Pertemuan singkat ini membuka jalinan yang lebih luas lagi. Tak berhenti di sini, terus berlanjut hingga maut yang memisahkan.
Sejatinya pertemuan hadir, tuk mengajarkan kita arti kehidupan dan pribadi.
Apa yang kalian ingat? Apa kalian masih ingat dengan diary imajinasi dan suara yang khas?
“Malam ini mari kita buka diary masing-masing dengan suara. Sampaikan apa yang didapat hari ini dan harapan kalian esok.”
Tanpa sadar, masing-masing dari kita menyampaikannya dengan tulus tanpa paksaan. Lelah pun terobati dan optimisme meninggi.
“Mari saling mendekat dengan membuat lingkaran, kita akan saling salurkan energi positif,” ungkap Citra. Alhasil energi rindu, ikatan persaudaraan, dan perjuangan sesama pemuda Indonesia terus terjaga sampai hari ini. Dan akan tetap terjaga sampai kapan pun.
Saya percaya ikatan ini akan tetap bertahan. Ikatan yang nantinya saling terhubung, hasilkan sesuatu yang memberi arti pada masyarakat.
Ikatan yang saling menguatkan tuk bergerak, berkontribusi, dan mengingatkan diri tuk kembali ke jalan yang lurus.
Di malam yang sama, tapi beda tempat dan rasa. Aku katakan, bahwa momen itu sungguh berkesan. Momen itu tak terlupakan. Semoga kita sekarang dan selamanya tetap terjalin dan terjaga dalam jalan yang lurus.
Em… teman, apakah kau di sana ingat dengan momen ketika kita membuka diary imajinasi bergantian?
Malam memang merindukan, menyejukkan
Gelap dan dengan kunang-kunang,
Malam menjadi indah dan menawan
Selamat menebar cahaya teman seperjuangan, Keluarga Besar FIM!