Kupetik mawar indah itu, dengan kedua tangan yang telah diberikan penahan sakit dari duri-duri tajam oleh Sang Pencipta.
Dia merestui untukku petik, dan menjadi teman perjalanan.
Hadiah ini kupersembahkan manis untukmu yang memesona. Atas berkat kemurahan dan kemaha baikkan Allah, yang menjadikan diri ini mampu memberikan sepucuk surat dan cincin manis ditanganmu.
Tak terbayangkan sebelumnya, diri ini mampu melangkah sejauh ini.
Membawamu berjalan, berlari bahkan terbang jauh menyusuri sawah, jalan berliku, sungai, tetumbuhan hingga bangunan menjulang tinggi.
Sesungguhnya semua ini, datang dariNya. Alhamdulillah Allah berikan kemudahan bagiku untuk bisa memberikan bingkisan manis ini untukmu.
Jangan lihat atau bandingkan dengan tanaman lain! Tapi fokuslah pada apa yang ada di depanmu. Pada apa yang engkau terima.
Sadarlah bahwa segala sesuatu sudah ada takdirnya. Segala sesuatu merupakan hadiah terbaik dari Sang Maha Baik.
Sebagaimana aku, juga belajar untuk mengendalikan diri dengan memakai kaca mata syukur.
Hidup adalah ujian. Tiap orang memiliki takdir masing-masing.
Ketika kufokus padamu, masyaa Allah, Ar-Rahman hadirkan banyak hidangan hikmah manis.
Wahai dirimu yang lembut hatinya, yang selalu mendoakan dan menyemai tulus generasi penerus. Yang selalu merawat dan memandang sejuk, bibit-bibit tetumbuhan yang tumbuh subur.
Yang menyakini dengan sepenuh hati jika tunas-tunas itu akan tumbuh besar dengan baik menjadi oase kehidupan bagi sekitar. Menghadirkan kesejukan, senyuman, kebahagiaan, hingga jalan sejati menuju tempat kembali abadi.
Aku yang hina ini, begitu bersyukur atas takdir yang telah Dia tentukan. Menyusuri bumi Allah bersamamu. Alhamdulillah.
Kuberharap, semoga kita abadi hingga berkumpul di tempat indah yang dirindukan semua orang.
Selamat menikmati ragam sajian jamuan kasih sayang Allah.
Alhamdulillah
31/10 (Malam, Bandung)