Pengalaman Pertama Kali Menginap di Eren Homestay Kota Batu, Sensasi yang Tak Didapatkan di Villa dan Hotel

Sandi Iswahyudi

Eren Homestay kota batu
Halaman depan Eren Homestay. Jika malam dan pagi udaranya dingin

Tak selamanya yang lahir di suatu daerah. Akan mengetahui banyak hal di suatu daerah tersebut.

Termasuk saya, hihi 🙂 . Sampai hari ini saya belum pernah merasakan homestay. Ya, walau beberapa tahun terakhir, saya tahu dari informasi warga sekitar rumah. Jika di Kota Batu, homestay telah menjamur.

Dan terutama pada hari-hari besar, seperti malam tahun baru, semua homestay penuh.

Alhamdulillah Jumat (11/11) saya merasakan pertama kali menginap di Eren Homestay.

Saya akan ceritakan ditulisan ini. Siapa tahu memberikan informasi bagi rekan-rekan yang nantinya berencana ingin bermalam di Kota Batu/daerah lainnya.

Begini ceritanya

Jumat kemarin saya mengikuti kopdar Blogger Malang di Warung Khas Batu di Jl. Sultan Agung No.29, Sisir, Kec. Batu, Kota Batu, Jawa Timur 65314 dekat dengan wisata Museum Angkut. Di sini kami berbincang-bincang dari sore sampai malam setelah shalat isya.’

Selanjutnya saya dan empat orang teman—Faqih, Mas Richo, Mas Selamet, Mas Endrita—menginap di Eren Homestay yang lokasinya di Jalan Tvri No.11, Oro-Oro Ombo, Batu, Kota Batu, Jawa Timur 65316 daerah sekitar wisata BNS (Batu Night Spektakuler). Tapi tidak tepat di pinggir jalan raya.

Kita harus memasuki jalan lagi sekitar lima menit dengan berkendara ke homestay-nya. Walau lokasi agak jauh dari jalan raya. Tapi ada beberapa alasan yang membuat kami menyukai homestay ini.

Pertama suasana homestay-nya tenang, karena jauh dari keramaian kendaraan lalu lalang.

Kedua udara dingin, saya sarankan jika Anda ke sini, bawa jaket. Karena lokasi Eren Homestay berada di pinggir Gunung Panderman.

Di pagi hari, keluarlah. Anda akan melihat pemandangan indah yang menyelimuti Gunung Panderman.

Ketiga merasakan suasana desa. Lokasi homestay-nya berada di sekitar rumah warga. Sehingga bagi Anda yang suka atau memiliki memori desa, akan merasakan semacam kerinduan mendalam.

Di mana pun berada, dalam bentuk dan status apa pun. Kita akan tetap rindu dengan suasana desa.

Ternyata homestay asyik juga

Ada sensasi, pengalaman, dan rasa yang tak didapatkan ketika kita menginap di villa dan hotel.

Alhamdulillah sampai hari ini, saat traveling ke beberapa daerah di Indonesia, saya sudah merasakan hotel, villa, dan tentu saja kos-kosan hehe.

Semua itu memberi suasana dan memori yang saling melengkapi. Sehingga membuat diri, terus bersyukur dan tak pernah mengeluh.

BACA JUGA: Menikmati Villa Habitat Hyarta di Yogyakarta, Seperti Rumah Sendiri

Ternyata menginap di homestay itu asyik juga. Iya gak? Bagi Anda yang mungkin belum pernah merasakan menginap di homestay, tidak ada salahnya untuk mencoba sensasinya.

Dan ini asyiknya menurut saya.

Pertama, murah meriah.

Harga Eren Homestay, per malam jika hari biasa cuma Rp 400.000,- weekend Rp 500.000,- sedangkan hari besar seperti natal dan tahun baru Rp 1.000.000,-. Harga yang terjangkaukan?

Bandingkan jika kita menginap di hotel, dengan misal harga terendah Rp 250.000,- s/d Rp 300.000,-. Itukan maksimal cuma buat dua orang saja.

Jika di homestay harga di atas sudah bisa untuk minimal enam orang. Kalau kita bagi Rp 400.000 ÷ 6 hasilnya 67.000/orang. Terjangkau bangetkan?

Toh bedanya di hotel sama homestay hanya pada kemasan dan fasilitas saja. Kalau kebersihan dan pelayanan tentu sama.

Di Eren Homestay tempatnya bersih, pelayanannya enak, dan kita juga bisa memesan menu yang sudah disediakan. Masakannya juga enak dan khas pedesaan. Tambah rindulah sama desa, uhuk 🙂 .

Kemarin, saat pagi kami makan dengan ikan, sayur krawu, tempe, dadar jagung, sambal, dan mentimun.

Nikmat saya suka sama sambalnya. Sayang kemarin sambalnya cuma sedikit hihi.

Kedua mendekatkan yang jauh

Mendekatkan yang jauh. Merekatkan yang dekat. Uhuk … menginap di homestay kita akan dapatkan seperti kutipan di atas, “Mendekatkan yang jauh, merekatkan yang dekat.” Kenapa ini bisa terjadi?

Satu homestay bisa kita gunakan untuk minimal enam orang, lebihnya terserah kita, asal nyaman saja.

Terus tentu saat di homestay itu, kita gak langsung tidur bukan? Kalau kayak di hotel, hehe. Pasti kita akan ngobrol panjang lebar bersama teman, saudara/keluarga.

Seperti kami kemarin, tak langsung tidur, tapi berbicara banyak hal. Mulai dari teknologi hingga apa yang bisa kita lakukan untuk sekitar. Saya kemarin sampai tidur sekitar pukul 1.00 WIB. Sedangkan teman-teman yang lain, lebih dari itu sepertinya.

BACA JUGA: Tak Sekadar Merasakan Kuliner Es Tempo Dulu Pak Said Kota Batu

Momen semacam ini, malah bagi saya, akan menghasilkan sesuatu yang selama ini belum kita tahu dan pikirkan. Di mana kemudian akan hasilkan suatu gerakan bersama.

Itu kalau bagi saya. Tentu berbeda jika nanti Anda yang merasakannya.

Tapi poin yang saya garis bawahi, homestay menjadi tempat yang pas untuk meramu menjadi dekat dan visioner. Serta tentu saja, mengirit akomodasi 😀

Ketiga mengenal kehidupan sekitar

Jika Anda punya jiwa traveling dan suka menulis. Menginap di homestay akan berikan warna berbeda pada pengalaman dan tulisan Anda.

Pagi hari, kami jalan-jalan untuk melihat kehidupan sekitar dan merasakan suasana sejuknya Kota Batu di pagi hari.

Kami ke petani stroberi yang stroberinya sedang rusak, karena hujan yang terjadi secara intens beberapa hari. Kami tanya-tanya di sana sambil foto-foto.

Terus saya bisa melihat warga yang beraktivitas ke ladang-ladang mereka. Ada yang nenek-nenek dengan semangat luar biasa beliau melangkah menuju ladang di kaki Gunung Panderman.

Kemudian beberapa teman lainnya, bermain dengan adik-adik di sana. Bersenda gurau, berbagi senyum, dan tawa dengan mereka.

Ini membuat saya, dan tentu teman-teman yang lain mendapatkan banyak hal indah yang bisa direkam, diabadikan, dan ditulis.

Kelebihan yang sepertinya jarang ada di villa atau hotel. Homestay, seperti rumah sendiri. Pengunjung seperti warga desa. Sehingga kami mudah diterima oleh warga.

Menginjak siang, setelah makan dengan menu spesial. Kami pulang membawa beribu kenangan dan kisah yang ingin diabadikan-diceritakan.

Memori kenangan saat kecil di desa kembali menyeruak dan esok, ingin sekali rasanya merasakan mengulangnya kembali.

Terima kasih Eren Homestay.

Informasi lengkap Eren Homestay Kota Batu

Pemesanan BBM: 5AB5107E  atau telepon: 081334338080

Harga hari biasa Rp 400.000,- weekend Rp 500.000,- dan hot season Rp 1.000.000

Fasilitas terdapat tiga kamar, air panas, dapur, teh, kopi, dan mie instan, serta di lantai dua, kita bisa manfaatkan untuk bakar-bakar.

Terdapat menu-menu spesial dan tradisional dengan rasa yang pas

Peta Lokasi Eren Homestay

Baca juga:

Sandi Iswahyudi

Senang menulis sisi positif kehidupan dan berbagi catatan digital marketing. Memiliki usaha salah satunya jual Alquran grosir

Tags

6 pemikiran pada “Pengalaman Pertama Kali Menginap di Eren Homestay Kota Batu, Sensasi yang Tak Didapatkan di Villa dan Hotel”

  1. Jadi kangen sama Batu, kota romantis berjuta kenangan. Tsaaahhhh… Sate kelinci, alun-alun, susu segar 😀

Komentar ditutup.

Open chat
Halo

Ada yang bisa dibantu?