Sedetik Saja di Tanah Itu

Sandi Iswahyudi

palestina alquds islam sandi iswahyudi
Sedetik saja di Palestina, Aamiin. Semoga langkah kaki diri bisa ke sini

Bismillah

Tanah Palestina.

Apakah diri ini mampu berdiri di tanah itu walau hanya sedetik saja?

Di sana, hidup dan mati jelas, baik dan buruk terang.

Pembela Al Quds tangan menggenggam melawan dengan apa saja yang bisa digunakan melempar, berhadapan langsung dengan senapan-senapan mesin, tentara berpakaian lengkap.

Apakah kedua kaki ini mampu berdiri tegang tanpa ragu walau hanya sedetik?

Tanah-tanah tersirami darah-darah para syuhada’ yang menyatu dengan bahan-bahan kimia beracun.

Musuh-musuh membawa perlengkapan lengkap, ada topi, pakaian hingga sepatu yang memadai.

Sedangkan pejuang Al Quds memakai pakaian seadanya, dengan wajah berbalut sorban.

Apakah wajah ini, masih mampu untuk bersujud padaNya?

Di sana, tak ada waktu untuk bersantai.

Lengah sedikit, nyawa akan jadi taruhan. Harta benda hilang, sanak saudara dijemput kematian.

Jelas, kematian semacam sarapan tiap hari, yang tak pernah membuat bosan.

Apakah diri ini mampu mempertahankan apa yang diyakini dengan sepenuh hati dan meninggalkan dunia?

Kamera sniper dari jarak jauh siap memasung mimpi-mimpi yang bersemayam dalam pikiran.

Tapi jelas, aqidah diri, “Bila belum ajal, walau diri dilandas tank, dibazoka atau disniper dari arah mana saja, pasti tidak akan MATI.”

Itulah kalimat yang diri ini dapat ketika mendengarkan ceramah Ust. Khalid Basalamah serta membaca kisah Syaikh Badiuzzaman Said Nursi.

BACA JUGA: Saya Berjenggot, Saya Muslim, Tapi Saya Bukan Teroris

Tapi, apakah diri ini siap meninggalkan semua gemerlap dunia, dan berdiri tegak, penuh senyum, yakin, dan tak gentar, sebagaimana para pejuang Allah di wilayah Al Quds itu?

***

Wahai diri, ingatlah ini, di mana pun dirimu sekarang, engkau pasti akan mati! Engkau akan dijemput kematian, walau bersembunyi di tempat teraman di dunia sekalipun. Kematian akan tetap menjemputmu, tanpa terlambat sekalipun.

Dunia hanya sementara, dunia hanya ujian, sebagai syarat untukmu masuk ke dua tempat, “kebaikan selamanya atau kesengsaraan abadi.”

Teringat hadist Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam, saat mendengarkan ceramah Ust. Khalid Basalamah di instagram;

Ribath (bersiap siaga) satu hari di jalan Allah lebih baik dari dunia dan apa saja yang ada di atasnya (HR. Bukhari).

Subhanallah nikmatnya.

Saudara-saudara kita di sana, mendapatkan kenikmatan ini. kenikmatan yang mungkin diri ini tak akan dapat ketika berdiri di bumi Indonesia.

Mana yang lebih berharga antara Surga yang luasnya seluas langit dan bumi, berkumpul bersama Rasulullah dan para sahabat dan mendapat nikmat yang agung, melihat wajah Allah Azza wa Jalla Sang Maha Mulia, dengan dunia yang diri ini dapat?

***

Tanah Palestina, doa kami untukmu.

Semoga engkau selalu istiqomah di jalanNya, diberi kesabaran, keberkahan, dan bila ajal menjemput, Allah memberi engkau anugerah mati dalam keadaan syahid. Aamiin.

Doakan kami, agar bisa menikmati tanahmu, walau hanya sedetik saja.


Yuk saudara-saudaraku yang lain, suarakan tentang seberapa berharganya Tanah Palestina bagi kalian!

Baca juga:

Sandi Iswahyudi

Senang menulis sisi positif kehidupan dan berbagi catatan digital marketing. Memiliki usaha salah satunya jual Alquran grosir

2 pemikiran pada “Sedetik Saja di Tanah Itu”

  1. Semoga Saudara-saudara kita yang di sana selalu di berikan kesabaran dan kebesaran hati
    Allah tidak tidur, Allah sudah mengatur segalanya
    ini bukan hanya ujian untuk saudara di palestine
    tapi juga ujian untuk semua Ummat muslim di dunia
    ini teguran untuk kita, masih adakah persatuan dan rasa persaudaraan antara sesama muslim di antara kita.
    Mungkin saya tidak bisa membantu dengan apa2
    Namun Doa InsyaAllah selalu saya panjatkan untuk mereka yg sedang berjuang

Komentar ditutup.

Open chat
Halo

Ada yang bisa dibantu?