Malam telah menjadi teman saya, menjelajahi kehidupan. Malam juga menjadi teman bagi para traveler.
Ada kalanya saya melihat malam yang indah dan menawan. Itu saat malam berhias gemerlap bintang. Ditemani dengan suara hewan-hewan malam yang merdu.
BACA JUGA: 5 Romantika Perjalanan Dari Batu-Samarinda, Menjadi Pembicara di Universitas Mulawarman
Ada kalanya malam begitu gelap pekat. Itu kondisi saat saya lupa dengan hakikat kehidupan. Saya lupa akan diri saya, akan kewajiban dan hak tubuh. Saat saya lebih mengikuti kehendak nafsu. Malam seperti itu begitu gelap dan menakutkan.
Seandainya pada kondisi seperti itu, saya dipanggil Tuhan. Apakah saya siap dengan bekal yang ada sekarang? Apakah saya siap bertemu dengan Tuhan dan nabi saya?
Ada juga malam pekat, saat tak ada rembulan di langit, tapi yang membuatnya semakin pekat hati kita sendiri.
Hem…
Ada kalanya saya bertemu dengan malam yang merindukan dan menyejukkan. Saat saya mampu membasuh muka dengan air suci-Nya. Saat saya bisa membasahi mulut dengan lantunan pada-Nya. Saat dahi ikhlas bersujud pada-Nya. Pada saat itu sejuk dan menentramkan hati.
BACA JUGA: Coban Supit Urang Malang: Jangan Ke Sini! Hanya Untuk Pemberani
Rasanya… momen itu lebih berharga dari dunia seisinya.
Saya pikir-pikir lagi iya juga, ketentraman hati tidak akan bisa dibeli dengan uang. Walau kita kaya raya, tapi hati tak tentram, juga tak ada gunanya.
Malam yang biasanya menakutkan namun menjadi sejuk dengan dekat pada-Nya. Ada kalanya, malam tak berarti apa-apa. Saat saya terdiam melakukan sesuatu yang dibutuhkan tubuh dan jiwa.
Saat saya hanya menatap kosong supir angkot, penjual nasi goreng, dan masyarakat yang berjalan.
BACA JUGA: Taman Rekreasi Selecta Kota Batu, Si Tua yang Tak Menua
Lewat tiap langkah di kala malam. Lewat angkutan kota, melangkahkan kaki menembus dingin, atau sorotan tajam dari sebuah jendela kereta api. Saya sebagai seorang yang suka jalan-jalan, selalu mendapatkan pelajaran dari malam.
Apakah Anda juga mendapatkan pelajaran? Pelajaran apa yang Anda dapatkan dari malam?
Ditulis, saat naik angkutan kota BL (Batu-Landungsari) pukul 7-an malam di samping supir.
Kalau malam datang, apalagi bulan ramadhan, selalu terpikir,
PAdahal udah malem tapi kok rasanya masih sore. Apalgi sejuk pas malem2 dengerin lantunan ayat suci alqur’an
Hehe iya mbak, menentramkan 🙂
Asik ya baca tulisannya mas sandi, saya udah lama nggak nulis dengan bentuk kontemplasi seperti ini. By the way, malam-malam itu memang asik untuk para intovert ‘nge-charge’.. 😀
Malam di Ramadan, selalu punya cerita yg menyejukkan…
dan selalu nikmat untuk dinikmati
hehe, buat siapa saja asyik ko mas 🙂 terpenting menikmati saja hehe.
malam di bulan Ramadhan dpt pelajaran banyak, waktu buat nyiapin sahur keluarga 🙂
kalau malam untuk hari biasa, saya dpt pelajaran hrs terus bersabar sbg ibu, sambil ngeliatin wajah anak2 yg pulas tertidur
iya mbak, banyak pelajaran yang bisa kita ambil.