Buku Mindset Carol S. Dweck, PH.D: Membuat Anda Sukses dengan Memahami Kekuatan Pola Pikir — Apakah Anda pernah mendengar jika pikiran kita seperti bongkahan salju? Artinya hanya sedikit potensi yang bisa kita maksimalkan. Sedangkan persentase terbanyak kita belum maksimal?
Ya, saya pun sampai sekarang, ingin sekali bisa memaksimalkan potensi pikiran. Ingin bisa mengetahui hingga menggunakan dengan maksimal potensi yang ada.
Alhamdulillah kemarin saya mendapatkan jawabannya, dengan membaca buku Mindset: Mengerti Kekuatan Pola Pikir untuk Perubahan Besar dalam Hidup Anda, karya Carol S. Dweck, PH.D.
Sebelum lanjut, untuk pemesanan bukunya bisa langsung hubungi -> 085.755.711.079
Lewat baca buku ini, saya mendapatkan sesuatu yang selama ini saya cari. Bagaimana memaksimalkan potensi pikiran, sehingga saya bisa menjadi seorang sekelas Einsten, Mozart, atau orang sukses lainnya.
Ternyata setelah saya baca bukunya, saya bisa jadi orang sukses sekelas Einsten. Atau apa pun itu, semua bergantung pada pola pikir/mindset yang kita bangun.
Uniknya mindset ini juga membuat kita gagal. Maksudnya mungkin Anda pernah bertemu dengan orang yang menganggap dirinya gagal bukan? Menganggap dirinya tidak akan bisa sukses?
Ya itu semua akibat dari mindset yang dibangun.
Ada juga orang yang selalu optimis sukses, walau dari kaca mata kita, dia gagal. Tahu maksudnya? Contoh paling gampangnya, kalau Anda memiliki teman pengusaha sukses. Pasti Anda akan mendapati banyak kegagalan yang telah dia lakukan.
Tapi dia memprogram dirinya, menanamkan dalam mindset-nya, bahwa dia sukses, dia berkembang, dan kegagalan adalah suatu proses yang harus dijalani. Alhasil dia menjadi orang yang selalu optimis dan berkembang.
[td_block_ad_box spot_id=”custom_ad_3″]
Sekali lagi, sukses tidaknya kita, optimis atau pesimisnya kita, bergantung pada mindset yang kita program. Jadi jangan main-main dengan hal ini.
Ada dua mindset. Anda yang mana?
Pandangan yang Anda adopsi untuk diri Anda sangat memengaruhi cara Anda mengarahkan kehidupan (hal 5).
Dari baca buku ini, saya jadi tahu, jika ada dua jenis mindset, yang dampaknya begitu luar biasa bagi kehidupan.
Pertama mindset tetap (fixed mindset) yaitu percaya bahwa kualitas seseorang sudah ditetapkan.
Sedangkan mindset yang berkembang (growth mindset) yaitu didasarkan pada kepercayaan bahwa kualitas dasar diri dapat diolah melalui upaya-upaya tertentu.
Apa perbedaan keduanya?
Ciri-ciri golongan mindset tetap:
- Percaya jika kualitas hidup seseorang sudah ditetapkan sejak lahir.
- Percaya jika nilai IQ diri mengungkapkan seluruh kisah tentang siapa diri sebenarnya (hal 6)
- Dalam memandang kegagalan, mindset ini mengeneralisir dirinya, padahal kesalahan yang dilakukan hanya kecil. Seperti seorang mahasiswa yang dapatkan nilai C dari tugas makalah. Kemudian dia mengatakan dirinya, tolol, sial, dan gagal (hal 8-9)
- Tidak percaya dengan konsep usaha (hal 11)
- Mindset ini membuat Anda prihatin dengan bagaimana Anda akan dinilai orang lain (hal 17)
- Mentransformasikan dari sebuah tindakan menjadi identitas. Misalnya saya gagal—sebuah tindakan—menjadi identitas−saya adalah orang gagal (hal 45).
- Mereka menganggap, usaha hanya dibutuhkan untuk orang-orang yang memiliki banyak kekurangan (hal 59).
Ciri-ciri golongan mindset berkembang
- Kualitas diri dapat dikembangkan dengan upaya-upaya tertentu
- Orang mindset ini percaya, bahwa dia bisa menjadi siapa pun/apa pun (hal 7)
- Selalu semangat untuk mengembangkan diri dan tetap melakukannya, sekalipun ketika keadaan tidak berjalan dengan baik (hal 8)
- Menikmati kegagalan dan proses
- Mindset ini membuat Anda fokus dengan upaya peningkatan (hal 17)
- Tidak terganggu kinerja walau stereotip ditempelkan pada dirinya (hal 110)
Anda berada di mindset mana? Jika berada di mindset tetap segeralah berubah. Ya segeralah berubah.
Pesan penulis, “Anda dapat mengubah mindset Anda (hal 17).”
Apa bukti pentingnya mindset berkembang?
Sampai membaca poin ini, apakah Anda belum yakin pentingnya mengetahui mindset kemudian memaksimalkannya?
Ok saya akan rangkuman beberapa tokoh yang oleh penulis di halaman tujuh disebutkan memiliki mindset berkembang.
Pertama Ben Hogen, salah satu pemain golf terbesar sepanjang sejarah, sama sekali tidak bisa bermain golf ketika masih kanak-kanak.
Kedua Cindy Sherman, fotografer yang selama ini berada dalam setiap daftar seniman terpenting abad ke-20. Ternyata pernah gagal menjajalani kursus fotografi pertamanya.
Ketiga Geraldine Page, salah satu aktris terbesar, pernah dinasihati untuk berhenti karena dianggap tidak berbakat.
Keempat pada 1995, Christopher Reeve, aktor pemeran Superman, terlempar dari atas kudanya. Lehernya patah, sumsum tulang belakangnya terpisah dari otaknya. Ia mengalami kelumpuhan total dari leher ke bawah. Ilmu kedokteran bilang, “Maaf Anda harus mengerti keaadaan Anda.”
Tapi apa yang dilakukan oleh Christopher Reeve, ia memulai program pelatihan berat yang menggerakkan seluruh bagian tubuhnya yang lumpuh dengan bantuan stimulasi elektrik.
Walau di awal para dokter mengingatkan untuk tidak melakukannya, karena hanya akan mengalami kekecewaan.
Tapi Reeve tidak putus asa. Ia konsisten lima tahun dipelatihan ini. Akhirnya, ia bisa bergerak kembali (hal 29-30).
Kelima Michael Jordan, pebasket legendaris, berkata, jika kesuksesan berasal dari pikiran. Ketangguhan mental dan hati jauh lebih kuat daripada keunggulan-keunggulan fisik yang mungkin Anda miliki (hal 125).
Keenam Wilma Rudolph, yang dielu-elukan sebagai wanita tercepat di muka bumi setelah memenangi tiga medali emas untuk lari cepat dan lari estafet pada Olimpiade Roma 1960. Ternyata ia dilahirkan sebagai bayi prematur, anak ke-20 dari 22 bersaudara. Ia selalu sakit-sakitan ketika masih kanak-kanak.
Bahkan saat berusia empat tahun, ia hampir meninggal akibat perjuangan panjang melawan radang paru-paru ganda dan polio, yang mengakibatkan kaki kirinya nyaris lumpuh.
Jadi, sekarang segera ketahui Anda mindset yang mana? Jika mindset tetap, segeralah berubah ke mindset berkembang.
Tentang buku Mindset karya Carol S. Dweck, PH.D
Buku ini bukan teori, melainkan hadir dari pengalaman panjang, dan telah banyak dirasakan manfaatnya oleh khalayak.
Setahu saya, masih belum ada buku yang menjelaskan mindset semacam ini dan menunjukkan kepada khalayak cara menggunakannya dalam kehidupan.
BACA JUGA: (+Video) YukHijrah #5: Lihat Sejenak, Kabar Saudara Kita Seaqidah di Bumi Syam Suriah
Buku setebal 391 halaman dengan delapan bab, akan membuat Anda segera memahami hal-hal besar—dalam bidang sains, seni, olahraga, dan bisnis—dan hal-hal biasa dalam kehidupan sehari-hari.
Menariknya, ditiap bab, akan ada kisah-kisah riil, baik yang diambil dari berita-berita media maupun yang didasarkan pada kehidupan dan pengalaman pribadi penulis.
Sehingga membuat pembaca, semakin memahami tentang kedua mindset ini.
Kemudian ditiap akhir bab, penulis memberikan petunjuk yang bisa diterapkan, seperti cara-cara untuk mengenali mindset yang menuntut hidup, untuk memahami cara kerjanya, dan mengubahnya bila perlu.
Asyiknya lagi, bahasa yang digunakan mudah dipahami. Penulis tidak menggunakan bahasa baku.
Alhasil, menurut saya, buku ini wsajib untuk Anda baca dan miliki. Sebab lewat buku ini, Anda akan menemukan jalan memanfaatkan mindset, dan meraih kesuksesan.
Bagaimana, siap?