Seri #9: Hikmah ke-6 dan ke-7 SSG 35 DT Tahap Bangun Diri

Sandi Iswahyudi

santri siap guna daarut tauhiid bandung
Santri Siap Guna (SSG) 35

Insyaa Allah empat pekan lagi diklat SSG 35 akan selesai. Apa yang aku dapat? Apakah ada perubahan dalam diri? Atau hanya kenangan, pemanis hidup atau gelar yang diperoleh?

Selalu ingat ini wahai diri, pertama investasi yang telah kamu keluarkan! Mulai dari uang, waktu, dan tenaga. Jangan sampai semua itu sia-sia belaka!

Kedua, setiap kejadian dalam hidup, memiliki hikmah. Tak ada sesuatu yang kebetulan, semua berkat izin Allah, dan setiap yang Allah lakukan, pasti penuh hikmah.

Oleh karena itu, tak mungkin tiga bulan pelatihan di Daarut Tauhiid Bandung, tak ada yang didapat.

Jika memang tak ada yang didapat, patutlah diri ini merenung, introspeksi, dan segera lakukan perbaikan.

Mumpung Allah masih beri kesempatan untuk berubah.

***

Pagi ini di langit Kota Bandung yang cerah, ditemani burung-burung berkicau. Saya kembali mengabadikan hikmah yang didapat di pekan ke-6 dan ke-7.

Walau dibuku tugas saya sudah tulis, namun saya tetap goreskan hikmah-hikmah itu diblog ini.

Niatnya, selain abadi, juga media untuk edukasi ke warganet. Saya berharap semoga dari tulisan tentang Santri Siap Guna (SSG) memberi manfaat-inspirasi.

Semoga angkatan selanjutnya lebih banyak anak-anak muda yang mengikuti pelatihan ini. Aamiin.

Pekan ke-6, membuka kunci

Setelah sebelumnya ‘tahap dobrak diri’ selesai dengan kami berkegiatan di Pusdikjas TNI AD, Cimahi.

Pekan ke-6 dan beberapa pekan ke depan, kami mulai masuk ke ‘tahap bangun diri.’ Fase di mana kami dibiasakan melakukan hal-hal positif yang baru.

Pengawal yang menarik dan saya ingat sampai sekarang adalah saat Sabtu malam materi diisi oleh seorang trainer yang menyukai olahraga sepeda, bernama Ust. Amri.

Bahkan saat itu beliau membawa dan bermain sepedanya masuk ke dalam ruangan. “Wow,” pikir saya waktu itu.

Beda dari yang lain, saya baru melihatnya.

Beliau menyampaikan materi tidak di dome, melainkan di ruangan tertutup. Salah satu sebabnya, supaya slide terlihat jelas dan kami bisa menangkap materi dengan baik.

Beliau menyampaikan materi dengan baik dan luar biasa. Kami bisa teriak, tertawa, bahagia, dan menyatu dalam satu frekuensi.

Lebih dari itu, beliau menyadarkan saya untuk tak terjerumus dalam lembah monoton/kenyaman.

Serta berani membuka gembok/benteng-benteng yang membuat saya nyaman atas sesuatu.

Ngeri memang, jika otak sudah terjebak dengan nyaman. Biasanya dampak yang terjadi, seseorang jadi takut melakukan sesuatu yang berisiko.

Beliau menjelaskan tentang banyak hal bagaimana sebaiknya diri melangkah ke depannya.

Di antaranya yaitu:

Pertama, mimpi

Pendobrak rasa takut, dan liar dalam berbimpi. Beliau menjelaskan, jangan pernah takut untuk bermimpi! Bahkan bermimpilah yang besar, sampai-sampai orang lain menertawakannya.

Jangan bermimpi yang kecil! Jika itu kita lakukan, sama saja dengan kita tak yakin dengan Allah, Yang Maha Besar.

“Plak.” Saya seperti tertampar oleh diri sendiri. Seolah diri saya berkata pada saya, “Sandi ingat, kamu bisa seperti sekarang, salah satunya lewat mimpi yang telah kau tulis. Maka jangan takut untuk bermimpi!”

BACA JUGA: Seri #8: Khusus Bagi yang Sedang Berjuang, Berhentilah Sejenak, Mari Berkontemplasi!

Beberapa hari setelah kegiatan ini, saya menuliskan mimpi-mimpi saya dan menempelkannya di dinding. Masih sedikit sih mimpi yang saya tulis, saya ingin menggenapkannya jadi 100. ?

Mimpi itu laksana kompas. Ia akan mengarahkan ke mana tujuan kita berada. Maka jika kita tak bermimpi, sama saja kita mengikhlaskan diri untuk terombang-ambil di lautan. Padahal jelas, tiap muslim diajarkan oleh Allah dan RasulNya, bermimpi jauh ke depan dan besar, yaitu masuk Surga Firdaus.

Kedua buat sesuatu yang beda

Kemarin beberapa kali beliau menunjukkan sesuatu yang beda tentang dirinya. Saya mengambil kesimpulan bahwa beliau melakukan ini agar tetap kreatif.

Kamu pasti tahu, jika kita melakukan sesuatu kontinu dan gak akan sentuhan yang beda, lama kelamaan sisi kreatif kita akan hilang.

Dampak yang terjadi biasanya gairah hidup menurun dan cepat bosan.

Oleh karena itu beliau menyarankan kepada kami agar membiasakan sesuatu yang kreatif. Misal biasanya pakai jam di tangan kiri. Maka cobalah untuk memakai jam di tangan kanan, dll.

BACA JUGA: Bersama Calon Penghafal Alquran dan Pengusaha di Daarut Tarbiyah Indonesia, Bekasi. Yuk Ambil Peran!

Kalau beliau sendiri, yang dilakukannya adalah bersepeda.

Yap, langkah semacam ini bisa merangsang ide, ilmu, hikmah, tetap kreatif, dll.

Saya biasanya, jika mulai merasa bosan menyerang. Saya akan berhenti sejenak dan melakukan kegiatan lain. Atau biasanya keluar dan melakukan traveling.

Intinya, kita harus tetap menjaga diri, agar kreatif tidak padam

Ketiga, keindahan sesuai pandangan kita

Bahagia atau tidak, indah atau jelek, semua itu tidak bergantung pada pandangan orang. Melainkan dari diri kita sendiri.

Oleh karena itu, mereka yang sudah mengerti akan konsep ini tidak akan terpengaruh oleh orang lain.

Misalnya orang lain memberi kata-kata negatif tak akan membuat dirinya jatuh. Ia akan tetap bahagia, sebab bahagia tidaknya seseorang bergantung dengan dirinya sendiri.

BACA JUGA: Khusus Kamu yang Mau Praktik! Berikut Cara Agar Kamu Bahagia Setiap Harinya

Inilah kunci  orang-orang hebat tetap tersenyum bahagia, walau di sekitarnya mencibir dan semacamnya

Pekan ke-7, belajar perang

Momen seru terjadi di pekan-7. Kami diajak untuk berperang seperti perang pertama umat Muslim, yaitu Perang Badar.

Tahukah kamu tentang kisah agung penuh hikmah tentang perang ini? Jika belum silakan tonton video di bawah ini. Insyaa Allah kamu akan dapatkan gambaran tentang perang ini.

Sebelum lanjut cerita. Kamu jangan berpikiran negatif dulu ya. Intinya, sudah disesuaikan ko dengan kondisi bagaimana perang versi SSG 35 ?. Cuplikan singkatnya kayak video di bawah ini:

Lewat kegiatan ini, saya mendapatkan beberapa hikmah di antaranya:

Pertama pentingnya mengikuti pemimpin

Awalnya sulit, ada rasa ingin memberontak. Tapi alhamdulillah itu tidak terjadi.

Sebab di bulan pertama pelatihan kami diajar untuk patuh pada pemimpin. Setia saat jadi pemimpin atau yang dipimpin.

Sehingga di pekan ke-7 tak ada niat untuk malas mengikuti pemimpin.

Agungnya Islam, jika kita berperang di medan yang sebenarnya tidak ada kerugian dan hanya ada dua pilihan, yaitu menang atau mati syahid.

Syaratnya tentu mengikuti instruksi pemimpin serta bertakwa kepada Allah.

Kedua perang adalah tipu daya

Beberapa kali mendengarkan kisah peperangan Rasululullah, dijelaskan jika perang itu adalah tipu muslihat.

Maka di dalam kondisi perang, umat muslim boleh untuk berbohong.

Ketiga merasakan sedikit suasana

Hem… bagaimana ya perasaan para sahabat saat berada di medan perang? Kalau mendengar dari kisah sejarahnya. Mereka tak ada yang gentar. Mereka fokus pada menang/mati syahid.

Sebab janji Allah pada orang yang beriman di medan perang agung, yaitu dirinya akan masuk surga, yang luasnya seluas langit dan bumi. Allahu Akbar.

Maka ketika ada rasa takut dalam diri, obatnya adalah ingat Allah dan RasulNya. Keberanian itu akan menguat, dan takut menghilang.

Sebab jika bukan ajal, bagaimana pun kondisi kita saat berperang, kita tak akan mati.

Keempat sevibrasi

Pelajaran penting lain yang terus saya ulang-ulang dalam beberapa tulisan, adalah sevirabasi.

Penting saat ini dan seterusnya, kita mencari yang satu frekuensi. Dampaknya jelas, lingkungan berpengaruh terhadap diri kita.

Jika kita belum mampu mewarnai kertas yang hitam, maka jangan ke sana! Pilihlah kertas yang putih, agar tetap terjaga! Sebab kita tak tahu, pada kondisi dan tempat apa, kematian itu akan menyapa.

Selain itu, lingkungan yang sevibrasi juga akan memberikan energi untuk terus berada di jalan yang lurus. Mengingatkan dalam kebaikan, dan mengajak untuk terus menebar manfaat.

Jika kamu ingin jadi penulis, kumpullah dengan penulis. Jika kamu ingin jadi mereka yang mencintai Allah dan RasulNya, kumpullah. Dalam waktu yang tak lama, dirimu akan terwarnai sebagaimana lingkungan yang kamu pilih.

Oleh karenanya, berhati-hatilah, bijaklah dalam memilih!

Inilah kisah hikmah yang bisa saya petik di pekan ke-6 dan ke-7. Semoga manfaat.

Baca juga:

Sandi Iswahyudi

Senang menulis sisi positif kehidupan dan berbagi catatan digital marketing. Memiliki usaha salah satunya jual Alquran grosir

2 pemikiran pada “Seri #9: Hikmah ke-6 dan ke-7 SSG 35 DT Tahap Bangun Diri”

  1. Saya juga tertampar nih mas soal mimpi. Tahun ini belum nulis tentang mimpi sama sekali. Padahal biasanya di awal tahun saya nulis mimpi-mimpi saya. Dan setiap tahun pula satu-satu mimpi terwujud dari menuliskannya itu. Contohnya tahun kemarin saya bermimpi berangkat ke tanah suci, alhamdulillah… Allah izinkan.

    Jadi benar, jangan takut bermimpi

  2. Alhamdulillah.. makasih sudah berbagi kang, semoga saya juga punya kesempatan untuk bisa berangkat ke tanah suci

Komentar ditutup.

Open chat
Halo

Ada yang bisa dibantu?