Banyak sekali hal-hal unik yang bisa kamu telisik, dari sebuah komunitas. Sebagian besar tahu akan makna hingga hikmah yang di dapat. Tapi hanya sedikit orang yang mau menuliskannya. Biasanya alasannya, karena tidak ada waktu atau tidak tahu bagaimana cara menuliskannya.
Kondisi seperti di atas, ditambah dengan ucapan Pramoedya Ananta Toer, menulis itu untuk keabadian. Membuat saya akhirnya tergerak untuk menulis.
Sedangkan niatan khusus untuk menulis komunitas sebagai berikut:
Saya ingin menangkap hal penting dan unik
Banyak sekali keunikan, nilai-nilai yang diperjuangkan, dan sudut pandang berbeda tiap komunitas.
Sayangnya, biasanya disuatu komunitas tidak banyak yang peka hingga menuliskannya diblog.
Kemudian disebar disosial media. Padahal, hal-hal tersebut sangat menarik untuk dijabarkan dan diketahui oleh orang lain. Minimal, orang lain akan terinspirasi dan bisa mengambil manfaat dari tulisan tersebut.
Saya ingin melatih dan membiasakan diri untuk peka pada sekitar
Kepekaan diri bisa kamu latih, dengan membiasakan diri terjun ke lapangan, dekat dengan masyarakat. Kemudian menuliskannya. Diiringi dengan membaca buku untuk menambah pengetahuan dan menjauhkan diri dari sifat sombong.
Kepekaan itu, yang akan melatih diri kamu, untuk lebih bersyukur atas apa yang sudah kamu terima. Selanjutnya, kamu akan mulai berpikir, tentang kontribusi. Apa yang bisa kamu lakukan untuk orang lain. Apa yang bisa kamu lakukan untuk kebermanfaatan masyarakat.
Kamu bisa lakukan ini, dengan mulai dari hal yang kecil/sederhana.
Tidak apa-apa kecil, terpenting konsisten. Itu lebih baik, daripada dampak besar, tapi tidak konsisten.
Melatih seni berbicara, berlatih ketulusan dan pengorbanan
Mencari berita dikomunitas, kemudian bertanya pada beberapa orang untuk dijadikan penguat berita. Tidak mudah untuk dilakukan. Ketika kamu tidak tahu seni berkomunikasinya.
Biasanya penghalang utama, kamu untuk sukses meliput komunitas, terletak pada diri sendiri.
Jika kamu tidak terbiasa berbicara dengan berbagai karakter dan status orang.
Terus juga jarang ke lapangan, atau berbicara di depan forum.
Kamu akan terhalang dengan perasaan malu, sungkan, atau kurang percaya diri.
Kuncinya, lakukan saja! Jangan lepaskan kesempatan yang ada! Untuk awal, kamu malu, tapi jika sudah dua kali dan seterusnya, kamu akan terbiasa, bahkan ketagihan.
Meliput melatih kita untuk tulus dan rela berkorban. Sikap tulus, akan menjadikan kita siap menerima segala kemungkinan, terutama kemungkinan terburuk.
Selanjutnya, dalam melakukan aktifitas meliput seperti ini, kamu harus siap berkorban. Kuncinya, lakukan kegiatan ini, sebagai aktifitas berbagi kebaikan dan karena-Nya.
Kamu tidak akan rugi, sebaliknya keberkahan akan kamu dapatkan.
Memberikan inspirasi pada adik saya
Dahulu saat awal masuk kuliah, saya orang yang pendiam, kurang percaya diri, dan belum tahu akan kemampuan diri. Maklum, saat SMA saya tidak suka ikut aktivitas di organisasi sekolah.
Setelah saya masuk dan diberikan pengarahan oleh Dr. Ir. Damat MP, yang sekarang menjadi Dekan FPP UMM. Saya langsung ikut dan aktif di organisasi intra kampus, dan ekstra.
Beliau saat itu bilang yang intinya, “Nilai IPK itu menempati nomer kesekian ketika nanti kamu kerja, atau setelah selesai kuliah. Peringkat awal hingga nomer di bawahnya ditempati oleh soft skill kamu.
Saat itu, juga saya bertekat untuk aktif di organisasi, dan saya harus berubah jadi lebih baik. Kemudian dari aktivitas organisasi, saya juga belajar untuk berkarya dan berprestasi.
Ternyata, memang benar, setelah saya baca buku How to Become a Great Fresh Graduate, terbukti perkataan dosen saya.
Di buku ini, dijelaskan ada 7 kompetensi, yang harus dimiliki oleh mahasiswa, sehingga nanti setelah lulus kuliah. Menjadi mahasiswa yang handal, sukses, dan mudah beradaptasi.
Pengalaman-pengalaman seperti ini, kemudian saya tularkan pada adik-adik tingkat saya, terutama adik kandung saya. Dia saat ini, baru masuk kelas 3 SMK.
Sejak kemarin, saya sudah mulai memberikan dia gambaran tentang dunia perkualiahan.
Saya pun menyebarkan virus untuk kedepannya dia harus aktif organisasi, dan prestasi selain kuliah.
Tentu, saya juga memberikan rasionalisasi, kenapa dia harus aktif di dua hal tersebut, selain kuliah. Alhamdulillah, dengan rasionalisasi dan bukti konkret, akhirnya adik saya sepakat untuk melakukannya—menyeimbangkan antara kuliah, prestasi, dan organisasi.
Terus, kenapa saya harus menanyakan, “Kenapa meliput komunitas/organisasi?” Apa pentingnya sih?
Tentu, penting sekali, menurut mbak Ollie dalam bukunya The Power in You jika kamu tidak tahu alasan melakukan sesuatu, komitmen dan fokusmu tidak akan sekuat kalau kamu mengetahuinya
Kuncinya, jawablah pertanyaan kenapa, dengan jawaban bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tapi juga kebermanfaatan orang banyak, bahkan untuk kehidupan kita di akhirat kelak. Dari sini, kamu akan mendapatkan komitmen, fokus, dan energi yang luar biasa.
Bagaimana, apakah yang kamu lakukan hari ini/sejak kemarin sudah tahu alasannya? Jika belum segeralah jawab, kenapa kamu melakukan ini! Terus share ya, kenapa kamu meliput komunitas!
Saya beberapa kali menulis kegiatan komunitas juga
Salam hangat dari Surabaya
Iya pak, salam kenal dingin dari Malang. Kebetulan, hari ini cuaca lagi dingin 🙂