Alhamdulillah sejak usia telah berada di pertengahan kepala dua. Diri ini telah sadar jika esok, akan jadi bapak. Bila Allah memberi kesempatan, siap gak siap, pasti akan masuk ke masa aku dipanggil ‘bapak, abi/ayah.
Panggilan yang esok pasti akan selalu aku rindukan. Pernah suatu kali, saat aku berjalan berpapasan dengan anak kecil yang sedang bermain, kemudian dicegah oleh sang orangtua. Sebab takut kotor dan alasan lainnya.
Hati ini langsung berontak, ini tidak tepat pikirku. Mungkin ada benarnya juga alasan si orangtua, tapi menjegah seperti itu, apalagi dengan suara yang tak lembut, tentu berdampak buruk bagi kepribadian mereka. Aku hanya diam melihatnya, karena aku tak punya kuasa untuk mencegah itu.
Kemudian saat aku duduk di kamar tidur, terdengar dari luar seorang anak kecil dimarahi oleh sang kakek, karena suatu hal yang sepele. Hem, sekali lagi aku hanya bisa terdiam, dan berpikir jika itu adalah hal yang salah dan fatal. Fatal karena bisa berdampak buruk pada perkembangan si anak.
Hingga detik ini aku menulis, aku melihat ragam peristiwa. Baik yang menyayat hati atau yang membuat hati tersenyum. Salah satu yang membuat hati tersenyum. Saat kulihat seorang ayah mengajak anaknya tanpa lelah sholat jamaah di masjid. Walau anak itu aku perkirakan masih belum memasuki SD. Si anak dengan lucunya mengikuti gerakan si ayah.
Ada juga seorang ayah yang mengajak anaknya membaca buku. Hasilnya si anak sejak kecil cinta buku.
Hem.. dua hal yang saling berlawanan. Tapi satu poin mendasar yang aku bisa tangkap. Yaitu tentang kepemimpinan sang ayah.
Ya ayah adalah pemimpin dalam keluarga. Baik buruknya keluarga juga sangat bergantung pada peran ayah. Maka pada titik ini. Saat diri Insya Allah akan segera memasuki gerbang itu. Pertanyaan yang kemudian muncul, “Siap gak? Siap jadi suami lahir batin gak?”
Aku tahu, siap gak siap aku juga akan jadi ayah. Oleh karenanya alangkah baiknya saat sekarang aku sudah tahu. Maka aku siapkan diri ini untuk jadi ayah yang siap.
Ya siap segala sesuatunya. Lebih-lebih tentang ilmu kemana keluarga itu melangkah.
#NulisRamadhan adalah projek nulis selama 28 hari. Insya Allah tiap harinya saya akan update di instagram dan di blog ini. Jadi kamu bisa ikuti di IG/blog saya. Yuk menulis!
Memang harus seperti ini harusnya para calon bapak :). Sadar kalo dia akan menjadi kepala keluarga, dan baik enggaknya RT, akan tergantung dari kepemimpinan dia ya mas.. 🙂 .
iya mbak, dan nanti kehadiran sang Ibu juga sangat berpengaruh
kudu belajar dulu ini, biar siap jadi pemimpin rumah tangga yang baik dan tegas. jadi bapak yang sayang keluarga dan anak-istrinya 🙂
ini project’an nulis pribadi mas? keren euy!
Yuk sama2 belajar untuk menjadi bapak yang ok, hehe :). Iya mas, pengen nulis konsisten tiap hari di bulan Ramadhan