Dulu Bung Karno pernah berkata, “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.”
Sekarang bagi Prof. Rhenald Kasali dikutip dari sindo.com, hanya pemuda yang suka perubahan bakal meraih kesuksesan. Sementara mereka yang tidak mau berubah akan tetap terpuruk dan menjadi orang tertinggal. Begitulah ungkapan yang pernah dilontarkan Pendiri Rumah Perubahan Rhenald Kasali.
“Pemuda mencintai perubahan karena seiring dengan pola berpikir mereka yang terus berkembang. Termasuk, kapasitas mereka dalam mengasah potensi dan bakat mereka agar terus mencapai perubahan atau kesempurnaan.” Itulah kehebatan pemuda!
Di tangan mereka, sebuah perubahan terjadi. Sebab inovasi, kretifitas, semangat juang yang tinggi, dan energi yang besar melekat pada diri mereka. Maka generasi muda sangatlah penting untuk keberlanjutan suatu negara.
Inilah yang kami lakukan 30 generasi muda dari berbagai daerah di Indonesia bersama Indonesia Medika.
Kami yang berasal dari berbagai kampus di Indonesia, merasa terpanggil untuk turun tangan, mengabdikan diri, dan menjadi bagian dari perubahan Indonesia.
Kami melihat, merasakan, dan terlibat langsung di kalangan masyarakat bawah-pemerintah. Kami hingga hari ini, pernah terlibat diberbagai organisasi intra-ekstra kampus, mendengar-mengabdi untuk masyarakat, berprestasi untuk Indonesia, dan tidak jarang kami memberi gagasan kami untuk Indonesia tercinta.
Namun, kami merasa apa yang kami lakukan ini belum berdampak luas untuk Indonesia. Padahal kami ingin berubah, kami ingin Indonesia lebih baik. Kami ingin masyarakat kecil tersenyum menikmati tanah kelahiran, menikmati hidupnya. Kami ingin Indonesia sehat, sejahtera, dan terbebas dari sampah. Ya, dulu sampah-sampah itu kami temui ditempatnya.
Namun sekarang, sampah-sampah telah berserakan di mana-mana. Sampai-sampai tempat kami untuk minum dan makan terdapat sampah. Apa nantinya, generasi selanjutnya akan hidup dengan sampah?
Inilah salah satu hal yang membuat kami 30 generasi muda berkumpul dan bertekad untuk menjadi generasi sampah.
Kami memilih nama ini, sebab apa yang kami lakukan nantinya. Akan dianggap sampah/gila/tak wajar bagi sebagian besar orang. Kami tahu akan itu. Kata guru kami, Prof. Rhenald Kasali dalam bukunya Self Driving beliau berkata, “Orang-orang yang telah nyaman dengan keadaan sekarang, akan memberontak kepada mereka yang membuat perubahan.”
Kami pahami hal ini, namun ketika perubahan yang kami lakukan konsisten, berkualitas, dan satu padu dari Sabang-Merauke. Kami yakin, sebagian orang-orang yang memberontak tersebut akan sadar. Bahwa apa yang kami lakukan adalah benar.
Alhasil, nama ‘sampah’ selain sebagai pendobrak juga memotivasi kami untuk konsisten dengan apa yang kami lakukan.
Toh baik dan tidaknya sampah, sangat bergantung dari siapa yang memegang. Bagi pebisnis visioner, sampah akan dijadikan bahan berharga yang memiliki nilai guna. Sedangkan bagi mereka yang berpikir instan, sampah ya tetep sampah. Barang yang tak berguna dan menimbulkan banyak masalah.
Sabtu, (14/3) di kantor Indonesia Medika Jalan Kedawung 17 Malang. Kami berkumpul, menyatukan visi misi, tekad, dan mendeklarasikan diri untuk menjadi “generasi sampah” sebagai volunteer Indonesia Medika (InMed).
Generasi yang melihat segala sesuatunya peluang untuk beramal, melihat masalah sebagai solusi, dan segera merealisasikan ide yang sudah ada untuk kebermanfaatan bagi orang banyak.
Kami berasal dari berbagai daerah dan kampus swasta-negeri se-Indonesia. 12 orang pemuda tergabung di IMCI sebagai inisiator kota di masing-masing daerah mereka. Sedangkan 18 lainnya, mengembangkan bermacam program InMed di Malang Raya.
Indonesia Medika sendiri adalah organisasi yang bergerak di bidang health developer (pengembang kesehatan) berbasis healthpreneur (kewirausahaan kesehatan) dengan prinsip pengembangan kolaborasi scientific field (bidang ilmiah) dan applicable field (bidang terapan) dengan prinsip kewirausahaan health interconnection (interkoneksi kesehatan) dan innovative health product (produk kesehatan inovatif) untuk menciptakan produk kesehatan yang solutif, praktis, dan strategis hingga berimplikasi pada kesehatan Indonesia secara signifikan.
Kata CEO InMed Gamal Albinsaid, “Indonesia Medika merupakan gerakan intelektual profetik dengan semangat Ketuhanan dan Kebangsaan berwawasan internasional untuk menciptakan produk kesehatan inovatif.”
Gathering perdana Indonesia Medika Wafe 3 memberikan banyak pencerahan bagi kami.
Pertama Indonesia Medika organisasi profesional yang juga menginternalisasi kekeluargaan di masing-masing anggota dan berbeda dari lainnya. Apa bedanya InMed dengan organisasi lain? “Maka aktiflah dan Anda akan merasakan hal yang berbeda,” tandas Awal Muhammad.
Kedua untuk menjadi orang yang berprestasi, profesional, berpikir positif, hingga bermanfaat bagi orang lain dekat dan belajarlah pada mereka–orang yang berprestasi, profesional, berpikir positif, hingga bermanfaat bagi orang lain. CEO Indonesia Medika Gamal Albinsaid pun sudah membuktikan, “Ketika saat itu saya ingin menjadi mahasiswa berprestasi.
Maka saya dekat-belajar pada mahasiswa berprestasi UB. Alhasil, saya mendapatkan banyak prestasi-prestasi yang luar biasa.” Prinsip sederhanya, ketika Anda dekat dengan penjual minyak wangi. Maka Anda akan mendapatkan bau wanginya. Sebaliknya, ketika Anda dekat dengan pandai besi, Anda akan merasakan panas-bau yang tidak sedap.
Ketiga Indonesia Medika adalah bukti bahwa anak muda Indonesia: peduli, berprestasi, dapat diandalkan, dan berjuang untuk kebermanfaatan rakyat. Ini bukti bahwa Indonesia memiliki harapan dan esok akan menjadi negara besar.
Keempat seorang pemuda harus berpikir positif, berani berpikir beda-global, berani mengaplikasikan ide-ide yang ada, dan berani mengabdi untuk negeri.
Kelima dalam mengaplikasikan ide, kita memerlukan sumber daya (uang dan manusia), jaringan, kapasitas, dan strategi pengemasan.
Sekarang, kami “30 Generasi Sampah” siap untuk berjuang dan mengabdikan diri untuk negeri tercinta. Kami siap untuk mengaplikasikan ide-ide untuk kebermanfaatan bagi orang banyak dan siap menjadi bagian dari perubahan. Indonesia pasti jaya!
“Anak muda berani ambil resiko dan nikmati serta hayati kegagalan! Beranilah mengambil momentum! (Gamal Albinsaid)”
salut kepada pemuda pemuda macam begini,jangan pernah berhenti berjuang untuk indonesia raya .
Jangan pernah berhenti berjuang untuk sebuah kebaikan, walaupun saya berada nun jauh dari bangsa tercinta. Kadang suka tumbuh perasaan miris ketika melihat sampah berserakan di pantai tempatku berlindung dalam naungan ibu pertiwi, mungkin hanya langkah kecil saja yang aku ambil, dan belajar dari tempatku berpijak saat ini. Bahwasannya bila kita menumbuhkan rasa cinta kepada tanah air kita, tak akan pernah kita menyia-nyiakan ide dan kreatifitas untuk membangun bangsa dan menjadi seorang muda yang kreatif. 🙂 sukses dan semangat untuk semua program-program yang akan di jalani oleh generasi sampah.
Siap mas. Semoga kami bisa istiqomah di jalan ini. Menjadi satu diantara mereka yang berjuang untuk Indonesia.
Sip mbak, mari terus berjuang dan menyebarkan virus positif pada pemuda untuk cinta pada tanah air mereka. Terima kasih