Jika kamu dapat kesempatan ke Lombok, ada banyak pilihan masakan khas Lombok, yang wajib dicoba. Mulai dari ayam taliwang, plecing kangkung dengan sambal pedasnya, sate bulayak, hingga soto Lombok yang warnanya seperti rawon.
Tapi ini soto ya, bukan rawon ^_^
Perjalanan mengajarkan tentang rasa syukur menghargai perbedaan, fokus pada solusi bukan masalah, serta mengabadikan tiap rasa yang didapat.
Soto salah satu kuliner yang saya suka.
Alhamdulillah kemarin saat ke Lombok, NTB saya berkesempatan merasakan sedapnya soto khas Lombok di rumah Iko—teman asli Lombok.
Soto Lombok memiliki rupa yang beda dari soto yang beberapa kali saya nikmati yaitu, soto Lomongan.
Soto Lombok ini punya dua jenis: (1) soto daging sapi dengan warna kuah hitam, dan (2) soto daging ayam dengan warna kuah kuning.
Sedapnya Soto Lombok
Setelah berburu sunrise di Pantai Labuan Haji, Lombok Timur. Kami berburu soto di area pantai, sayangnya kami tidak menemukan yang menjual.
Akhirnya mobil yang membawa kami, melaju ke pasar dan alhamdulillah kami menemukannya. Iko pun turun dan memesan lima buah soto dibungkus, untuk dimakan di rumah supaya lebih nyaman.
BACA JUGA: Srabi Notosuman Ny. Handayani Menjaga Ke Khasan Sejak 1923
Walau sebenarnya menurut saya, sensasi yang dirasakan kurang. Tapi setelah saya nikmati, prasangka saya salah. Malah lebih nyaman dan lengkap dengan tambahan kerupuk rambak. Alhamdulillah…
Memang kalau masalah kuliner mah rasa gak pernah bohong.
Kami langsung ambil mangkok dan membukanya. Kesan pertama yang muncul, ko kayak rawon, hehe.
Sekadar kamu tahu, kalau di Jawa, kuliner rawon warnanya hitam dengan daging sapi juga.
Iko pun menjawab, tidak, ini soto khas Lombok. Isi daging sapi dengan kuah warna hitam. Kalau isi ayam warnanya kuning.
Saya amati rupa soto itu, sambil mencampurkan lontong dan kacang ke dalam mangkok yang sudah ada sotonya. Beda banget dengan soto Lamongan yang pernah saya makan.
Kalau soto Lamongan, punya kuah warna kuning mencolok dengan bau khas. Rasa kuah kuat, enak, gak pedas, dengan irisan daging ayam serta nasi. Jadi saya tinggal tambah sambal saja, supaya sotonya mantap ?.
Sedangkan kalau soto ini, pakai lontong, kacang tanah, kuah warna gelap, serbuk koya sangrai, ada kecambah, serta rasa kuah segar dan pedas. Nyam…
Iko mengatakan, jika di Malang makan soto pakai nasi biasa saja, tapi jika di sini bisa-bisa diketawain sama orang Lombok. Haha… yaya, tapi tetap nikmati ko soto pakai lontong itu.
Iyakan?
Kenikmatan yang beda
Nyam… kami menikmati kuahnya tiap sendoknya. Jelas beda, dan rasanya unik khas. Perpaduan yang sedap antara pedas, segar, ditambah dengan kacang, koya dan isian lainnya. Hem…
Jarang yang jual
Sesuatu yang istimewa itu, biasanya memang sulit untuk ditemukan/butuh perjuangan untuk mendapatkannya.
“Soto Lombok ini, salah satu ciri khasnya, dibumbu warna hitam, itu salah satu penguat soto sapi ini. Jarang juga yang jual. Kalau yang jual pasti di pasar, terus di desa-desa. Kalau di kota jarang,” terang Iko.
BACA JUGA: Alun-alun Kota Batu, Membuatku dan Wisatawan Ketagihan ke Sini Lagi
Jadi kalau kamu ke Lombok, ada baiknya mencicipi kuliner yang satu ini, selain plecing, sate bulayak, dan ayam taliwang.
Sip?
Semoga kita semua berkesempatan untuk menikmati kuliner khas Indonesia ya. Semoga kuliner dan keunikan lainnya, tetap lestari. Aamiin.
Reportase soto khas Lombok terbit di Harian Surya versi cetak dan versi online di sini