Kickfest 2015: Ajang Meraup Untung, Tapi Kurang Satu Hal

Sandi Iswahyudi

kickfest 2015 malang sandi iswahyudiKami kalau ikut pameran, selalu untung. Apalagi kalau di Malang, hujan atau panas tetap ramai,” kisah ketiga pegawai di stand Crush EXP asal Sleman Yogyakarta saat mengikuti Kickfest 2015 The Journey.

Bagi Mas Oki pegawai Crush EXP, warga Malang memiliki minat yang bagus terhadap fashion, daripada Surabaya.  Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Pak Fajar Hutomo dari Badan Ekonomi Kreatif saat talkshow Kickfest 2015 Malang di Ria Djenaka (1/9/2015), “Malang itu jadi digital startup kedua setelah bandung, karena perkembangan film, aplikasi, digital dan musiknya.”

Saya kemarin ke Kickfest Malang hari Sabtu (5/9/2015), dari pukul 14.00 s/d 16.00-an. Saya ke sini sendirian, jadi bisa bebas tanya-tanya serta foto-foto sepuasnya. Saat itu saya tertarik dengan salah satu stand, Crush EXP namanya.

Saya mulai tertarik, saat melihat gelang tangan dengan warna yang beragam dipajang di depan stand mereka. Kemudian saya mengabadikan jejeran gelang yang menjadi model kekinian anak muda, lewat foto.

Memang model gelang di sini, menurut saya lebih beragam jenis dan warnanya. Sehingga ketika orang melihat dari jauh sangat menarik hati ingin melihat-lihat hingga memilikinya.

Saya bisa berkata seperti ini, setelah berkeliling di seluruh stand. Saya menemukan ada beberapa stand yang menjual, namun jenis dan warnanya monoton. Beda dengan yang ada di Crush EXP, jenis bahan dan warna gelangnya warna-warni.

Saat itu saya tidak beli, namun lebih suka memfoto. Sebab saya lebih suka jam tangan untuk dijadikan gelang ditangan 😀

Kalau adik saya ternyata suka menggunakannya. Ini saya tahu, saat Minggu (6/9/2015) saya perlihatkan foto-foto di Kickfest kemarin. “Bagus-bagus mas, saya tidak dibelikan,” ucap Alfi dengan nada kesal. Bukannya saya pelit sih, tapi karena saya tidak tahu, kalau dia suka gelang model seperti itu.

Setelah puas memfoto kumpulan gelang yang tampak eksotis dengan warna yang beragam. Saya pun masuk ke dalam dan menemukan tiga orang pegawainya. Mereka ramah-ramah dan akhirnya, saya memutuskan untuk bincang-bincang lebih jauh.

Apalagi saat ada satu duduk tersisa, yang tidak terpakai. Pikir saya, wah kesempatan nih buat istirahat sejenak dan ngobrol-ngobrol 🙂

Crush EXP: 20 menit sudah hasilkan Rp 600.000,-. Satu hari Rp 15 juta

Kami terus berkreasi mas. Bos kita terus merangsang kami untuk ikut memberikan masukkan terbaru untuk model di Crush EXP.

“Apa nih model terbaru kita?” kisah Mas Vian pegawai Crush EXP saat menirukan perkataan bosnya.

Itulah salah satu strategi yang dilakukan oleh Crush EXP dalam bertahan hingga memenangkan persaingan pasar. Memang dalam berwirausaha, harus terus berkreasi mengeluarkan produk-produk terbaru. Jika tidak seperti itu? Usaha pasti akan segera gulung tikar.

Sambil bincang-bincang, saya suka melihat keadaan sekitar. Yang menarik, ternyata dalam waktu ± 20 menit sudah terjadi transaksi sebesar Rp 600.000,-. Hebat bukan, itu cuma 20 menit saja?

Yang bikin kaget lagi, saat Mas Vian pegawai Crush EXP bilang, perhari biasanya dapat ± Rp 15 juta mas.

Pemiliknya masih muda dan berdayakan masyarakat sekitar

Saya selalu senang dan mendukung penuh, ketika ada anak muda berwirausaha dan mereka memberdayakan masyarakat sekitar.

Seperti itulah Crush EXP, dua pemiliknya masih muda-muda yakni, Sigit Purnomo (1990) dan Achit Riyadi (1989). Mereka memberdayakan masyarakat sekitar dan teman-temannya sendiri.

Seperti ketiga pegawainya yang saya temui di Kick Fest 2015 kemarin, satu sama lain adalah teman dekat.

Dalam hal model, Crush EXP terus berkreasi, mengikuti perkembangan pasar, dan fashionable. Mereka menjual mulai dari sepatu, celana hingga topi.

Black Lemon: mengolaborasikan seni dan desain

Stand lain yang menarik hati saya, saat mengunjungi Black Lemon. Stand ini mengolaborasikan seni dengan desain. Alhasil desain-desain kaos yang mereka hasilkan beda dan keren-keren.

Bagi yang suka seni seperti saya, sejak pandangan pertama pasti langsung tertarik ingin segera membeli. Namun berhubung keuangan saya lagi terbatas, jadi tidak membeli dahulu :).

Alhasil saya mengabadikan desain-desain kaos mereka yang keren lewat foto. Saat ke sini, saya pun melihat cewek-cowok sedang memilih-milih kaos yang pas.

Kickfest 2015: ajang meraup untung finansial, ide, hingga jejaring

Dua di atas adalah salah satu contoh usaha fashion brand lokal. Saya yakin pasti sebagian besar brand mendapatkan keuntungan ketika mengikuti Kickfest 2015 di Malang kemarin.

Dikarenakan dari panitia sudah mengemas acara sedemikian rupa. Mereka menyandingkannya dengan band-band hingga DJ, membuat tiap harinya banyak pengunjung yang datang.

Pasti, bukan hanya keuntungan finansial semata yang didapatkan. Melainkn ide, konsumen baru, hingga jaringan untuk mengembangkan bisnis.

Ada satu kekurangan yang tidak terlihat, tapi berdampak besar

Kickfest 2015 berjalan luar biasa. Rata-rata pengunjung ke sini membawa 1-5 tas belanjaan, dengan berbagai brand.

Setelah saya tanya-tanya dan melihat beberapa brand yang ikut di Kickfest 2015 lewat media sosial. Menurut saya, ada satu kekurangan yang tidak terlihat namun berdampak besar. Yaitu, masih ada sebagian brand yang belum tahu dan sadar bagaimana dampak media sosial terhadap usaha mereka.

Mereka punya media sosial mulai dari instagram-twitter. Namun banyak yang belum dioptimalkan. Padahal, Indonesia menjadi salah satu negara dengan pengguna internet terbesar di dunia.

Ya, walaupun ada beberapa brand tanpa menggunakan media sosial untuk mengedukasi-promosi sudah bisa merambah pasar nasional. Tapi, ketika mengoptimalkan media sosial, tentu omset mereka akan melesat.

Ketika omset melesat, tentu juga berdampak pada kesejahteraan pegawai hingga pembukaan lapangan pekerjaan baru.

Brand-brand besar di Indonesia pun, sekarang juga sudah aktif menggunakan media sosial untuk untuk mengedukasi-promosi produk-produk mereka. Walaupun mereka sudah promosi via iklan TV/media cetak. Promosi di media sosial itu gratis, namun dampaknya sungguh luar biasa.

Harapan dan saran untuk Kickfest selanjutnya

Sebagai blogger dan anak muda yang mendukung usaha kecil menengah. Saya memiliki harapan dan saran untuk Kickfest kedepannya. Entah ini akan didengar atau tidak, saya tidak ambil pusing.

Namun ini menjadi salah satu bukti kepedulian saya pada kegiatan positif seperti Kickfest.

Kickfest ini bagus. Harapan saya, pameran seperti ini diadakan secara konsisten. Melalui ini bukan hanya brand yang ikut pameran untung. Namun juga bisa memberikan energi positif bagi pengunjung khususnya anak muda, untuk berwirausaha/terjun di dunia kreatif.

Sedangkan saran saya kedepannya, ada dua poin.

Pertama selama acara ada lomba di media sosial setiap/beberapa stand

Lombanya bisa di instagram, blog/media sosial lainnya. Lewat lomba seperti ini, acara-brand yang mengadakan lomba dikenal masyarakat luas.

Dampak bagi brand bukan hanya jangka pendek namun jangka panjang. Apalagi, ketika informasi tersebut menjadi banyak yang membaca-menyebarkannya di media sosial.

Kedua ada semacam talk show tentang pentingnya pengoptimalan media sosial

Brand sebesar Kebab Turki Baba Rafi yang sudah skala internasional saja. Mereka masih menggunakan media sosial mulai dari instagram-twitter dalam mengedukasi hingga promosi produk-produk mereka.

Artinya di sini, mereka sadar akan pentingnya media sosial dalam mengenalkan hingga mengembangkan bisnis. Hal ini saya tahu, ketika 6 Agustus 2015 dalam Pameran Produksi Indonesia, Mbak Nilam Sari owner Kebab Turki Bara Rafi memberikan salah satu kunci keberhasilan usahanya, adalah dengan pengoptimalan media sosial.

Melihat fakta ini, dengan diperkuat wawancara saya terhadap beberapa brand di Kickfest 2015. Saya rasa perlu, kedepan, ada semacam talkshow tentang pengoptimalan media sosial dalam melejitkan omset usaha yang diikuti oleh peserta brand-brand Kickfest.

Brand besar baik Indonesia-luar negeri, sudah menggunakan media sosial untuk edukasi hingga promosi. Apalagi brand kecil menengah asli Indonesia?

Salah satu tujuan besarnya menggunakan media sosial secara optimal, adalah untuk mengenalkan brand lokal pada masyarakat Indonesia.

Bagaimana menurut Anda, terkait saran saya? Apakah Anda sepakat?

Baca juga:

Sandi Iswahyudi

Senang menulis sisi positif kehidupan dan berbagi catatan digital marketing. Memiliki usaha salah satunya jual Alquran grosir

7 pemikiran pada “Kickfest 2015: Ajang Meraup Untung, Tapi Kurang Satu Hal”

  1. Setujulah saya aama tulisan ini
    Ide kreatif itu harus diwujudkan lalu perkenalkan kepada publik melalui berbagai media termasuk medsos

  2. permaslahannya mas, bagaimana cara mengoptimalkan media social nya masseperti instagram ,
    boleh dong pencerahannya?

  3. Kalau lewat IG kita bisa gunakan hastag, kemudian foto2 yang bercerita dan bagus. Yang nanti si foto share ke sosmed twitter atau FB. Lebih bagus lagi mengundang blogger untuk meliput

Komentar ditutup.

Open chat
Halo

Ada yang bisa dibantu?